Fajar mulai menyingsing di atas kota, menandai awal baru yang penuh teka-teki bagi Lana. Setelah semalaman bergelut dengan pikirannya, ia tahu bahwa menyerah bukanlah pilihan. Falcon-X masih berdiri di sudut bengkel, seperti cermin semangatnya yang tetap kokoh meski penuh luka.
Lana meraih kotak alat dan mulai memperbaiki Falcon-X. Ketika ia membuka kap mesin, ia melihat sesuatu yang tidak biasa—sebuah ukiran kecil di salah satu komponen utama mesin. Ukiran itu adalah inisial E.V., yang Lana ingat sebagai nama ibunya, Elena Veil.
"Kenapa nama Ibu ada di sini?" bisiknya, rasa ingin tahu membara.
---
Penemuan Rahasia Lama
Setelah membersihkan debu dari kap mesin, Lana menemukan sebuah panel kecil tersembunyi di balik mesin. Di dalamnya, terdapat sebuah kotak logam kecil yang terkunci. Ia mencoba membukanya dengan berbagai alat, tetapi gagal.
Saat ia hampir menyerah, pintu bengkel tiba-tiba terbuka. Seorang pria tua dengan wajah penuh kerut masuk. Itu adalah Pak Jordin, sahabat lama ayahnya.
"Lana, aku tahu kau akan menemukannya suatu hari," kata Jordin sambil menatap kotak itu.
"Apa maksud Pak Jordin? Apa ini?" Lana bertanya, matanya memancarkan rasa ingin tahu dan kebingungan.
Jordin menghela napas panjang. "Itu adalah kunci warisan ibumu. Ayahmu menyuruhku menyembunyikannya di Falcon-X agar kau menemukannya di saat yang tepat."
Lana terdiam, hatinya bergetar mendengar nama ibunya yang jarang dibicarakan.
---
Pesan dari Masa Lalu
Dengan bantuan Jordin, kotak itu akhirnya terbuka. Di dalamnya, Lana menemukan sebuah surat tangan dari ibunya, bersama sebuah peta kecil dan lencana balap tua. Dengan tangan bergetar, ia membuka surat itu.
"Untuk anakku yang tercinta, Lana,
Kau mungkin membaca surat ini saat aku sudah tidak ada, tetapi ketahuilah bahwa aku selalu percaya padamu. Dunia balap adalah rumah bagi keluarga kita. Ayahmu dan aku membangun Falcon-X bukan hanya untuk balapan, tetapi untuk mimpi besar yang belum sempat kami capai. Jika kau membaca ini, kau sudah siap untuk melanjutkan apa yang kami mulai.
Peta ini akan menuntunmu ke tempat di mana mimpi itu berawal. Jangan takut menghadapi apa pun yang ada di depan. Kau adalah cahaya kami, Lana.
—Ibumu, Elena Veil."
Air mata mengalir di pipi Lana. Ini adalah kali pertama ia merasa dekat dengan ibunya, meski melalui sebuah surat.
---
Peta ke Masa Lalu
Peta yang ditemukan bersama surat itu menunjukkan lokasi sebuah arena balap tua di pinggir kota, yang kini sudah ditinggalkan. Dengan rasa penasaran yang membuncah, Lana memutuskan untuk pergi ke sana.
Sesampainya di lokasi, ia menemukan gudang kecil yang penuh dengan barang-barang tua. Di antara tumpukan barang itu, ia menemukan foto lama ibunya berdiri di samping seorang pria muda yang ia kenali sebagai Rai.
"Rai?" bisiknya dengan suara gemetar.
Ia juga menemukan blueprint Falcon-X yang lebih detail, termasuk rancangan untuk modifikasi canggih yang tidak pernah digunakan.
---
Kebangkitan Semangat
Malam itu, Lana kembali ke bengkel dengan blueprint di tangan. Ia merasa seperti ibunya dan ayahnya hadir bersamanya, memberinya arahan yang selama ini ia butuhkan.
"Aku tidak akan mengecewakan kalian," gumam Lana sambil memulai pekerjaan.
Ia menghabiskan malam memperbaiki dan memodifikasi Falcon-X sesuai dengan rancangan yang ditemukan. Meski tidak semuanya bisa diselesaikan dalam satu malam, semangatnya untuk maju perlahan tumbuh kembali.
---
Koneksi Rahasia Rai
Ketika Lana hampir selesai, suara pintu bengkel terbuka. Ia berbalik dan melihat Vera berdiri di sana, membawa informasi baru.
"Aku menemukan sesuatu tentang Rai," kata Vera, menyerahkan sebuah file elektronik kepada Lana.
File itu berisi catatan balapan bawah tanah dan hubungan antara Elena Veil dan Rai Ardent. Dari catatan itu, Lana mengetahui bahwa Rai dan ibunya dulunya adalah rekan pembalap yang sangat dekat. Mereka bahkan pernah membentuk tim balap kecil sebelum ibunya pensiun untuk membangun keluarga.
"Jadi, itulah alasan Rai membantuku?" Lana bertanya.
Vera mengangguk. "Dia merasa memiliki tanggung jawab atasmu, karena dia tidak bisa melindungi ibumu di masa lalu."
Lana terdiam, pikirannya berputar. Meski hubungan ini terasa seperti pengkhianatan kecil, ia juga merasa sedikit lega. Setidaknya, alasan Rai melatihnya bukanlah untuk tujuan buruk.
---
Harapan Baru
Dengan pengetahuan baru dan modifikasi Falcon-X yang hampir selesai, Lana merasa siap untuk melangkah maju. Ia tidak hanya ingin membuktikan dirinya kepada dunia, tetapi juga menghormati warisan orang tuanya.
"Ini baru permulaan," katanya sambil memandang Falcon-X yang kini terlihat lebih gagah daripada sebelumnya.
Di dalam dirinya, ia tahu perjalanan ini masih panjang, tetapi ia tidak akan pernah berhenti.