webnovel

Lelaki Jenius Itu Ternyata Cewek!?

Kaylee tampak seperti perempuan usia 25 yang normal. Tapi dia memiliki dua rahasia yang besar. 1) Dia adalah pianis melegenda 2) Dia menyamar sebagai pemuda 18 tahun di kampus!? Disaat dia mulai terbiasa dengan kehidupan gandanya, dia sadar dia jatuh cinta dengan dosen tampannya. Bukankah kehidupannya sudah cukup rumit? Ternyata tidak berhenti sampai disitu, karena dosennya memiliki identitas tersembunyi yang mengejutkannya! Dijodohkan dengan perempuan yang tidak diketahui, seorang dosen muda bernama Declan Black tengah menanti kedatangan seseorang selama bertahun-tahun. Tapi dia malah tertarik dengan salah salah satu mahasiswa di kampusnya. Dan yang lebih aneh adalah mahasiswanya tidaklah seperti yang ditunjukkannya.... lalu bagaimana dengan calon istri yang dipilih ibunya? Apakah keduanya akan mengetahui identitas tersembunyi pasangan mereka? Atau lebih banyak rahasia yang akan membuat perasaan mereka menjadi mustahil? Ikuti kisah mereka hanya di 'Lelaki Jenius Ternyata Cewek!?'

VorstinStory · Urban
Not enough ratings
352 Chs

Bab 24 Bukankah Dia Terlalu Muda?

Entah bagaimana, Kaylee berhasil menyingkirkan pikirannya tentang perasaannya terhadap Jacob dan fokus pada ajang kompetisi ini.

Dia memberikan penilaian yang adil dan tidak memilih kontestan favorit. Meskipun dia berharap Alicia Johnson tidak keluar sebagai pemenang, Kaylee tetap menjadi juri profesional dan menilai permainan Alicia dengan tepat.

Pada akhirnya, Alicia keluar sebagai juara runner-up, membuat Kaylee merasa lega sekaligus bersalah.

Dia tahu bahwa Alicia sangat ingin memenangkan perlombaan ini, tetapi Kaylee berdoa agar gadis itu tidak menang. Dia merasa bersalah dan menyesal karena telah mendoakan kegagalannya.

Dia merasa lebih bersalah ketika dia merasa lega karena Alicia tidak lagi melihatnya dan menuntut jawaban darinya ketika mereka bertemu pada hari Senin.

Meskipun pekerjaannya hari ini hanya sebagai juri seperti yang dia lakukan setiap tahun, mengapa pekerjaannya hari ini lebih melelahkan daripada sebelumnya?

"Nona Roe, Nona Larson, dan Tuan Gardnerr terima kasih atas partisipasi Anda dalam acara ini." ucap salah satu panitia lomba saat memberikan cinderamata kepada kelima juri.

Setelah mengobrol ringan selama beberapa menit, Kaylee melihat Jacob melambaikan tangan padanya dan membuatnya segera merasakan kebahagiaan besar yang tidak biasa.

Kaylee berdehem beberapa kali seolah mencoba mengeluarkan sesuatu di dalam tenggorokannya. Wendy terkekeh, melihat rona cerah di wajah temannya, dan sangat tergiur untuk menggodanya.

"Bukankah dia terlalu muda untukmu?"

Kaylee memelototi temannya sambil mengerucutkan bibir. "Teman macam apa kau. Aku bahkan tidak tahu harus berbuat apa sekarang. Haruskah aku menghampirinya? Atau menghindarinya? Bagaimana jika dia mengira aku sombong? Bagaimana dengan…"

"Tunggu, tunggu. Aku hanya menggoda kamu. Kenapa kau menganggapku serius? Ha!" Wendy tersentak saat menyadari sesuatu. "Mungkinkah… kau menyukainya… sebagai laki-laki? Serius?"

"Aku... aku..."

"Kalau begitu, temui dia, girl!." Wendy mendorong punggung Kaylee ke arah Jacob, yang masih menunggu di samping pintu aula.

Kaylee menatap wajah temannya dengan ragu dan diliputi kebingungan.

"Ini pertama kalinya kau menyukai seseorang. Kenapa kau tidak mencobanya?"

"Tapi... bukankah dia terlalu muda untukku?" Kaylee mengulangi pertanyaan sahabatnya membuat Wendy memutar matanya dengan malas.

"Umur bukanlah masalah. Kau hanya perlu mengenalnya dan mencari tahu apakah kau ingin menghabiskan seluruh hidupmu dengannya atau tidak. Bukankah lebih baik bagi kau menikahi dengan orang yang kau sukai daripada menikahi orang yang dipilihkan ibumu?"

Kaylee menggigit bibirnya dengan ragu sambil merenungkan setiap kalimat sahabatnya.

Meskipun Ny. Zouch saat ini tidak membahas perjodohannya dengan Declan Black, Kaylee tidak yakin ibunya akan menyerah menikahkannya dengannya.

