webnovel

TAK TERKENDALI

🌱🌺🌺🌺🌺🌺🌱

Engkau pergi

Aku takan pergi

Kau menjauh

Aku takan jauh

Sebenarnya diriku masih

Mengharapkanmu.....

Yovie and Nuno - Menjaga Hati

🌱🌺🌺🌺🌺🌺🌱

Sudah lebih dari 10 menit Alyssa memandang pria yang kini tengah tertidur di pojok rak buku perpustakaan.

Alvin, siapa lagi jika bukan pria itu yang hobinya tidur di perpustakaan saat jam mata kuliahnya kosong.

Alyssa mulai berjalan mendekat, jika bukan karena ingin mengembalikan buku yang Ia pinjam dari perpustakaan yang sialnya buku ini terletak di dekat pria yang sedang tidur tersebut membuat Alyssa harus berhati-hati menyimpan bukunya, jaga-jaga agar kejadian kemarin di kamar Alvin tidak terulang lagi.

Dimana Mamah Alvin memergoki kegiatan mereka, meski Mamah Alvin tidak mempermasalahkannya tapi tetap saja Alyssa malu berat.

Kakinya melangkah perlahan berharap tidak mengganggu singa tertidur.

Yap!

Alyssa berhasil menyimpan buku pinjamannya kembali ke tempat asalnya, Ia hendak membalikan tubuhnya untuk segera pergi namun tubuhnya tertahan saat seseorang mengenggam tangannya lalu menariknya hingga Ia terjatuh tepat di pangkuan pria yang sedang tetidur itu.

Alyssa meringis pelan bukan karena sakit tapi terkejut. Ia merasakan pria itu melingkarkan kedua tangannya di pinggang Alyssa.

"Mau mencoba kabur kemana lagi?" suara pelan dan terdengar seksi itu membuat Alyssa merinding.

"Alvin nanti ada yang melihat." cicit Alyssa. Alvin membuka matanya dan menyambar bibir ranum Alyssa dengan singkat.

"Sudah makan?" tanya Alvin seolah mengalihkan pembicaraan tentang protes Alyssa.

"Sudah." bohong Alyssa.

"Aku lapar."

"Lalu?" Alvin menenggelamkan wajahnya di dada Alyssa, gadis itu tak peka.

"Semalam aku tidak bisa tidur." ungkap Alvin.

"Aku tidak bertanya." Alvin mengigit puting payudara Alyssa di balik bajunya yang membuat gadis itu meringis sakit.

"Alvin ada CCTV bodoh!"

"CCTV nya mati." Alyssa mengerutkan keningnya, bagaimana Alvin tahu jika CCTVnya mati.

"Aku harus pergi." Alyssa ingin beranjak namun Alvin masih menahannya dan malah mencium leher jenjang Alyssa.

"Aku tidak bisa tidur karenamu." aku Alvin.

"Kenapa juga aku yang di salahkan?"

"Karena aku begitu merindukanmu." Alyssa mengulus senyumnya.

"Memangnya aku peduli." cetusnya. Mendengar nada bicara Alyssa yang masih saja jutek membuat Alvin naik darah. Pria itu lantas membuka kancing kemeja Alyssa.

"Alvin stop!" Alvin menutup pendengarannya, Ia lantas mengambil jaketnya yang tergeletak di sampingnya lalu menutup tubuh bagian atas Alyssa dan melanjutkan kegiatannya untuk menggoda payudara gadis itu dengan ciumannya. Tangan Alyssa bahkan melingkar sempurnah di leher Alvin.

Ahhh....

"Al__vin."

"Kau membuatku tak terkendali Alyssa."

"Otakmu saja yang mesum, lepaskan aku!" Alyssa mencoba kembali berontak untuk melepaskan diri, rengkuhan Alvin terlalu kuat.

Alyssa di buat gila dengan kegiatan Alvin yang mencium payudaranya tanpa henti bahkan pria itu sesekali mengigit putingnya yang mengeras.

"Alvin please..."

"What?"

"Stop."

"I can't."

Alyssa mendesah tak karuan, Ia benar-benar di buat gila dengan kegiatan bejat Alvin.

Setelah puas, Alvin mengancingkan kembali kemeja Alyssa yang terbuka 3 kancing. Lalu mendongak dan mencium Alyssa lembut.

"Kau benar-benar gila!"

"Tapi kau menikmatinya." Alyssa memutar bola matanya.

