webnovel

Last Boss

Kenapa Iblis itu harus dibunuh? Pertanyaan itu muncul di kepalanya ketika ia diminta untuk mengisi kuisioner setelah dirinya berhasil mengakhiri game yang baru saja keluar kemarin. Edward, dia adalah seorang pelajar SMA tahun terakhir yang memiliki hobi bermain game. Dia adalah seorang maniak, hampir semua game yang dikeluarkan 2 atau 3 tahun sudah ia selesaikan. Game baru keluar, Aester World, ia menamatkannya hanya dalam waktu kurang dari 48 jam. Game menunjukkan credit staff yang terlibat bergerak ke atas sebagai tanda akhir dari permainan, namun ketika kredit selesai muncul sebuah pertanyaan. Ia berpikir jika itu hanya ulasan untuk iklan game mereka, namun semakin lama muncul pertanyaan yang semakin aneh. Hingga terakhir muncul sebuah pertanyaan yang tidak bisa ia jawab. Kalau begitu, bagaimana jika Kamu menjadi Raja Iblis? Monitor seketika berubah menjadi warna putih, cahaya dari layar menjadi sangat terang daripada biasanya sampai membutakan matanya untuk sesaat, lampu kamar tiba-tiba menyala sangat terang lalu meledak. Ruangannya bergetar hebat seolah di terjang gempa, ia melompat dari kursi karena panik, berlari kearah pintu keluar. Ketika matanya terbuka, semuanya berubah. Tidak ada lagi ruangan sempit yang berantakan, tidak ada lagi cahaya monitor yang menjadi sumber cahaya ruangannya. Semuanya berubah, hanya ada ruangan luas dengan cat merah gelap, ranjang yang luas, dan seorang perempuan yang siap melayaninya kapan saja. Ia berubah menjadi Boss Terakhir dari game Aester World, mungkin itu terdengar sangat luar biasa namun tidak untuknya ketika tahu takdirnya akan berakhir di tangan sang pahlawan. "Jangan bercanda! Aku tidak mau hidup ku berakhir! Aku akan bertahan hidup dan mengubah takdir ku!"

Sonzai · Fantasy
Not enough ratings
181 Chs

Chapter 156 - Penaklukan kota

"Apa ini ... Kekuatan Tuan Astaroth?" tanya Scintia takjub.

Void langsung membalas seakan ia tahu "Tidak, dia masih bermain-main. Dia hanya sedang mempelajari musuhnya, gerakannya yang terus menghindar membuatnya seolah sedang mengulur waktu."

Astaroth kemudian melompat mundur seakan memberikan jarak antara dia dan juga Leo. Kemudian ia hanya berdiri dengan tombaknya sembari terus menatapi Leo yang tampak sangat marah disertai giginya yang menggertak amat sangat kuat.

Tiba-tiba Astaroth berkata "Begitu ... Benar seperti yang dikatakan Nona Scintia, kekuatan dan kecepatan mu tidak wajar. Walau begitu aku akui jika teknik tombak mu cukup hebat."

"Aku akan membunuhmu! Aku akan membunuh mu! Aku akan membunuhmu!" teriak Leo dengan lantang, meluapkan segala kebencian yang tak bisa lagi ia bendung hingga membuat rupanya menjadi sangat marah dan perlahan kulitnya berubah menjadi warna merah.

"Hmm?"

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com