webnovel

Laluna

kehidupan bahagia bersama keluarga tidak seperti yang ia harapkan, semuanya berubah dalam satu malam. Eden Georgia Ludwig dijadikan persembahan untuk dewa, dikirim ke neraka dunia demi menyelamatkan kotanya. tak disangka ia berhasil diselamatkan oleh tiga orang yang memanggilnya "nona". hidup sebagai perempuan normal hal ini lah yang menjadi keinginan besar Eden setelah berhasil selamat di dunia asing tersebut namun ia malah harus terjerat dengan ikatan pernikahan seorang tirani kejam dan harus melaksanakan misi besar di masa depan

msrully · Fantasy
Not enough ratings
93 Chs

Bangsawan Berambut Merah

'nona Eden!!' ucap Cecilia dalam hatinya.

tubuhnya sedikit bergetar, ditambah Noah terus saja melihat ke arah nya seolah sedang memastikan sesuatu.

Cecilia kemudian beranjak mendekati Noah untuk menuangkan air minum, sambil sesekali melirik Eden.

kali ini Cecilia benar-benar yakin bahwa wanita yang duduk bersama Noah adalah Eden.

namun yang membuat Cecilia semakin gemetar ialah ketika Eden tepat menatap Cecilia namun seperti tak mengenali siapa dia.

tubuhnya terus bergetar, ia tak dapat menyembunyikan ekspresi wajah nya dari Noah.

Noah sadar ada yang janggal dengan gerak gerik Cecilia, tentu saja hal itu membuat Noah yakin bahwa Laluna merupakan Eden.

setelah selesai menuangkan air minum, Cecilia keluar bersama pelayan yang lain.

sesampainya di ruang pelayan tubuhnya terjatuh lemas, ia masih tak percaya bahwa Eden berada di Assiria dalam genggaman Noah.

entah apa yang terjadi sebenarnya pada Eden, ia bahkan tak bisa menyapa atau bahkan mendekatinya.

tatapan mata Eden benar-benar asing terhadapnya.

tak lama berselang seorang pengawal menjemput paksa Cecilia dan membawanya kembali ke penjara.

Chris yang khawatir karena Cecilia terlihat murung lalu terus bertanya dan berteriak padanya.

Cecilia yang masih shock kemudian berteriak,

"aku bertemu dengannya!!!" ucap Cecilia dengan suara yang lantang

"dia siapa?!! katakan dengan jelas!!"

jawab Chris

"nona Eden, aku bertemu dengan nya dia sedang makan bersama Noah"

ucap Cecilia sambil sedikit menitihkan air mata kemudian menangis terisak

"hei.. kenapa kau menangis katakan apa yang terjadi? kenapa kau tak membawa nona Eden bersama mu?!! cepat jawablah"

Chris bertanya dengan emosi yang menggebu-gebu

"aku tidak bisa! sudah ku katakan aku tidak bisa?!!" terus menangis sembari menutup wajahnya

"hentikan Chris, hentikan, aku tidak tau apa yang telah terjadi pada nona tapi dia bahkan tak mengenali ku"

ucap Cecilia sambil mengusap air mata nya

"baiklah maafkan aku, sudah jangan menangis dan katakan dengan jelas"

ucap Chris pelan untuk melegakan Cecilia.

Cecilia kemudian menceritakan apa yang telah terjadi selama ia di bawa keluar.

dengan serius Chris mendengarkan cerita Cecilia, ia tak bisa percaya dengan apa yang telah dilihat oleh Cecilia.

hingga Chris menyimpulkan sendiri bahwa nona Eden telah mengalami masa yang sulit, mungkin hal tersebut bisa memicu hilang ingatan.

itu adalah dugaan sementara Chris, untuk saat ini baik Chris maupun Cecilia tak bisa bisa berbuat apa-apa karena kondisi mereka yang terkurung, ditambah penjara tempat mereka di kurung sangat rapat dan tak ada cahaya dari luar yang masuk.

Chris hanya berpesan pada Cecilia jika nanti dia jemput paksa lagi agar Cecilia menurut dan juga menyelidiki apa sebenarnya yang terjadi pada Eden.

karena mereka merasa harus segera menyelamatkan Eden dari genggaman Noah.

Noah kini telah menjadi raja yang arogan, Chris khawatir kalau nona nya itu akan kehilangan kebebasan seumur hidupnya tanpa tau siapa sebenarnya dirinya.

* * *

setelah acara sarapan pagi selesai, Noah meminta para pelayan untuk menemani Eden berkeliling.

Noah juga berpesan agar mereka tidak meninggalkan Eden sendirian bahkan menyiapkan beberapa pengawal untuk mengikuti kemanapun Eden pergi.

setelah melihat ekspresi wajah Cecilia tadi pagi, Noah sudah dapat memastikan bahwa Laluna adalah Eden sehingga ia tidak berniat untuk melepasnya maupun memberitahu pada dunia bahwa Eden masih hidup.

Noah berencana menahan Eden di istananya dan akan menjadikannya sebagai istri.