"Berhenti melakukan itu Alyssa, atau kau akan mendapatkan hukuman."

"Memang aku peduli." Alvin mengerang ketika Alyssa meremas kejantanannya kuat. Gadis itu tersenyum saat Alvin melonggarkan sedikit pelukannya hal itu menjadi kesempatan Alyssa untuk menjauhkan diri.

Dan ya, Alyssa berhasil.

"Alyssa!"

Alyssa terkikik geli dalam lariannya, meninggalkan Alvin yang tersiksa.

🌱🌺🌺🌺🌺🌱

"Dek mau kemana?" tanya Alyssa yang sedang bersantai di ruang Tv melihat sang adik sudah berpakaian rapih siap pergi.

"Nonton pertandingan Alvin."

"Basket?" Edgar menggeleng.

"Mobil." Alyssa menganga tak percaya, saat melihat Edgar hendak pergi Alyssa segera menyusul.

"KAKAK IKUT!" Edgar mengela nafas.

"Lama nunggu lo dandan mah."

"5 menit!"

🌱🌺🌺🌺🌺🌱

Alyssa keluar dari mobil Edgar saat sang adik memarkirkan mobilnya dengan rapih di parkiran.

"Gue ke temen-temen gue dulu ya, lo duduk aja di bangku penonton. Kalau ada apa-apa telepon gue, jangan telepon Alvin."

"Kenapa?"

"Dia gak pegang hp kalau lagi balap." katanya dengan kekehan. "Ini tiketnya masuknya." Alyssa mengambil tiket yang di berikan Edgar dan kemudian adiknya itu pamit berkumpul dengan teman-temannya.

Alyssa mengedarkan pandangannya melihat banyaknya orang yang menonton pertandingan.

Ia menarik nafas lalu menghembuskannya perlahan dan mulai berjalan untuk masuk, sebenarnya Alyssa sendiri tidak tahu kenapa Ia jadi ikut-ikut adiknya itu untuk menonton hal seperti ini.

Tapi saat mendengar nama Alvin membuat Ia ingin melihat pria itu, Alyssa baru sadar jika pria itu mampu menarik perhatiannya hanya dengan mendengar namanya saja sudah membuat Ia nekat ikut kesini.

Jika Ayahnya sedang tak ke luar negeri, sudah pasti Alyssa tak akan di ijinkan.

Alyssa duduk di salah satu bangku yang kosong tempatnya dibagian paling pojok karena bagian tengah sudah penuh terisi.

Alyssa sempat memekik kaget saat mendengar suara pistol di luncurkan artinya pertandingan di mulai.

Alyssa dapat melihat ada 4 mobil yang melaju dengan kencang di depannya, tapi Alyssa sendiri tidak tahu di mobil mana Alvin berada.

"ALVINNN!"

"ALVIN, ALVIN, ALVIN!"

"SEMANGAT YAYANGKU."

Alyssa meringis, Ia mengusap-usap telinga kirinya saat mendengar teriakan seorang wanita di sampingnya yang meneriaki nama Alvin demi memberi semangat pria itu.

"EDGAR SEMANGATTTT!!"

Edgar? Apa adiknya itu juga ikut balapan? Jika iya, Ayah pasti marah besar?

Karena penasaran akhirnya Alyssa bertanya pada wanita yang meneriaki nama Edgar itu.

"Permisi, aku ingin bertanya!" kata Alyssa dengan nada yang cukup keras karena keadaan yang berisik membuat Ia takut suaranya tak terdengar.

"Ada apa!"

"Siapa yang kau panggil Edgar tadi?"

"Edgar Robinson maksudmu?" Alyssa melotot terkejut, jadi benar adiknya itu ikut balapan.

"Namanya Edgar Robinson?"

"Iya, dia calon pacarku." Ingin tertawa rasa Alyssa saat mendengar perkataan wanita itu. Pasalnya Edgar sudah memiliki kekasih dan tentu saja wanita itu adalah Lia. Sahabatnya sendiri.

Alyssa kembali fokus menonton, saat bendera finis di keluarkan saat itulah mobil berwarna merah melaju melewati garis finis, disusul dengan mobil lainnya. Sorakan semakin keras saat mereka meneriaki nama Alvin.

Jadi Alvin yang di mobil merah itu.

Alvin keluar dari mobil para wanita langsung berhamburan turun dari tempat duduknya dan berlari menghampiri Alvin untuk sekedar memotret ataupun meminta tanda tangan.

