webnovel

Lonely Moon

Ryan adalah seorang pemuda yang memiliki banyak permasalahan sejak masa kecilnya. Dia menghabiskan hidupnya untuk mencari makna dari kehidupannya. Sampai suatu ketika, Lisa yang merupakan teman SMAnya kembali lagi ke dalam kehidupannya. Hari-hari tenang yang dialami oleh Ryan pun berakhir. Permasalahan-permasalahan mulai bermunculan kembali di dalam kehidupannya. Belum lagi ada wanita lain yang bernama Bella juga ikut mewarnai kehidupan Ryan. Sampai pada akhirnya, dia pun membuat suatu pilihan yang merubah hidupnya selamanya.

AliefK · Teen
Not enough ratings
6 Chs

Chapter 5 - Perubahan

HIDUP

harus tetap dijalani. Seberat apa pun itu, suatu saat pasti akan memiliki arti. Itulah yang selama ini aku percayai. Seperti kata sebuah pepatah,

"Bahkan di dalam kesedihan pun, hidup ini memiliki arti."

Namun, sampai saat ini hal tersebut masih belum dapat ku lihat. Semoga saja pertemuanku dengan Bella dapat memberi arti di dalam hidupku ini. Karena kejadian malam ini, akhirnya aku dan Bella berpacaran. Aku baru menyadari perasaanku tersebut ketika Bella mengatakan kata-kata tersebut. Pantas saja saat ditanya oleh Lisa aku enggan menjawabnya karena aku masih belum mengerti apa yang saat itu kurasakan. Besok, saat event berlangsung, aku akan mengatakannya kepada Lisa.

Akhirnya hari esok pun tiba. Semua pekerjaan yang telah aku lakukan akan segera membuahkan hasil. Hari ini juga aku akan bertemu dengan Fery setelah sekian lamanya. Aku berharap kami dapat berkumpul dengan Lisa dan aku akan memperkenalkan Bella kepada Fery. Event akan dimulai nanti malam. Saat ini di kantorku, semua orang merasakan gelisah untuk menunggu malam tiba.

Malam yang ditunggu-tunggu pun tiba. Tim perusahaanku akan segera menuju ke venue. Sesampainya di venue, orang-orang sudah mulai memenuhi tempat tersebut. Aku pun segera turun dari mobil dan menghubungi Bella. Aku menanyakan dimana dia berada. Bella menjawab saat ini dia sudah bersama Lisa di podium A. Setelah mendapat balasan dari Bella, aku segera menuju kesana.

"Lis, sebentar lagi Ryan akan kesini." Info Bella kepada Lisa.

"Oh oke Bel." Jawab Lisa.

Tidak lama setelah itu, Lisa melihat Fery dari kejauhan sedang kebingungan. Karena rasa penasaran apakah itu benar Fery, dia akhirnya berniat menghampirinya. Ternyata Fery juga sudah memberi kabar ke Lisa kalau dia sudah pulang ke Indonesia dan akan hadir di event ini untuk kumpul bersama.

"Bentar ya Bel, sepertinya temanku juga akan datang." Ucap Lisa.

"Si Fery temannya Ryan juga." Lanjut Lisa.

"Oh oke," Jawab Bella.

Setelah itu Lisa menghampiri Fery.

"Fer.��� Sapa Lisa dengan menepuk pundak Fery.

"Eh Lisa, sudah lama ya tidak bertemu." Sapa Fery.

"Haha iya nih, sudah berapa tahun ya. Gabung kesana yuk sama temanku juga." Ucap Lisa sambil menunjuk ke arah kursi Bella.

"Oke." Jawab Fery sambil mengikuti Lisa berjalan dari belakang.

Saat berjalan menuju podium A yang lumayan jauh dari tempatku saat ini, HPku berbunyi. Setelah aku periksa chat dari siapa itu, ternyata chat tersebut berasal dari Fery. Dia mengatakan kalau saat ini sudah bersama Lisa. Aku pun segera bergegas menghampiri mereka.

"Bel, kenalin ini Fery." Ucap Lisa kepada Bella.

"Salam kenal Mas Fery, aku Bella temannya Lisa." Sapa Bella sambil beranjak berdiri dari kursinya dan menjabat tangan Fery.

"Iya salam kenal ya." Ucap Fery.

Setelah itu mereka berbincang-bincang untuk mengakrabkan diri. Saat itu Bella belum memberitahukan hubungan kami kepada mereka karena permintaanku. Aku ingin mengatakan hal tersebut sendiri kepada mereka.

Tiba-tiba Lisa berdiri.

"Kenapa kamu?" Tanya Fery.

"Mau ke toilet sebentar." Ucap Lisa sambil tergesa-gesa meninggalkan kursi.

Setelah Lisa meninggalkan kursi, Bella dan Fery masih berbincang-bincang. Bella tiba-tiba teringat tentang hubungan Ryan dan ayahnya. Didorong oleh keingintahuan yang besar, akhirnya Bella memberanikan diri untuk berTanya kepada Fery.

"Fer, kamu sudah lama berteman dengan Ryan?" Tanya Bella kepada Fery.

"Sudah dari kecil sih karena kami dulu bertetangga, kenapa?" Tanya Fery kembali.

"Maaf ya aku sedikit lancang, tetapi kenapa sih Ryan seperti membenci ayahnya?" Tanya Bella.

"Wah sorry ya aku tidak bisa ceritain." Ucap Fery.

Merasa kecewa dengan perkataan Fery dan karena penasaran yang sangat besar dirasakan oleh Bella, akhirnya Bella memberitahukan hubungannya dengan Ryan kepada Fery.

"Sebenarnya aku sudah berpacaran dengan Ryan, Fer. Aku hanya ingin lebih mengenal Ryan. Aku tidak mau melihat Ryan terus-terusan seperti ini." Ucap Bella.

