webnovel

Diary 1 : Bertemu

Lisna POV

Aku membaca halaman pertama diary biruku. Masih tergambar dengan jelas. Bagaimana pertemuan kita yang pertama tak memberi kesan yang mendalam bahkan bisa dibilang pertemuan pertama kita itu lucu haha.

Kala itu kamu memakai hodie berwarna hitam, duduk dipojok ruangan. Diam sendiri padahal temanmu lainnya bersenda gurau hingga terbahak - bahak. Tapi kamu justru hanya menanggapi dengan senyuman tipis. Dan pandangan matamu terkadang mencuri pandang pada gadis berambut panjang yang ada disana.

Author POV

13 Januari 2019, Boja

At 12.00 PM

Empat Gadis duduk saling berhadapan di kantin sekolah. Siswi SMAN 1 Boja itu sedang berbincang dimana mereka akan merayakan ulang tahun salah satu dari mereka. Berhubung tadi pagi sekolah mereka tidak melaksanan upacara rutin hari senin jadi kemungkinan mereka tidak akan pulang sore seperti biasa. Bisa di bilang akan pulang lebih awal.

"Ayolah kita makan bakso. aku ingin makan bakso ini," ucap gadis dengan tumbuh tinggi dengan kulit sawo matang itu.

"Hey Lisna itu terlalu jauh, kasihan Rini dan Robi'ah nanti pulangnya kejauhan," Balas gadis yang perawakannya mirip dengannya hanyan saja kulitnya putih itu. Sedangkan gadis yang dipanggil Lisna tadi diam, memikirkan kemana dia harus mentraktir ketiga sahabatnya itu. Kemudian si gadis melanjutkan ucapannya, "kenapa kita tidak makan seblak saja?"

"Iya kalau kita makan seblak kan warungnya masih daerah boja, jadi aku tidak takut untuk pulang," kata Rini menyahut. Robi'ah hanya mengangguk.

"Baiklah kita makan seblak. tapi dimana? ku dengar seblak mas boy sudah pindah, sedangkan seblak sangkuriang aku kurang pedas, Mei biasanya kan kamu tahu tempat-tempat enak," Lisna akhirnya mengalah.

Mei yang terpanggil menyahut, "Tentu ada, free wifi malahan."

"Dimana?" Kini Robi'ah mengeluarkan suaranya.

"Somopuro, dekat Lamerding."

"Oke sepakat kita kesana." Setelahnya mereka berbincang sembari bercanda gurau hingga bel istirahat telah habis berbunyi.

-*-*-*-

Bel pulang sekolah telah berbunyi 5 menit yang lalu, akan tetapi empat orang siswi masih sibuk bercengkerama di dalam kelas, membahas bagaimana ia akan pergi nanti.

"Sudahlah jangan berdebat. Lelah aku mendengarnya. Begini saja. Aku dan Mei. Robi'ah dan Rini," Lisna melerai pertengkaran kecil itu. Ketiganya melihat Lisna kemudian mengangguk.

Lisna dan ketiga sahabatnya berberes, kemudian keluar kelas. mereka berjalan beriringan menuju parkiran sekolah. gedung kelas mereka berada di ujung depan dekat pintu masuk dan keluar sekolah sedangkan parkiran berada jauh di pojok belakang.

15 MENIT KEMUDIAN

Lisna dan Rini memarkirkan motor mereka. Meminta daftar menu dan kemudian memilih tempat duduk. Meja pojok tepat di samping jendela adalah pilihan mereka. Sembari menunggu pesanan mereka berbincang.

"Thanks ya Lis," ucap Rini. Lisna yang tengah memainkan ponselnya menoleh, melayangkan tatapan bingung.

"Untuk traktirannya."

"Its Okay girl. Hari ini adalah hari spesial jadi kita harus bersenang-senang."

Waktu terasa berlalu begitu cepat ketika mereka lewati bersama. tak terasa sudah satu jam mereka duduk disana.

"Pulang yuk keburu sore," ajak Rini. Yang lain mengangguk setuju.

"Tetapi aku mampir ke pasar dahulu, ada yang mau ikut?" tanya Lisna.

"Ngapain kamu ke pasar?" Tanya Robi'ah.

"Adalah, belanja berbagai macam makanan." Jawabnya

"Maaf Aku tidak bisa, ada janji dengan doi," Jawab Rini

"Kamu Mei?"

"Yah seperti biasa."

"Aku aja Lis, Aku menunggu kakakku pulang," Sahut Robi'ah

"Ya sudah ayo." Sembari berjalan Lisna dan Robi'ah berbincang. Kemana selanjutnya Lisna akan pergi setelah ini.

