12 Cemburu

"Weekend kemarin kemana aja?" tanya Evan kepada Sandra.

"Eemmm..gaaa..kemana-mana sih..cuman bantuin kak Clara jagain Aya aja,, Aya sakit." jawab Sandra sedikit gugup. Dia bingung untuk menjawab pertanyaan Evan. Sandra tidak ingin Evan tahu kalau weekend kemarin dia menghabiskan banyak waktu dengan Keenan. Dia merasa seolah-olah sedang tertangkap basah jalan dengan lelaki lain.

"Sakit apa San?" tanya Evan lagi, dia sedikit bingung melihat ekspresi gugup Sandra.

"Batuk pilek biasa kok.. cuman ya itu ..demamnya lumayan tinggi Van, kak Clara kebetulan ada panggilan dari rumah sakit, jadi minta tolong aku, gitu." jelas Sandra, berusaha menutupi perasaan gugupnya. Tapi kemudian dia merasa bodoh sendiri, mengapa dia merasa takut kalau Evan mengetahui kemarin dia menonton bersama Keenan, mereka bahkan tidak berpacaran.

"Kamu baru balik kapan kesini?" Sandra sengaja berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Tadi subuh, jam setengah limaan deh, makanya aku bisa jeput kamu" jawab Evan santai.

"Ya ampun, ga capek Van?" tanya Sandra khawatir.

Evan tertawa, hatinya senang mendengar Sandra mengkhawatirkan dirinya.

"Enggak, tenang aja..aku disupirin kok balik kesini, sudah puas tidur diperjalanan," jelas Evan, berusaha membuat Sandra tenang.

Setelah 20 menit berkendara, mereka akhirnya sampai di rumah sakit, Evan dan Sandra sama-sama menuju ruangan operasi, mereka ada jadwal operasi pagi. Setelah berganti baju, Evan dan Sandra sama-sama menunggu di ruang tunggu dokter. Clara datang menghampiri mereka di ruangan itu, rupanya dia ada panggilan pagi ini, dia membawa sebuah tas besar ke dalam ruangan itu.

"Selamat pagi," sapa Clara.

"Halo kak" sapa Sandra ramah, semenjak dia mendengar cerita Keenan sabtu kemarin, Sandra sudah bertekad untuk memperbaiki hubungannya dengan Sena dan Clara.

Evan juga membalas sapa Clara

"Kalian ada operasi pagi semua ini? sudah pada sarapan? aku bawa sarapan nih, yuk kita makan bareng-bareng." Clara mengeluarkan beberapa kotak makan dari tas besarnya. Isinya ada roti bakar dengan banyak rasa, nasi goreng, dan satu kotak besar lagi berisi beberapa gorengan.

"Wah..terimakasih dok, kebetulan sekali, belum sarapan," Evan langsung mengambil roti bakar.

"Makasih kak, " Sandra ikut mengambil roti bakar. Clara menatap Sandra tidak percaya, sikap Sandra pagi ini manis sekali, semenjak Sabtu kemarin, sikap Sandra berubah 180° kepadanya.

Selesai menyantap satu roti bakar Evan langsung pamit karena pasiennya sudah datang. Sandra mengobrol santai dengan Clara menanyakan keadaan Aya. Beberapa menit kemudian, Keenan masuk ke ruangan itu. Sandra menyapa dengan ramah, tapi Keenan hanya membalas dengan cepat dengan wajah kurang ramah. Dia hanya menyapa Clara setelahnya. Keenan duduk disamping Clara, mengambil roti bakar yang ditawarkan oleh Clara. Dia menanyakan kabar Aya. Dia hanya mengobrol bersama Clara dan tidak mengacuhkan Sandra. Sandra diam saja melihat tingkah Keenan, toh ini bukan pertama kalinya diacuhkan oleh Keenan. Sandra sibuk dengan roti bakarnya.

"Oh ya Keenan, Aya nagih janji tuh, katanya mau ajak jalan-jalan Aya ya?" Clara tiba-tiba bertanya.

"Oh iya Ra, nanti kalau Aya udah beneran sembuh ya," jawab Keenan.

"Katanya mau sekalian bareng Tante Sandra," sambung Clara lagi,

"Nanti mau ga San? " tanya Clara.

"Boleh, bang Keenan mau pergi bareng aku dan Aya?" tanya Sandra sambil menatap Keenan. Dia tidak mengerti mengapa laki-laki ini terlihat marah dan kesal kepadanya. Sandra merasa harusnya dia yang kesal kepada Keenan, bukan malah sebaliknya.

"Tentu" jawab Keenan singkat.

"Aku duluan ya, makasih rotinya Clara " sambung Keenan pamit.

