Sayang sekali, Amato tidak tahu bahwa hal itu sia-sia. Karena meskipun sekarang tidak ada yang bisa mendengarkan percakapannya dengan Ancel, tetap saja bocah itu sudah mengenakan gelang sihir buatan Arabella yang merekam seluruh kejadian setiap detiknya.
"Kak, apakah Kakak tidak mengizinkanku pergi? Maafkan aku! Akan ku katakan pada mereka semua bahwa tiba-tiba aku tidak ingin pergi. Bagaimana?" tanya Ancel yang sudah takut duluan.
Amato menggeleng, "tidak perlu."
"Kau yang sudah lancang menerima ajakan mereka, dan kalau kau tiba-tiba menolaknya, justru akan menimbulkan kecurigaan. Pastikan kau menutup rapat mulutmu, jangan bicarakan apapun tentangku. Paham?" desis Amato.
Dengan tubuh gemetaran, Ancel mengangguk-angguk berulang kali.
"Maaf, Kak. Maaf!"
Support your favorite authors and translators in webnovel.com