webnovel
#VILLAIN
#SCARY

LINDAP

Lindap mengisahkan tentang Alra, putri dari pasangan suami - istri bernama Dian, dan Aisyah. Kedua orang tuanya memutuskan untuk pindah dari kota besar menuju kota kecil di pulau Jawa. Awalnya kehidupan Alra berjalan dengan baik-baik saja, hidup dengan sederhana karena pekerjaan ayahnya yang selalu berganti tempat. Akan tetapi, ketika Alra mulai duduk di bangku SMP, perselingkuhan ayahnya dengan Susi mulai terjadi, dan Alra ketahui tanpa sengaja. Hal itu membuat sekolahnya menjadi tidak terarah, Aisyah juga menjadi berbeda, dan lebih memilih untuk mendatangi berbagai dukun agar suaminya kembali pulang. Tak hanya permasalahan keluarga yang dia terima, dampak dari permainan dukun yang dilakukan Aisyah pun dia terima dengan gangguan yang hantu-hantu itu berikan. Alra semakin tidak tenang dengan kehidupannya di rumah, dia lebih suka di sekolah untuk bertemu dengan teman-temannya, tapi rupanya di sekolah pun masih ada konflik yang menurutnya lumayan rumit. Berbagai macam masalah datang secara bersamaan, tapi suasana yang memanas berubah manis ketika dia duduk di bangku kelas 9 semester akhir. Bertemu dengan cowok bernama Hazel merubah dunianya yang terasa hambar, banyak yang berubah menjadi manis, dan lebih berwarna. Alra juga bertemu dengan orang-orang yang sama rasa dengannya, terutama dengan masalah keluarga yang sama. Mereka berbagi cerita, dan memberikan uluran tangan agar gadis itu semakin kuat.

meybulansafitrii · Teen
Not enough ratings
156 Chs
#VILLAIN
#SCARY

Tiga Puluh Tiga

Sejak jam kosong sampai bel istirahat terdengar mereka semua masih saja menyuruh Alra untuk mengaku. Padahal Alra tidak melakukan apa pun, semua tuduhannya tak sesuai dengan apa yang terjadi sebenarnya.

Gadis itu menghembuskan napas panjangnya, pegal kakinya karena terlalu lama berdiri membuatnya memutuskan untuk duduk di kursi. Memperhatikan semua teman kelasnya yang sedang mengerubunginya dengan tatapan tak menyenangkan. Alra merasa ini tidak sesuai karena memang dia tidak mencuri, tapi mereka semua tidak percaya dengan apa yang dia katakan.

Mereka semua masih menuduhnya, percaya dengan isi pikiran mereka sendiri karena Alra memiliki pensil warna itu tanpa harus ada bukti yang kuat. Padahal Alra sudah berkata tidak, dan tak ada yang percaya. Semua orang, bahkan hampir satu sekolah mendukung Laila, membenci Alra. Katanya gadis yang menjadi primadona itu harus mendapatkan kembali pensil warna yang dia punya, dan tak seharusnya ada di tangan Alra.