"Aku akan ke bescamp, biasalah anak-anak minta traktir lotek buah." Jawabnya. Setelah memarkirkan motornya Lisna berkeliling membeli segala bahan lotek. dari buah, gula jawa, dan cabe tentunya. Setelahnya mereka bergegas menuju bescamp.

15 MENIT KEMUDIAN

Lisna memarkirkan motornya di depan sebuah rumah yang mereka sebut dengan bescamp itu. sudah banyak anak berkumpul disana. Sesudah mengucap salam Lisna dan Robi'at bersalaman dengan anak lain. Hingga Lisna berhenti di depan sebuah lelaki. Lelaki itu menatap dengan bingung.

'Ada apa dengan bocah ini.' batin lelaki tersebut. Sedang Lisna yang di tatap dengan bingungpun berujar.

"Hey aku mengajakmu bersalaman bukan apa-apa." Lelaki itu terkejut kemuadian menyambut tangan Lisna yang masih mengambang di depannya.

"Lisna ayo keluar ada yang ingin aku bicarakan." Suara seorang wanita paruh baya menyapa pemdengarannya. Lisnapun mengikuti langkah wanita tersebut. Mereka berbincang di luar.

Sedang Asik berbincang tiba - tiba Lisna di siram terigu dari belakang hingga membuatnya terkejut dan melongo.

"Up To You kak." ucapan seorang gadis menyadarkannya.

"Astaga dek, lihat tubuhku penuh terigu."

"Dan itu belum selesai, masih ada aku." bocah tengil itu akan menyiram terigu lagi kepada Lisna. Sedangkan Lisna mulai mengejarnya.

"Hey Nabil berhentilah. Besok seragamku masih ku pakai ish."

"Gak mau. Biar kamu tambah cantik dengan tepung terigu, dari pada beli bedak mahal hahaha."

"Lisna lihat sini." Cekrek, suara kamera mengalihkan perhatiannya dari Nabil. Akhirnya Lisna pasrah di siram tepung terigu oleh Nabil dan di foto oleh Robi'ah secara bersamaan.

"Oke aku nyerah." kata Lisna dengan lesu tapi terpancar kebahagiaan di wajahnya. Senyum mengembang di bibirnya. Sedikit merajuk dengan kelauan teman - temannya yang absurb di matanya.

"Sudah sudah, Lisna masuklah dan bersihkan dirimu, dan kau Nabil berhenti menganggu Lisna." Lerai ibu bescamp.

"Baik bulek/bu." jawab Lisna dan Nabil bersamaan. Lisna keluar setelah selesai bebersih. Lisna melihat sekeliling dari ambang pintu. Matanya terfokus pada lelaki yang memakai hodie hitam dan duduk di pojok ruangan.

Matanya menelisik penasaran sebernarnya siapa gerangan lelaki itu, apakah pacar adiknya ataukah anak baru. karena selama dia bermain di bescamp dia belum pernah bertemu dengannya. Di pandang terus lelaki tersebut. Terkadang lelaki tersebut mencuri pandang kepada adiknya.

'Masa bodohlah, itukan urusannya' Batinnya. kemudian iya melanjutkan aktivitasnya diselingi bercengkerama dengan teman lainnya. Waktu terus berlalu, kini waktu menunjukkan pukul 04.30 PM. Anak - anak mulai pamit pergi, hingga tersisa Lisna saja. Lisna bercanda dengan Kakak yang ada disana

"Tadi itu namanya Tiyan, anaknya nggak sopan, Kalau telvonan nggak kenal waktu, bahkan tengah malampun menelpon adikmu itu." kata ibu bescamp tiba - tiba.

"masak sih bulek," Sahut Lisna.

"Iya sepertinya dia menyukai adikmu."

"Oh begitu. Ya sudah bulek, aku pamit pulang juga. Sudah jam 05.00 PM ini."

"Baiklah hati - hati dijalan".

-*-*-*-

Lisna POV

Haha lucu bilang ingat kamu, merindu bila aku memikirkanmu.

Kamu yang bingung menyambut tanganku. Tanpa senyum yang tersungging di bibirmu. kala itu terpikir dalam benakku bahwa kamu adalah tipe orang yang cuek. tak mau mengalah, bahkan berucap kata cintapun tak pernah

Bahkan anehnya aku tak pernah bisa melupakan bagaimana kita bertemu kala itu. Sore itu pun tak pernah lepas dari ingatan meskipun kamu tak berucap sepatah katapun.

Sedikit kata ku ucap, jujur sebelum mengenalmu secara langsung aku tak memiliki kesan yang baik tentangmu. Tapi sore itu aku merekamnya dengan baik dalam ingatanku. Senja sore itu menjadi saksi bisu, bagaimana cara kita bertemu dengan lucu.

To Be Continue