CHAPTER SERATUS DELAPAN PULUH DUA

Arvan dan Larisa sudah duduk manis karena telah tiba giliran mereka menaiki wahana bianglala. Namun di luar rencana Larisa semula dimana awalnya dia berniat menikmati pemandangan sekitar begitu sudah berada di atas, Larisa justru tak bisa merealisasikan rencananya. Dia tak menikmati menaiki wahana itu karena pikirannya kini tak fokus di sana. Melainkan karena di pikirannya penuh dengan kata-kata Arvan tadi yang terdengar penuh gombalan tapi Larisa tahu persis Arvan bukan tipe pria yang senang menebar gombal. Pria pendiam dan jarang bicara seperti Arvan, tentu saat bicara akan mengatakan kata-kata yang serius dari hatinya.

Meski belakangan ini setelah dirinya dekat dengan Arvan, Larisa menemukan sisi lain dari seorang Arvan. Pemuda itu cukup mampu menyesuaikan diri dengan keadaan karena di saat Larisa sedang dalam suasana hati yang buruk, tak jarang Arvan melempar candaan konyol dan garing namun sukses menghibur Larisa.