"Baik, Dokter Ajeng. Segera saya berikan sama Pak Budi."
"Baiklah kalau begitu. Sepertinya pekerjaan saya hari ini lebih mudah karena ada Mbak Naura yang baik hati bersedia merawat Tuan Keras Kepala ini. Ayo Mbok, kita keluar dari sini."
"Eh, iya, Dokter. Tapi, Mas Nosa belum sarapan."
"Tinggalkan saja di situ, Mbok. Nanti Naura yang akan menyodorkannya." Dokter Ajeng membereskan perlengkapannya. "Aku pamit dulu ya, Tuan Keras Kepala. Kali ini kalau kamu tidak mau menuruti saranku, benar-benar kukiri ke rumah sakit, lho."
Ancaman dengan mata mendelik dari Ajeng bukannya membuat Nosa ketakutan, tapi malah tertawa lemah.
"Terserah kamu. Aku hanya butuh tidur saat ini."
"Makan dulu, minum obat, lalu tidurlah!" perintah Ajeng dengan nada kesal.
"Siap, Bu Dokter yang cantik …," ucap Nosa lirih.
Ajeng meninggalkan kamar bersama Si Mbok. Tinggallah Nosa dengan Naura yang diam seribu bahasa. Kecanggungan begitu terasa di antara mereka.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com