Andai saja dia mengaku kepada ibunya bahwa dia memiliki orang lain di dalam hatinya dan berhasil meyakinkan orang tuanya bahwa dia akan lebih bahagia bersama orang yang dia suka… bukankah itu lebih baik?

Akhirnya, Kaylee memutuskan untuk menghampiri pemuda yang masih tersenyum padanya.

Jacob telah banyak tersenyum padanya ketika dia tampil sebagai 'Nick.' Tapi entah kenapa, sekarang dia sepertinya melihat sesuatu seperti lingkaran cahaya di sekitar wajah pemuda itu saat tersenyum padanya.

Entah bagaimana, dia tidak bisa bertingkah seperti biasanya saat matanya bertemu dengan mata biru Jacob. Apakah mata Jacob bersinar begitu indah saat pemuda itu tersenyum?

Mengapa sekarang Kaylee menyadari sesuatu yang tidak pernah dia sadari sebelumnya?

"Hai, Nona Roe."

"Hai, Jack."

"Aku punya sesuatu untukmu." Jacob memberi Roe buket anyelir merah muda.

"Biar kutebak. Seharusnya kau memberikan buket ini pada Wendy." Kaylee tahu betul bahwa Jacob pasti memberi Wendy buket karena pemuda itu adalah penggemar sahabatnya.

"Ah, aku sudah memberinya bunga lagi. Aku baru membelinya beberapa menit yang lalu. Menurutku anyelir merah muda itu cocok untukmu."

"??" Kaylee merasa seperti dia mendengar suara drum di dalam dadanya ketika dia mendengar jawaban itu. "Terima kasih." Akhirnya, Kaylee mengucapkan terima kasih sambil mencium bunga itu dan menundukkan wajahnya.

Dia merasakan saat ini, sepasang mata biru Jacob sedang menatapnya dengan tatapan yang bisa membuat jantungnya berdebar kencang sehingga tak berani menatapnya.

Di sisi lain, Jacob justru semakin terpesona dengan rona merah gadis di depannya.

Betapa menggemaskan!

"Miss Roe, bolehkah saya ..."

"Miss Roe, ternyata kau ada disini. Aku sudah mencarimu sedari tadi." suara nyaring dari ujung koridor menyela kata-kata Jacob dan menarik perhatian keduanya.

"Mister William." Kaylee menyapa direktur komite dengan sopan. Pria inilah yang mengundangnya menjadi juri di sini. Tapi dia tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya ketika dia melihat Declan Black berjalan di samping William.

Dia mengalihkan pandangannya ketika pria menakutkan itu menatapnya dengan tatapan menyelidik.

"Ini…" Tuan William memperhatikan kehadiran Jacob di samping Kaylee dan bertanya-tanya apa yang dilakukan seseorang yang bukan anggota komite atau juri di koridor pribadi ini.

"Saya adalah mahasiswa kampus ini, sir."

"Ah, bukankah seharusnya kau bersama teman-temanmu sekarang?"

Jacob menghela napas, menyadari pria pendatang baru ini telah mengusirnya secara tidak langsung. Jacob melirik Roe, yang sekarang menatapnya dengan menyesal.

Meski harus meninggalkan koridor ini, Jacob senang karena merasa yakin Roe memang menyukainya. Gadis itu tampak kecewa melihatnya pergi.

"Sampai jumpa lagi, Nona Roe."

Roe menganggukkan kepalanya sekali dan menatap punggung pemuda itu dengan sedih.

"Sungguh representasi yang luar biasa, Nona Roe." pujian Mr Williams membuat Kaylee tidak bisa menahan diri untuk tidak melirik pria itu dan memberinya senyuman tipis. "Ah, perkenalkan temanku. Dia juga mengajar di kampus ini."

"Declan Black," ucap Declan sambil mengulurkan tangan untuk berjabat tangan dengan Kaylee.

Dengan gerakan ragu-ragu, Kaylee meraih tangan yang terulur dan berjabat tangan dengan pria itu. "Roe."

Ya Tuhan. Mengapa dia sangat tidak beruntung hari ini? Sebelumnya, dia khawatir Jacob akan merasa curiga bahwa dia adalah Nick, dan sekarang kekhawatirannya kembali menyerangnya dan takut Declan akan mengenalinya sebagai Kaylee Zouch.

Belum lagi, mata hitam tajam itu masih menatapnya seolah-olah dia adalah seorang penyelidik.

Tenang. Tenang saja. Kaylee membujuk dirinya sendiri seolah melantunkan mantra.

Sudah lebih dari dua bulan sejak dia bertemu dengan Declan sebagai Kaylee. Pria itu pasti tidak akan mengingatnya, apalagi mengenalinya. Oleh karena itu, dia tidak perlu khawatir dan…

Kaylee melebarkan matanya saat Declan tidak melepaskan tangannya dan mengangkatnya ke arah mulut pria itu.

ASTAGA! Declan Black mencium punggung tangannya sambil menatap matanya!!