webnovel

LINDAP

Lindap mengisahkan tentang Alra, putri dari pasangan suami - istri bernama Dian, dan Aisyah. Kedua orang tuanya memutuskan untuk pindah dari kota besar menuju kota kecil di pulau Jawa. Awalnya kehidupan Alra berjalan dengan baik-baik saja, hidup dengan sederhana karena pekerjaan ayahnya yang selalu berganti tempat. Akan tetapi, ketika Alra mulai duduk di bangku SMP, perselingkuhan ayahnya dengan Susi mulai terjadi, dan Alra ketahui tanpa sengaja. Hal itu membuat sekolahnya menjadi tidak terarah, Aisyah juga menjadi berbeda, dan lebih memilih untuk mendatangi berbagai dukun agar suaminya kembali pulang. Tak hanya permasalahan keluarga yang dia terima, dampak dari permainan dukun yang dilakukan Aisyah pun dia terima dengan gangguan yang hantu-hantu itu berikan. Alra semakin tidak tenang dengan kehidupannya di rumah, dia lebih suka di sekolah untuk bertemu dengan teman-temannya, tapi rupanya di sekolah pun masih ada konflik yang menurutnya lumayan rumit. Berbagai macam masalah datang secara bersamaan, tapi suasana yang memanas berubah manis ketika dia duduk di bangku kelas 9 semester akhir. Bertemu dengan cowok bernama Hazel merubah dunianya yang terasa hambar, banyak yang berubah menjadi manis, dan lebih berwarna. Alra juga bertemu dengan orang-orang yang sama rasa dengannya, terutama dengan masalah keluarga yang sama. Mereka berbagi cerita, dan memberikan uluran tangan agar gadis itu semakin kuat.

meybulansafitrii · Teen
Not enough ratings
156 Chs

SERATUS TIGA BELAS

Suasana sekolah pagi ini cukup ramai, banyak sekali orang tua yang datang ke sekolah untuk mengambil sesuatu di kantor guru. Beberapa memberikan senyum yang lebar, tapi beberapa juga malah menekuk wajah sedemikian rupa.

Gadis dengan poni depan itu berjalan cukup lamban. Wajahnya nampak pucat meskipun ada penampilan baru pagi ini. Hembusan angin yang cukup pelan tak membuatnya senang, padahal poni depannya sekarang sedikit berantakan. Biasanya dia rapikan sesekali, dulu waktu dia menggunakan poni depan juga di sekolah dasar.

Langkahnya berhenti, memperhatikan kantin di dekat kelasnya dengan tatapan nanar. Senyum kecut dia berikan begitu kembali melangkah, memasuki kelas yang sudah sangat ramai. Jarum jam masih menunjuk pada angka tujuh pagi, pelajaran belum di mulai, bahkan bell yang biasanya terdengar nyaring sebelum jam tujuh pun tak kunjung mereka dengar.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com