[Arkan, sepertinya aku akan pulang tengah malam. Kau bisa tidur lebih dulu.]
Arkan menghela napas berat dan kembali memasukkan ponsel ke dalam saku. Dia menatap ring basket yang berdiri di hadapannya.
Malam ini Arkan sengaja datang ke lapangan, hanya untuk sekadar mengisi waktu kosong. Lusi masih di Cirebon, dan Jevon entah pergi ke mana.
Arkan kesepian. Dia mulai menggantungkan hidupnya pada Lusi. Semenjak mereka bersama, Arkan selalu dilanda rindu terus menerus pada wanita itu.
Suara bola memantul menggema, memenuhi lapangan dan sekitarnya. Arkan berulang kali memasukkan bola ke dalam ring dengan mudah. Ah ... namanya kapten, tidak mungkin meleset begitu saja.
"Arkan."
Sayup-sayup Arkan mendengar suara seseorang. Pria itu berbalik. Air wajahnya berubah dingin dan kembali memantulkan bola.
"Ar .... "
"Ada apa? Mengapa kau datang malam-malam?" tanya Arkan. Nada bicaranya terdengar dingin, persis seperti apa yang Arkan lakukan jika tengah mengobrol dengan orang baru.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com