webnovel

sketsa pencipta

Ada banyak hal di dunia ini yang belum di ketahui manusia, termasuk banyaknya relativitas yang ada di dunia ini. Kita tidak sendirian di dunia ini, banyak kejadian-kejadian tak masuk akal yang sering kita abaikan karena logika yang tak sampai untuk memahaminya. Hidup bukan tentang ingin menjadi apa, tapi dimana peran kita pada dunia ini. sang pencipta telah membuat benang takdir yang mengikat kita dengan dunia ini, kita tak bisa lari dari takdir kita, tapi selalu ada keputusan yang lebih baik kita ambil di setiap permasalahan yang terjadi.

"Ibu, bolehkah aku melihat kegiatan di gedung itu, kelihatannya ramai disana ?."

"Boleh.. tapi jangan terlalu malam ya pulangnya."

Akupun melangkah dengan riang gembira di malam itu, karena telah mendapatkan izin. Malam yang terlihat cerah, tanpa hembusan angin, aku berjalan sendiri karena jarak rumahku dengan gedung itu hanya terpaut beberapa rumah saja.

"Wah.. kelihatannya teman-teman sedang bersenang-senang disana," gumamku sambil terus melangkah.

Tak berapa lama kemudian, langkahku terhenti di perempatan jalan di komplek rumahku, entah kenapa tiba-tiba tubuhku serasa di hentikan ditempat itu.

Ketika aku menoleh ke arah kanan, betapa terkejutnya aku, ternyata ada sesosok orang dengan kain kafan yg masih terlihat rapih Seperti jenazah yang akan di kuburkan, sedang melompat ditengah jalan,

"srek.. srek.." dia melompat dua kali.

Ketika aku menengok untuk melihatnya lebih jelas, ternyata dia juga ikut menengok ke arahku. Tidak tahu kenapa tiba-tiba aku ingin memalingkan wajah ke arah kiri, dan ketika aku menoleh lagi, dia sudah tidak ada di tempatnya, tanpa ada suara.

Masih ku dengar saat itu suara hiruk-pikuk keramaian di gedung yang jaraknya dari perempatan tempatku berdiri hanya tinggal melewati dua rumah saja, tapi entah kenapa rasanya tubuhku seperti ingin berlari kembali kerumah, aku berlari sekuat tenaga, lalu aku duduk di ranjang yang ada di depan rumah, sambil terengah aku berfikir, apakah itu tadi ?.

"Loh.. kok malah pulang, katanya mau ke gedung itu ?" Tanya ibuku.

"Enggah Bu.. tadi aku melihat sesuatu di gang yang ada didekat gedung".

Aku tidak bercerita kepada ibuku, karena kupikir mana akan percaya dengan hal seperti itu.

Setelah kejadian masa kecilku itu, bertahun-tahun setelahnya tidak pernah sekalipun aku mengalami hal seperti itu. Sampai ketika akhirnya aku mulai beranjak SMA, kejadian aneh seperti saat masa kecilku semakin menjadi-jadi. Kadangkala ketika aku mengobrol dengan seseorang, tiba-tiba aku seolah ada di kehidupan orang itu di masa lalunya, sampai-sampai aku tahu detail kejadian apa yang pernah dialaminya, yang bahkan itu belum pernah dia ceritakan kepada orang lain. Kadangkala juga, ada suara-suara dari orang-orang disekitar ku, padahal mereka sedang diam. Aku sempat mencoba bertanya ke psikolog tentang hal itu, tapi masih nihil sampai hari ini.

"Eh Adi.. nanti malam mau lihat kita latihan silat nggak". Kata Farkhan

"Boleh aja.. aku juga sedang tidak ada kegiatan di asrama malam ini."

"Okelah sip.. hehe.." kata Farkhan sambil mengangkat dua jempol tangannya.

Malampun tiba.

Aku memakai jaket hitam gambar tengkorak kesukaanku, lalu aku duduk di gedung aula asrama yang aku tinggali.

"Mana dah ini si Farkhan, kok belum datang juga, sudah mau jam 9 malam lagi".

Setahun setelah naik kelas, aku di tunjuk oleh guru untuk menjadi OSIS, tentu aku senang sekali, karena semasa SMP aku tidak terpilih menjadi OSIS.

Di suatu waktu, saat lagi berjaga di UKS, tiba-tiba ada adik kelas yang kelihatannya lemas, sedang di bopong oleh teman-teman ku ke UKS, disitu langsung lah aku bantu untuk merbahkannya ke ranjang yang ada di UKS. Saat itu yang berjaga di UKS kebetulan hanya ada 2 orang, yah mau gimana lagi, dari 800an siswa, anggota OSIS hanya 30 orang saja, itupun kadang suka tidak kondusif.

Saat kembali dari mengambil air minum untuk anak yang tadi, ku lihat tatapannya kosong, keringatnya membasahi keningnya, aku ambil tissue dan membersihkan keringat yang ada di wajahnya.

"Sudah makan belum ?"

Dia hanya menggeleng.

"Ya sudah, kakak Carikan roti dulu di kantin, tapi harus kamu makan ya, karena kalau belum mau makan, nanti lemas terus".

Akupun keluar UKS,

"Don, itu yang di dalem tolong tunggu bentar ya, aku mau Carikan roti dulu, belum makan rupanya dia".

"Oke-oke.." sahut Doni

"Panggil aja Ratih, buat jaga di depan sampai aku kembali, siapa tahu ada yang masuk UKS lagi". Jawabku sambil setengah berlari ke arah kantin.