Terkejut mendengar pernyataan itu, Fery akhirnya terdiam sebentar. Kemudian ia mulai berkata kembali.

"Sejak kapan kalian berpacaran, Ryan dan Lisa belum memberitahuku hal ini?" Tanya Fery.

"Baru kemarin malam, sebenarnya aku tidak boleh mengatakan ini dulu. Ryan ingin memberitahu kalian sendiri." Ucap Bella.

"Please, Fer. Aku ingin tahu kenapa Ryan menjadi pribadi seperti ini." Paksa Bella kembali.

Fery kemudian berfikir sejenak. Dia terdiam melihat Bella.

"Oke deh. Karena Ryan sudah memilih, aku akan menceritakannya. Tapi kamu harus berjanji jangan ngomong ke Ryan dan Lisa." Ucap Fery.

"Janji Fer." Jawab Bella dengan tegas.

Akhirnya Fery menceritakan semua masa lalu Ryan.

"Ryan sejak kecil selalu disiksa oleh ayahnya. Ayahnya saat itu adalah seorang pengusaha. Karena sedang mengalami masa krisis, tempramen ayahnya selalu buruk. Ayahnya melampiaskannya dengan menyiksa Ryan dan ibunya. Sejak Ryan kecil, ibunya sudah sering keluar masuk rumah sakit. Beliau mengidap suatu penyakit yang membuat tubuhnya menjadi lemah. Ryan sejak kecil juga jarang bermain dengan teman-temannya karena ia selalu menemani ibunya. Saat umurnya 6 tahun, kedua orang tuanya akhirnya bercerai. Ibunya menggugat ayahnya karena tidak ingin melihat Ryan terus-menerus disiksa. Sejak saat itu Ryan hanya tinggal bersama dengan ibunya, namun hal itu juga tidak berlaku lama. Ibunya pada akhirnya juga meninggalkan Ryan sendiri karena kalah dengan penyakitnya. Saat itulah aku pertama kali melihat Ryan menangis, saat kematian ibunya. Dia sangat menyayangi ibunya lebih dari apapun. Berbeda dengan impian anak-anak lain seumurannya yang ingin menjadi dokter, pemain sepak bola, bahkan astronot, impian Ryan saat itu adalah…"

Ketika Fery belum selesai bercerita, tiba-tiba Ryan menghampiri mereka. Ryan memukul pundak Fery dan membuat Fery serta Bella sangat terkejut.

"Wah Sudah lama tidak bertemu Fer." Ucap Ryan.

Sontak Fery langsung berdiri diikuti oleh Bella.

"Haha iya Yan, apa kabar lu." Ucap Fery dengan sedikit kaku karena terkejut.

"Baik kok, eh kalian sudah berkenalan?" Tanya Ryan kepada Fery dan Bella.

"Iya Yan tadi kami sudah berkenalan. Tadi ada Lisa disini, sekarang sedang ke toilet." Jawab Bella.

"Iya tadi juga aku sudah bertemu dengan dia. Sempat bicara juga tadi." Ucap Ryan.

"Eh Fer, Bella ini pacarku." Sambung Ryan.

"Serius? Wah selamat ya. Kaget aku dengarnya." Jawab Fery dengan berbohong.

Fery kemudian melihat Bella untuk memastikan bahwa Ryan tidak mengetahui pembicaraan mereka tadi.

"Yuk kita duduk sambil menikmati acara ini." Ucap Bella.

Kemudian mereka bertiga duduk dan menikmati acara tersebut.

"Kamu berubah ya Yan." Ucap Fery secara tiba-tiba kepada Ryan.

"Berubah gimana?" Tanya Ryan secara terkejut.

"Ya berubah aja sih." Jawab Fery sambil menggaruk kepalanya.

Tidak lama kemudian Lisa datang menghampiri mereka.

"Kelamaan ya aku?" Tanya Lisa.

"Tidak kok. Duduk sini." Jawab Bella sambil menepuk kursi di sebelahnya.

Akhirnya mereka berempat menonton acara tersebut bersama.

Sekitar 10 menit sebelumnya

Saat ini, Lisa sedang bergegas menuju ke toilet. Saat hendak menuju ke toilet, ia berpapasan dengan Ryan.

"Mau kemana kamu?" Tanya Ryan.

"Ke toilet, si Bella duduk di sana tuh." Jawab Lisa sambil menunjuk ke arah podium.

"Oh iya aku mau ngomong sesuatu tentang Bella." Ucap Ryan.

"Apa Yan?" Tanya Lisa dengan penasaran.

"Aku sudah pacaran dengan Bella." Ucap Ryan.

Terkejut mendengar perkataan Ryan, Lisa pun terbatuk-batuk. Setelah itu dia tertawa dengan kencang.

"Haha sejak kapan?" Tanya Lisa.

Belum sempat Ryan menjawab, Lisa Sudah berkata kembali.

"Kemarin-kemarin pas aku tanyain kamu suka sama Bella kamu malah pergi." Ucap Lisa.

"Iya aku juga tidak tau sama perasaan aku sendiri. Aku jadian baru semalam sih." Jawab Ryan

"Wah selamat ya, akhirnya cowok seperfect Ryan punya pacar. Cocok sih kalian." Ucap Lisa sambil menepuk lengan Ryan.

"Sudah ya, aku mau ke toilet dulu. Sudah kebelet nih." Lanjut Lisa.

"Oke, aku ke Bella dulu ya." Jawab Ryan.

Aku pun memulai langkah untuk menuju ke podium dan bertemu dengan Fery serta Bella.

ketika seseorang berubah,

orang yang tidak mengenalinya adalah dirinya sendiri.