webnovel

Privilege

Quest pertama Hiro benar-benar berakhir setelah ia berhasil mengantarkan gadis NPC itu kembali kepada ayahnya, NPC Ron. Liberty sampai menangis bahagia melihat reaksi NPC Ron saat mereka berhasil membawa putrinya keluar dari Dark Forest. Sementara Hiro yang tahu kalau mereka bukanlah manusia asli, bisa lebih bersantai.

"Hari yang melelahkan," ujar Liberty sambil menghela napas.

Kali ini Hiro dan Liberty berjalan bersama kembali ke Beginner Town.

[21:00 PM Server Time]

Pikiran Hiro masih terdistraksi oleh adanya penemuan baru tentang weapon dan armor khusus yang bisa ia dapatkan selama game itu belum resmi dilaunch.

Saat itu juga Hiro sadar jika CBT yang ia dapatkan bukanlah sebatas CBT biasa melainkan CBT spesial.

"Libe."

"Hmm?"

"Sejak kapan kau main game ini? Bagaimana kau bisa menjadi player CBT?"

Liberty menatap Hiro selama beberapa detik sebelum mengerjap dengan ekspresi bingung. Ia sama sekali tidak mengerti dengan apa yang baru saja Hiro tanyakan kepadanya.

'Cantik!'

Hiro memekik dalam hati melihat ekspresi kebingungan Liberty yang menggemaskan. Ia mencoba menahan diri agar tidak mengelusnya seperti anak anjing lagi kali ini.

"..."

"Lupakanlah kalau kau tidak tahu."

Jalan buntu. Sepertinya Hiro harus bertanya pada player lain yang minimal paham cara memilih senjata yang berguna saat sedang bertarung.

Hiro membuka sistem HUD miliknya untuk menambahkan Liberty ke daftar teman. Saat ia melakukannya, Liberty terkejut dan menghentikan langkahnya seketika. Itu karena sebuah notifikasi tiba-tiba muncul di sistem HUD miliknya.

"NightFall telah menambahkanmu sebagai teman?!"

Liberty menatap Hiro dengan tatapan tidak senang.

"Aku kira kita sudah berteman sejauh ini! Huft."

Hiro sama sekali tidak tahu kenapa reaksi Liberty kesal seperti itu. Gadis itu masih menerima request Hiro untuk mengajaknya berteman tapi ia lalu lanjut berjalan dengan kesal.

Ia sama sekali tak tahu jalan pikiran seorang gadis yang tidak bisa ditebak.

"Oke hari ini sampai di sini, kita bisa bermain bersama lagi besok!" Liberty tiba-tiba melompat ke hadapan Hiro lalu tersenyum sangat lebar. Hiro semakin dibingungkan dengan tingkahnya yang sangat cepat berubah.

"Baiklah, senang bisa bermain denganmu."

"Aku akan pulang ke rumahku sekarang, aku mau mandi lalu tidur sampai besok," jelas Liberty sambil mengangguk-anggukkan kepala.

"Eh–kau main di warnet?"

"Warnet? Dimana itu? Aku tidak mengerti, Hiro. Aku hanya ingin pulang ke rumahku sekarang."

"Tunggu, kau sedang tidak membicarakan tentang rumah di sini, bukan?"

"Tentu saja aku membicarakan rumahku di sini. Memangnya dimana lagi? Kapan-kapan kau bisa datang berkunjung, Hiro. Untuk sekarang aku sudah sangat capek. Aku pergi dulu, ya! See ya!"

Liberty berlari begitu saja sebelum pertanyaan Hiro yang sebenarnya terjawab.

Hiro menghela napas panjang. Satu lagi informasi baru yang ia dapat hari ini. Mungkin termasuk dalam kategori informasi penting. Ia baru tahu kalau ada sistem tempat tinggal berupa rumah di dalam game dan kenapa ada player yang lebih memilih untuk istirahat di rumah in-game daripada logout dan benar-benar istirahat?

'Gadis itu memang benar-benar aneh.'

"Tunggu dulu–"

Tampilan party masih ada, Liberty lupa tidak meninggalkan party saat bergegas pulang dengan terburu-buru. Nama, health point, serta AP miliknya masih bisa dilihat oleh Hiro melalui tampilan party itu.

"Apa aku kick saja? Ck. Ck. Ck."

Hiro kembali berjalan berkeliling kota Beginner Town. Ia memutuskan untuk mengabaikan Liberty yang masih berada di dalam partynya, tak tega untuk menendangnya keluar meskipun ia sangat yakin kalau Liberty tidak paham arti ditendang keluar dari party.

