webnovel

Latief

Latief sejak umur 7 tahun sudah dititipkan oleh ayah dan ibunya ke sebuah pondok pesantren yaitu pondok pesantren AL FATH,tujuan orangtuanya menitipkan anak semata wayangnya ke pesantren bukan karena mereka sibuk tetapi mereka ingin menjadikan anaknya sebagai seorang anak yg mandiri. Ketika Latief sudah beranjak dewasa dia bertemu dengan seorang perempuan yang bernama Hasyifah dan kebetulan ketika Latief pergi ke Kairo dengan Mahdar mereka juga bertemu dengan Hasyifah dan ternyata Hasyifah lah yang akan menikah dengan Mahdar.Ketika Latief sudah ada dipesantren dia disukai oleh Zainab dan ternyata Nahla anak dari Kyai Mahfuz juga menyukai Latief. apa yg akan terjadi pada Latief selanjutnya?apakah Latief akan nyaman tinggal dipesantren ataukah akan kabur dari pesantren? Siapakah yang akan Latief jadikan pasangannya? Apakah Zainab atau Nahla? Bagi yg penasaran baca yuk!!! Setelah itu jangan lupa tinggalkan power stone,review dan giftnya Jika kalian menyukai cerita ini jangan lupa tambahkan cerita ini ke pustaka kalian.Dan jika ada salah satu unsur yang disukai,jangan lupa di klik love ditagsnya Terimakasih dan mohon dukungannya

SzifaAl11 · Fantasy
Not enough ratings
235 Chs

14

Keesokan harinya

Hari ini dimana hari kedua jambore muslim,Latief sekarang masih berada ditenda kesehatan karena keadaannya belum pulih dengan ditemani oleh Hilman.

"Latief, gimana keadaan kamu sekarang?" tanya Hilman

"Alhamdulillah, sudah lumayan membaik, terimakasih ya sudah mau menemani aku" jawab Latief

"Iya sama - sama, sebagai teman yang baik kan harus saling tolong menolong,kenapa kamu bisa masuk ke jurang?,terus kenapa kamu gak nyari kayu bakarnya barsama Putra?" tanya Hilman lagi

Latief bingung dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh Hilman, karena bukannya Latief mencari kayu barsama dengan Putra dan tidak berpisah, apa jangan - jangan Putra yang mendorong aku ke jurang, ah tapi jangan su'udzon kan itu dosa, pikir Latief dalam hati.

"Hei,kok malah ngelamun sih?" ujar Hilman yang membuat Latief tersadar dari lamunannya

"Eh, enggak ngelamun kok, aku itu pisah sama Putra supaya mendapatkan kayu yang banyak, terus aku melihat dijurang ada kayu yang banyak, aku berniat mau menggambil kayu tersebut tapi aku malah terpeleset terus aku pinsan" jawab Latief sambil mengada - ngadakan kejadian

"Ya Allah Latief, kok kamu sampai segitunya sih" ujar Hilman

"Hehehe, maaf, lain kali aku gak akan kayak gitu lagi deh"ujar Latief sambil tertawa

"Yaudah kamu istirahat saja lagi aku mau mengikuti kegiatan yang kedua, gak apa - apa kan kamu sendiri disini, kasian Putra gak ada yang menemani" ujar Hilman

"Aku mau ikut saja lah, soalnya aku sudah sehat sekarang" ujar Latief

"Yaudah kalau kamu mau ikut,tapi gak apa - apa kan?" tanya Hilman khawatir

"Iya gak apa - apa,ayo ah takutnya ketinggalan" jawab Latief

Setelah itu Latief dan Hilman begitu juga dengan Putra bergabung dengan santriwan dan santriwati yang lainnya untuk mendengarkan pengarahan sebelum kegiatan hari kedua dimulai,lalu Halimah, Alifah, dan Nahla datang menghampiri Latief.

"Latief gimana keadaan kamu sekarang?" tanya Nahla anak dari Kyai Mahfuz

"Iya gimana kabar kamu?" tanya Halimah

"Gimana kabar kamu ?,maaf aku kemarin gak bisa ngejagain kamu" tanya Alifah

Latief kaget karena ditanya oleh tiga santriwati sekaligus

"Alhamdulillah, aku sudah sehat kok,gak apa - apa kok gak bisa ngejagain aku kan sudah ada Hilman" jawab Latief yang pandangannya difokuskan kepada Alifah

"Syukurlah kalau begitu" respon dari Nahla,Halimah dan Alifah

Putra yang melihat Latief diperhatikan oleh tiga santriwati jadi semakin syirik kepada Latief.berbeda dengan Hilman ia merasa senang karena teman dekatnya diperhatiin juga oleh santriwati.

