webnovel

Lelaki itu Ternyata Permaisuriku

Shu Xia Ya. Dunia pun tau bagaimana kecantikan tersohor dari gadis belia itu. Tak sedikit pemuda datang silih berganti untuk mempersuntingnya. Tidak semudah itu untuk meluluhkan hati seorang gadis muda. Bahkan Sang Putra Mahkota Shin Ji Yan tergila-gila dengannya. Bukan Xia Ya namanya jika ia tidak bisa untuk tidak menolak sang Putra Mahkota. Bahkan ia merelakan dirinya berubah menjadi seorang lelaki untuk menutupi semua hasrat Putra Mahkota yang ingin menjadikannya permaisuri. Menjadi permaisuri? siapa yang tidak mau. Namun, Xia Ya menolak. Ada apa dengan Xia Ya? dan apakah perjuangan Xia Ya untuk menolak Putra Mahkota yang sangat menjengkelkan dimatanya itu berhasil?

arirarirariraaa · Urban
Not enough ratings
2 Chs

Pertemuan Tak Diinginkan

"Permisi" Shin Ji Yan tidak mengetahui keberadaannya diam-diam menjadi perhatian semua orang. Ji Yan memilih pulang melewati hutan dibandingkan jalan biasa yang dikunjungi oleh masyarakat. Pikirnya jalan biasa akan ramai karena sekarang hari festival. Namun, siapa sangka harapannya tak sesuai kenyataan. Dia dihadapkan dengan banyak orang yang sedang berjalan membawa banyak perbekalan.

"Anak muda, kau sedang apa di tengah hutan begini" tanya seorang pria.

"Dia sangat mencurigakan pak, lihat wajahnya sangat ketakutan" ucap wanita disampingnya.

"Aku sering mendengar berita kemalingan akhir-akhir ini, kemaren hewan ternak di kampung sebelah dimaling, dan kabar-kabarnya pelakunya itu kabur ke arah hutan" ucap wanita lain didalam kelompok itu

"Hei, anak muda siapa kamu. Sekarang hari saatnya berkumpul dengan keluarga, kamu sedang apa sendirian di hutan"

Ji Yan tertegun melihat semua percakapan orang-orang di sekelilingnya. Dia tahu persis apa yang ada dipikiran orang-orang itu saat itu. Semua orang memberinya tatapan curiga yang mematikan.

"Oh tidak, tamatlah riwayat ku, apa yang harus aku lakukan oh Tuhan" batinnya.

"Sepertinya dia benar-benar mencurigakan pak. Kita tangkap saja dia" perintah salah seorang lelaki.

"Maaf bapak-bapak, ibu-ibu, saya bukan pencuri. Saya hanya ingin pulang ke is.."

perkataannya terhenti tak mungkin ia mengatakan yang sebenarnya.

"...is...isshuangg" Lanjutnya, Shuang menjadi kata pamungkasnya. Memang benar Desa Shuang harus melewati hutan.

" Maaf kami tidak sepercaya itu, kalau begitu bagi tahu dimana rumah dan siapa keluarga mu"

"Betul anak muda, saat ini kampung ini sedang dilanda kemalingan, kami disini tidak semudah itu dapat mempercayai semua orang yang mencurigakan" Ucap wanita tua.