(di taman kerajaan)

Eden berjalan mengelilingi taman bunga kerajaan.

ia begitu senang melihat bunga bermekaran, bahkan sesekali ia menghirup aroma bunga yang sedang mekar dihadapannya.

tak berselang lama, seseorang mendekatinya.

dia adalah seorang putri dari keluarga Marquez yang bernama Vivian Marquez.

putri Vivian mendekati Eden dan memperkenalkan dirinya sebagai calon permaisuri Noah.

tentu saja Eden terkejut mendengar salam perkenalan tersebut, ia menyambut dengan memperkenalkan diri sebagai Laluna.

putri Vivian tersenyum pada Eden, namun Eden bisa menebak bahwa senyuman itu hanyalah basa-basi seolah mengatakan 'aku adalah tunangan Noah berani-beraninya kau jalang kurang ajar mendekati Noah' begitulah kira-kira arti dari senyum Vivian menurut Eden.

Eden yang tidak merasa berbuat salah kemudian membalas senyuman Vivian yang berarti 'berani-beraninya memanggil ku jalang, padahal kau sendiri tidak terlalu cantik, bersyukur lah karena terlahir dari keluarga bangsawan'

suasana dingin mencekam membuat para pelayan disekitar merasa merinding melihat interaksi keduanya.

karena tak ingin berlama-lama, Eden mengalah dan memutuskan untuk pergi meninggalkan Vivian.

Eden tak mau ambil pusing dengan tingkah laku putri manja seperti Vivian yang mencoba menjadikannya bahan ejekan.

Eden kemudian meminta pelayan untuk mengantar dirinya ke perpustakaan.

sesampainya di perpustakaan, begitu banyak buku yang terpajang dan semua buku itu terlihat menggairahkan untuk di baca.

Eden bertanya pada pada petugas mengenai buku silsilah bangsawan yang ada di another world, dan petugas mengarahkan Eden ke rak buku nomor 700.

Eden bergegas menuju ke rak buku tersebut, ia terkejut karena buku mengenai bangsawan begitu banyak, kira-kira ada 20 rak buku.

karena penasaran, Eden kemudian bertanya kembali pada petugas mengenai bangsawan berambut merah.

petugas perpustakaan tak yakin apakah catatan mengenai bangsawan tersebut masih tersimpan atau tidak karena bangsawan tersebut telah mati dalam sebuah tragedi pembantaian.

petugas tidak yakin dimana data mengenai bangsawan tersebut, namun petugas mengarahkan Eden untuk mencari di ruang khusus arsip kematian lantai 2.

petugas juga menerangkan bahwa kejadian tersebut terjadi sekitar 17 sampai 19 tahun yang lalu, jadi ia meminta Eden untuk mencari pada kurun waktu tersebut.

Eden kemudian naik ke lantai 2, ruangannya sedikit berdebu karena jarang di masuki.

dalam ruangan tersebut terdapat lebih banyak buku di banding yang sebelumnya.

karena merasa pencarian ini akan melelahkan, akhirnya Eden memutuskan untuk meminta bantuan pada pelayan yang mendampingi nya.

merasa tak cukup, Eden memanggil pengawal yang mengikutinya untuk membantu mencari catatan yang ia inginkan.

kurang lebih 3 jam mereka bersama-sama mencari, wajah mereka mulai kotor karena debu, tapi pada akhirnya salah satu pelayan menemukannya.

catatan tentang kejadian 19 tahun yang lalu, karena melihat debu yang menempel pada wajah Eden, salah seorang pelayan kemudian berpamitan pergi mengambil kain untuk mengelap wajah Eden.

Eden juga mengizinkan yang lainnya untuk mencuci wajah dan Eden meminta mereka untuk datang lagi ke ruang baca di lantai bawah karena Eden akan menunggu di sana.

Eden turun menuju ruang baca, ia duduk di sebuah kursi dekat jendela yang tepat menghadap ke luar.

ia mulai meniup debu yang melekat di buku, sambil sesekali terbatuk-batuk.

Eden kemudian membaca buku pelan dari halaman perhalaman.

ia membaca dengan seksama isi dari buku tersebut, dan benar saja bahwa buku tersebut menceritakan mengenai bangsawan berambut merah yang tewas dalam pembantaian.

pelakunya merupakan saudara kandung dari keluarga tersebut, membaca kalimat tersebut membuat kepala Eden sakit.

ia merasakan sakit yang hebat pada kepalanya, yang membuatnya jatuh tersungkur hingga pingsan.

tak ada seorangpun yang tahu Eden pingsan, sampai salah seorang pelayan datang untuk membawakan kain pembersih dan ia terkejut mendapati Eden pingsan.

tubuhnya tergeletak di lantai, wajahnya begitu pucat, keringat dingin keluar dari tubuh Eden.

keributan tersebut memancing Noah untuk masuk, ia tak sengaja lewat di depan perpus dan berencana untuk mencari Eden.

melihat Eden yang terjatuh, membuat Noah reflek kemudian menggendongnya menuju kamar Eden.

kejadian tersebut membuat seisi istana gempar karena raja Noah menaruh perhatian pada seorang wanita asing.