Setelah itu ustadz Ahfan pun memberikan pengarahan kepada para santriwan dan santriwati untuk yang kedua kalinya

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh" ucap salam ustadz Ahfan

"Waalaikumussalaam warahmatullahi wabarokatuh" jawab salam seluruh santriwan dan santriwati

"Dihari yang kedua kali ini kita akan mandi di air terjun tapi sebelumnya kita setor hafalan terlebih dahulu,tadi setelah sholat shubuh tidak setor hafalan karena ada salah satu teman kita yang belum pulih dan Alhamdulillah sekarang sudah bisa mengikuti kegiatan" ujar ustadz Ahfan

Setelah itu para santriwan dan santriwati masuk kehutan untuk ke air terjun, selama diperjalanan ada yang sambil bersholawat dan ada juga yang memurojaah hafalannya.Setelah beberapa lama para santriwan dan santriwati beserta pembimbing akhirnya mereka semua sampai di air terjun tersebut.

"Alhamdulillah,akhirnya sudah sampai juga" ujar Latief

"Iya,gimana kalau sekarang kita murojaah hafalannya barsama - sama sebelum dites sama pembimbing" ajak Hilman

"Ouh iya ayo,kamu mau ikut juga kan Putra? "tanya Latief

"Iya aku juga ikut" jawab Putra

Nahla,Alifah,dan Halimah mendekati mereka bertiga(Latief, Hilman dan Putra).

"Kita boleh ikut gabung?" tanya Nahla

"Iya boleh kok" jawab Hilman

Mereka semua bisa memurojaah hafalannya bersama, santriwan dan santriwati yang berumur 7 sampai 12 tahun ketika hafalan ataupun melaksanakan kegiatan keagamaan bisa bergabung tidak dipisah antara santriwan dan santriwati kecuali jika mereka semua sudah berumur diatas 12 rahun baru mereka dipisah alasannya sewaktu berumur dibawah 12 tahun disatukan karena kemungkinan tidak akan terjadi hal yang bersifat negatif.

"Yasudah kalo gitu kita mulai hafalannya dari Latief ya karena dia yang paling jauh hafalannya diantara kita bertiga" ujar Hilman

"Yasudah ayo,kalo diantara kita bertiga yang paling jauh hafalannya itu Nahla" ujar Alifah

"Emangnya Nahla sekarang sedang menghafal surat apa?" tanya Hilman

"Dia sekarang sedang menghafal surat Al Buruj" jawab Alifah

"Wah, berarti sama dong kayak Latief" ujar Hilman

"Apa jangan - jangan mereka jodoh lagi" ujar Alifah

"Mungkin hanya kebetulan saja" Latief ikut nimbrung percakapan mereka berdua

Nahla yang mendengar percakapan mereka hanya tersenyum, dia tidak berani perotes karena itulah yang diajar kan oleh ayahnya yaitu kyai Mahfuz.

Setelah itu mereka memulai murojaahnya dari Latief lalu dilanjut oleh Nahla dan sampai akhirnya mereka berenam selesai murojaah dan akhirnya menyetorkan hafalannya kepada pembimbing.Pada saatnya giliran Latief menyetorkan hafalannya kepada Ustadz Nizam, dan ustadz Nizam pun kagum kepada Latief karena hafalannya paling jauh dari pada para santriwan yang lainnya,sedangkan dikalangan para santriwati yang paling jauh hafalannya adalah Nahla.Putra yang mendengar Latief hafalannya sudah semakin jauh ia semakin iri kepada Latief.

Setelah itu para santriwan dan santriwati diperizinkan mandi diair terjun.

"Hilman,Putra ayo kita ke air terjunnya aku sudah tidak sabar" ajak Latief

"Ouh, iya ayo" jawab Hilman dan Putra

Setelah itu mereka semua mandi diair terjun dan setelah beberapa lama akhirnya mereka selesai bermain dan mandi diair terjun. Dan para santriwan dan santriwati pun berangkat lagi ketempat tenda mereka masing masing dan melanjutkan aktivitas yang lainnya seperti belajar ilmu agama,selain belajar ilmu agama para santriwan dan santriwati diajarkan ilmu umum.maka dari itu para santri tidak bersekolah sambil pesantren karena dipesantren juga ada ilmu umum bukan hanya ilmu agama saja.Itulah alasan orangtua Latief menitipkan anak semata wayangnya dipesantren AL FATH.

Jangan lupa vote dan komennya ya

Terimakasih