Kota Beginner Town sangat sepi saat malam hari. Sepertinya player lain telah logout, atau…mereka pulang ke rumah seperti apa yang dilakukan oleh Liberty? Hiro hanya bisa menebak-nebak. Ia tak berhasil menemukan player, hanya kota berisi NPC.

Hiro kembali memeriksa halaman [CBT Players] untuk melihat siapa saja yang sudah mendapatkan privileged weapon ataupun armor. Di dalam halaman khusus, ia menemukan beberapa nama yang telah berhasil memilikinya.

Matanya terbelalak saat melihat bahwa sudah ada 288 players privilege item yang telah memiliki signature player.

Ia membaca beberapa di antaranya

[Hellsing Whisper (Pistol) - Liberty (Level 15)]

[Yin Yang Harmony (Mystic Tome) - Noah (Level 15)]

[God of Light (Chakram) - Natalie (Level 14)]

"Ahhh! Bagaimana mereka bisa mendapatkannya?! Aku juga mau!" membuka halaman khusus itu hanya membuatnya semakin frustasi.

Deskripsi tentang senjata atau armor itu dikunci oleh sistem. Hiro hanya bisa melihat nama senjata, jenis senjata, dan siapa pemiliknya saja. Tidak ada informasi lain yang bisa membantunya mendapatkan petunjuk.

Hiro pun memutuskan untuk melampiaskan rasa kesalnya dengan kembali melanjutkan grinding.

Targetnya kali ini adalah monster tipe brutal [The Common Ostrich (Level 15)].

Exp yang didapatkan dari melawan ostrich colony di satu spot yang sama di daerah barat Beginner Town sangat deras dan monster itu menyerang secara bersamaan, terus berdatangan.

Bukan masalah bagi Hiro yang sudah memiliki ASPD tinggi. Ia hanya perlu bermodalkan minuman berenergy agar tak sampai kehabisan energy saat sedang memakai combonya.

Meskipun exp yang didapatkan oleh Hiro sangat banyak, tetap saja, levelnya sudah sangat sulit untuk ditingkatkan dengan cepat.

Hiro yakin itulah kenapa world level di cap adalah 20. Sepertinya sistem in-game untuk saat ini hanya dibatasi untuk level itu.

Ia harus mengejarnya sebelum CBT itu benar-benar berakhir.

Setelah 4 jam grinding–

[System Call]

[NightFall] [Barbarian] [Gorgeous Smile]

Base Level 17

Job Class Level 12

Health 5680/5680

AP 508/508

Energy 100/100

Fame 150

BR 4510

Basic Stats (Points 0)

STR 49

AGI 26

INT 13

VIT 30

DEX 15

LUCK 28

Skill Stats (Points 0)

Sword Combo Skill Level 5

Bloodsteal (passive) Level 3

"All set."

"Cukup untuk sekarang."

[System Logout]

Hiro logout dari game dan melepaskan mesin VR dari kepalanya.

Ia ingin mencoba sesuatu.

Hiro segera memeriksa android braceletnya dan membuka website Ninecent untuk kesekian kalinya, membaca deskripsi tentang transaksi jual beli untuk game LSO.

Setelah beberapa menit tenggelam dalam layar tablet itu, Hiro menemukan dua buah metode transaksi jual beli yang bisa dilakukan untuk game LSO.

Transaksi pertama bisa dilakukan secara langsung di dalam game saat sedang online. Namun, Player to player direct trading masih berstatus coming soon, menunggu update.

Tapi, ada satu cara lain untuk bisa menjual tradable item di dalam game, player harus memiliki sebuah Merchant License yang bisa didapatkan dengan membelinya melalui website seharga 100,000USD untuk membuka sebuah store.

Player merchant berhak menentukan harga barang, pajak, dan biaya transaksi/jasa.

Hiro yang hanya ingin bereksperimen dalam menjual barang di game itu pun otomatis mengabaikan kedua cara itu. Pilihannya jatuh pada transaksi melalui sistem yang bisa dilakukan secara offline maupun online dengan sistem auction.

[Garden Golem Weapon Card 1x]

Hiro memasang card skill itu ke dalam menu barang yang ingin dijual di website Ninecent.

Penjualan melalui sistem memang tidak membutuhkan Merchant License. Meskipun begitu, terdapat pajak penjualan yang diberikan oleh sistem sebesar 10%. Ia tak punya pilihan lain.

[Garden Golem Card 1x dipasang untuk auction]

[Harga pembuka untuk bidding war akan ditentukan oleh sistem, pembatalan tidak diperbolehkan. Tetap lanjutkan?]

"Yes."

"..."

[Harga pembuka untuk [Garden Golem Weapon Card] adalah 2000 LSC]

[...]

[Menunggu bidders (6 jam tersisa)]