"Emm..San, kalian ada masalah? " tanya Clara setelah Keenan pergi. Sandra menggelengkan kepalanya.

"Ga ada kak, aku juga ga ngerti, ko kayanya bang Keenan marah sama aku"

Clara jadi bingung, mereka sebelumnya kompak sekali sabtu kemarin. Tapi dia tidak melanjutkan pertanyaannya, khawatir Sandra akan menjadi kesal.

"Kak, aku duluan ya, pasien aku udah dateng kayanya," pamit Sandra saat melihat seorang perawat memberi kode kepadanya.

Setelah selesai operasi, Sandra, Evan dan Keenan sama-sama sedang menulis laporan operasi di status pasien, mereka duduk bersama di ruang tunggu dokter, Lila bergabung beberapa saat kemudian, tiba-tiba Bu Leli, petugas administrasi di ruang operasi masuk kedalam ruangan dengan terburu-buru.

"Dok Sandra, sama dok Keenan masuk ke acara infotaiment lo dok, " ujarnya cepat sambil tersenyum.

"Acara infotaiment?" tanya Sandra sedikit bingung.

"Iyaa, tadi saya sempat rekam pas tayang di TV, dokter nonton bareng ya semalam sama dok Keenan, ih..ga ajak-ajak saya dok," jelas Bu Leli sambil memperlihatkan handphonenya.

Rupanya drama musikal semalam cukup sukses, dan pemain peran Maria di drama musikal ini rupanya seorang artis muda yang tengah naik daun. Beberapa potongan rekaman memang dengan jelas merekam kebersamaan Keenan dan Sandra, terlebih lagi mereka duduk disekitar orang-orang penting. Sandra memang tahu kalau ada beberapa kamera perekam disana, tapi dia tidak menyangka kalau bisa sampai ikut terekam.

"Eehh..hehehe..kemarin dok Keenan yang ajak.." jawab Sandra, perasaannya tidak karuan, campur aduk antara bingung, sedikit malu dan pastinya dia merasa tidak enak hati dengan Evan. Sandra mencoba melirik wajah Evan, Evan terlihat sedikit terkejut, wajahnya juga terlihat kesal.

"Iya, kebetulan sutradaranya temen saya Bu, nanti kalau ada lagi ya, saya mintakan tiket gratis, " jawab Keenan dengan santai.

"Ohya, aku juga mau dong Keenan," Lila ikut menimpali, dia mengulang rekaman di handphone Bu Leli.

"Kalian kompak amat pakaiannya, janjian?" tanya Lila lagi, matanya melirik Keenan dan Sandra bergantian.

"Enggak, kebetulan aja," jawab Sandra cepat, dia merasakan pandangan Evan yang menusuk.

"Ada apa ini heboh sekali?" Clara yang baru selesai menolong gawat janin ikut masuk kedalam, dia penasaran mendengar sedikit kehebohan di kamar perawat.

"Ini dok, dok Sandra sama dok Keenan masuk ke acara infotaiment," Bu Leli menjelaskan sambil memutar kembali rekaman di handphonenya.

"Oh, ini yang undangan Aira kemarin ya Kee?" tanya Clara selesai melihat rekaman. Keenan mengangguk. Sandra bingung sendiri, ternyata Clara juga mengenal Aira.

"Saya juga dikasih undangan, tapi Aya lagi sakit."

"Oh sakit apa dok? bukannya semalam jadwal dokter ya?" tanya Bu Leli.

"Iya, demam Bu, batuk pilek biasa, untuk aja semalam Sandra sama Keenan bantuin, mereka jago loh urus anak kecil, anakku tuh lengket banget sama Keenan, bahagia dia kemarin main bareng mereka berdua" cerita Clara lagi. Cerita Clara ini jelas menambah kejelasan kalau weekend kemarin Sandra dan Keenan menghabiskannya bersama-sama. Sandra diam saja.

Saat waktu pulang, Sandra mengirim pesan kepada Evan.

"Mau makan siang bareng? aku yang traktir ya," tulis Sandra.

"Ok" balas Evan.

Mereka berjalan bersama menuju parkiran mobil. Akhirnya Sandra mencoba berbicara untuk mencairkan suasana.

"Mau makan dimana?" tanya Sandra.

"Dimana aja, kamu yang pilih tempat ya" jawab Evan datar.

"Ok, emmm..Van, kamu ga marah kan??" tanya Sandra hati-hati.

"Enggak, tapi aku cemburu," jawab Evan.

"Hah??" Sandra menatap Evan lekat.

"Iya dokter Sandra, aku cemburu kalau kamu dekat-dekat dengan bang Keenan, jangan lagi ya," jelas Evan sambil tersenyum.

Sandra diam, tapi dia tampak senang.

avataravatar
Next chapter