webnovel
#VILLAIN
#SCARY

LINDAP

Lindap mengisahkan tentang Alra, putri dari pasangan suami - istri bernama Dian, dan Aisyah. Kedua orang tuanya memutuskan untuk pindah dari kota besar menuju kota kecil di pulau Jawa. Awalnya kehidupan Alra berjalan dengan baik-baik saja, hidup dengan sederhana karena pekerjaan ayahnya yang selalu berganti tempat. Akan tetapi, ketika Alra mulai duduk di bangku SMP, perselingkuhan ayahnya dengan Susi mulai terjadi, dan Alra ketahui tanpa sengaja. Hal itu membuat sekolahnya menjadi tidak terarah, Aisyah juga menjadi berbeda, dan lebih memilih untuk mendatangi berbagai dukun agar suaminya kembali pulang. Tak hanya permasalahan keluarga yang dia terima, dampak dari permainan dukun yang dilakukan Aisyah pun dia terima dengan gangguan yang hantu-hantu itu berikan. Alra semakin tidak tenang dengan kehidupannya di rumah, dia lebih suka di sekolah untuk bertemu dengan teman-temannya, tapi rupanya di sekolah pun masih ada konflik yang menurutnya lumayan rumit. Berbagai macam masalah datang secara bersamaan, tapi suasana yang memanas berubah manis ketika dia duduk di bangku kelas 9 semester akhir. Bertemu dengan cowok bernama Hazel merubah dunianya yang terasa hambar, banyak yang berubah menjadi manis, dan lebih berwarna. Alra juga bertemu dengan orang-orang yang sama rasa dengannya, terutama dengan masalah keluarga yang sama. Mereka berbagi cerita, dan memberikan uluran tangan agar gadis itu semakin kuat.

meybulansafitrii · Teen
Not enough ratings
156 Chs
#VILLAIN
#SCARY

LIMA PULUH EMPAT

Alra tak menjawab, dia masih bingung, tapi memang yang di katakan Ricky tak ada salahnya, "Gue pikirin dulu!"

"Jangan di pikirin, tapi di ikutin!"

Alra terdiam, melepas pelukannya pada Ricky dan segera menyeka air matanya dengan sangat cepat. Hembusan napasnya cukup panjang, dan membuat Ricky terus menatapnya. Alra tak tahu apa yang sedang di pikirkan cowok di sampingnya ini, tapi perasaannya mulai membaik.

"Gue gak ngerti kenapa harus nangis," ucap Alra kebingungan.

"Gue juga gak ngerti, padahal kan harusnya lo gak nangis."

Alra mengangguk setuju dengan permainan tangan yang menunjuk Ricky, sekarang mereka duduk saling berhadapan meskipun harus memiringkan tubuh, "Iya kan, aneh banget astaga! Gue kenapa ya? Kok bisa nangis sih? Aneh banget, seharusnya kan seneng. Jujur aja sih awalnya gue seneng, tapi pas di ajak ngobrol sama irma malah kaya gini."