webnovel

Hati yang Hancur

Editor: Wave Literature

Ketika Su Yayan melihat kata-kata orang ini, ia teringat kakeknya yang sangat mencintainya dulu. Setelah ibunya meninggal, ia mengalami kepedihan yang mendalam. Pada akhirnya, ia pun menyusul ibunya.

Dalam sekejap mata, orang itu telah mengirimkan hampir seratus berlian dan masih mengirimkannya tanpa henti, seolah-olah berencana untuk terus mengirimkan berlian sampai Su Yayan melihat pesannya.

Melihat ini, Su Yayan buru-buru berkata, "Teman pendengar yang memiliki akun 'Buat apa aku membencimu', tolong berhentilah mengirim barang. Saya belum menjalin kontrak dengan perusahan rekaman ini. Jadi berapa banyak pun hadiah yang Anda berikan, tidak bisa saya terima."

Kemudian ia berhenti sejenak dan melirik bubur serta sup yang tersisa di panci, yang seharusnya cukup untuk orang tua.

"Saya berikan bubur dan sup ini kepada Anda. Apakah Anda tinggal di Kota A?"

Sebenarnya ada layanan pengiriman, 15 menit sampai untuk dalam kota, sedangkan pengiriman untuk luar kota lebih memakan banyak waktu.

"Iya, saya di Kota A."

"Baiklah kalau begitu, silakan kirimkan alamat Anda lewat chat pribadi dengan saya. Siaran langsung kita hari ini telah usai. Bagi para pendengar yang tertarik dengan acara saya, silahkan menonton saya besok."

Tidak lama setelah Su Yayan menutup acara siaran langsung, ia menerima pesan pribadi dari akun "Buat apa aku membencimu".

Setelah mengajukan beberapa pertanyaan kepada pemilik akun, ia memastikan bahwa anggota keluarganya memenuhi syarat untuk diperbolehkan menyantap makanan herbal ini. Setelah dipastikan, makanan herbal yang dibuat Su Yayan dikirimkan ke alamat orang itu.

Setelah menyelesaikan masalah dengan orang itu, ia ingin segera menemui Huo Chenhuan sambil membawa bubur dan sup untuknya.

Ketika hendak keluar menemui Huo Chenhuan, ia tidak melihat ada keluarganya di rumah. Namun saat ia berbalik badan, kakaknya sudah berdiri sambil tersenyum dan memandangnya penuh harap.

"Kakak?" Su Yayan terkejut, "Bukankah seharusnya kakak ke kantor?"

"Di tengah perjalanan, ada dokumen yang lupa kubawa, karena itu aku kembali." Pandangan Su Yuxuan tertuju pada termos yang dibawa oleh Su Yayan.

Ia kembali karena memang ada dokumen yang lupa dibawanya. Lalu di depan pintu, ia mendengar bibi Li sedang membicarakan adiknya yang memasak di dapur dengan para pelayan yang lain.

Su Yuxuan penasaran, ia langsung menuju pintu dapur.

Dari dapur, ia mendengar Su Yayan berbicara tentang "begadang", "meningkatkan stamina tubuh" dan sebagainya. Selama dua hari ini, ia sangat sibuk dan mengira adiknya tidak akan mau menyentuh dapur.

Ketika ia melihat Su Yayan keluar, ia merasa senang. Kebetulan Su Yayan berkeinginan menyentuh dapur dan memasak untuknya. Ia tidak boleh menyia-nyiakan niat baik adiknya, tidak apa-apalah ia makan siang lebih awal.

Tetapi Su Yayan tidak mengerti niat kakaknya, lalu berkata, "Kalau begitu cepatlah kembali ke kantor setelah mengambil dokumen yang ketinggalan. Aku juga rencana mau pergi."

"Pergi? Mau ke mana?"

"Aku mau menemui Chenhuan."

Su Yuxuan akhirnya menyadari ada sesuatu yang aneh, ia bertanya lebih lanjut, "Kalau begitu termos yang kamu bawa ini …."

Su Yayan sedikit tersipu malu dan berkata, "Makan siang penuh cinta untuknya."

Hati Su Yuxuan langsung hancur saat mengetahui ternyata adiknya memasak makan siang di dapur untuk pria brengs*k itu!

Su Yayan khawatir makanannya akan dingin, jadi ia terburu-buru pergi tanpa menghiraukan raut wajah kecewa kakaknya, katanya, "Kak, aku pergi dulu ya." Lalu berlalu pergi.

Su Yuxuan menggertakan gigi sambil melihat adiknya pergi.

Dasar pria brengsek, perebut adikku, perusak harapanku, penghancur keluargaku.

Mulai detik ini, pria brengse*k itu adalah musuhnya.