Di sisi lain, Penelope kembali ke penthouse, tempat dia tinggal bersama Keon saat itu.
Dengan marah dan frustrasi atas perlakuan yang diterimanya dari Nicolai, dia masuk ke dalam penthouse setelah memasukkan kode.
Setelah lewat pintu, Penelope melepas sepatu hak tingginya dan melemparkannya ke lantai marmer. Dengan suara bergemeretak dan tiga kali pantulan, sepatu hak tingginya berhenti menggelinding.
Perasaan humiliasi menguar dari kulitnya saat dia berteriak, "Aaaargh!" Tangannya merusak rambut yang sudah ditata.
Bahunya terkulai saat dia menghela napas dalam-dalam. Tak hanya itu, matanya merah karena amarah dan air mata yang sudah tumpah sepanjang perjalanan pulang.
Namun, itu semua belum cukup untuk meredakan amarahnya. Dia menggertakkan gigi dan mengambil vas yang terletak di meja bundar kecil dengan kaki yang ramping, lalu melemparkannya ke lantai.
Vas itu pecah menjadi serpihan seketika.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com