Namun mereka di tahan oleh penjaga sehingga tak bisa mendekat, para wanita itu mendesah kecewa. Alvin terlihat bersandar di mobil merahnya bersama 2 wanita di sisi kanan dan kirinya yang berpakaian ketat hingga memperlihatkan lekuk tubuhnya. Alyssa berdecih.

Wartawan mulai menghampiri dan melontarkan pertanyaan atas kemenangan pria itu.

Alyssa masih terdiam di tempatnya, menatap ke layar LCD yang terpampang jelas wajah tampan Alvin disana sedang menjawab pertanyaan dari para wartawan.

Alyssa masih memperhatikan, ada hal yang menarik perhatiannya hingga membuatnya penasaran saat Alvin di tanya prihal wanita.

"Apa kau sudah memiliki kekasih?"

Alyssa menatap lekat layar di depannya tanpa memutuskan pandangannya sedikit pun. Ia tak tahu kenapa dadanya berdetak tak karuan menunggu jawaban pria itu.

Alvin membuka mulutnya siap menjawab.

"Tidak."

Alyssa mendesah kecewa, Ia lantas bangkit dari tempat duduknya dan berlalu begitu. Mendengar jawaban Alvin membuat hatinya terasa aneh.

Tapi mungkin Alvin tak salah, karena memang pria itu tak memiliki kekasih.

"Berharap apa kau Alyssa? Kau hanya mantan. Tak akan ada kesempatan untuk bersatu lagi, pria itu sudah mengatakan pada dunia jika dia tak memiliki kekasih dan itu artinya kau memang bukan lagi orang spesial untuknya." Alyssa membatin dalam kesedihannya

🌱🌺🌺🌺🌺🌺🌱

Alyssa merebahkan tubuhnya di atas kasur. Masih dengan flat shose yang terpasang di kaki. Tubuhnya terlalu lelah apalagi hatinya.

Saat sampai dirumah, Ia sudah di sambut dengan tatapan tajam dari aang Ayah, Nathan. Memangnya ada yang tahu jika Ayahnya tiba-tiba pulang begitu, tentu tidak selain Istrinya sendiri, Aluna.

Ayah marah besar pada Edgar, karena ketahuan mengikuti balapan mobil itu. Pasalnya adiknya itu sudah berjanji pada Ayahnya untuk tak lagi balapan, tapi Edgar dengan mudahnya melanggar janji itu jadilah Ayah marah besar.

Alyssa, hanya di ceramahi sedikit karena keluar malam-malam. Selebihnya Ayah memarahi Edgar habis-habisan.

Alyssa memejamkan matanya perlahan namun sebuah suara ketukan membuat Ia kembali membuka matanya.

Tok...tok...tok

Tidak! Itu bukan ketukan dari balik pintu kamarnya tapi ketuka itu dari jendela kaca kamarnya. Alyssa bangkit dan menegakan tubuhnya, siapa yang berani mengetuk jendelanya malam-malam begini?

"Siapa disana?"

Sial kenapa suaraku bergetar seperti ini?

"Ini aku, calon suamimu. Cepat buka jendelanya."

Alvin?

Alyssa lantas berjalan untuk membuka jendela kamarnya, disana Alvin menyengir tanpa dosa.

"Kamu sedang apa di sini?" tanya Alyssa dan bukannya menjawab Alvin justru melangkah masuk ke kamar.

"Kenapa gak lewat depan aja sih? Kenapa mesti lewat sini?"

"Kalau lewat depan, aku gak bakalan bisa masuk kamar kamu." Alvin mengedipkan sebelah matanya, Alyssa hanya bergidik.

"Nanti kalau Ayah kesini gimana? Mending cepet kamu pergi." Alyssa mencoba menarik lengan Alvin untuk segera keluar dari kamarnya, namun tenaga pria itu terlalu kuat.

"Kamu udah kunci pintu kamarkan?" Alyssa diam.

"Diam artinya iya." Alvin menarik pinggangnya. Alyssa menegang kaku.

"Kata Edgar, kamu datang ke pertandinganku tadi." Alyssa masih diam, wanita itu mengalikan tatapannya tak kuasa di tatap intens oleh pria yang sedang memeluk pinggangnya ini.

"Aku merindukan ini." Alvin menarik tali pita blouse yang di pakai Alyssa hingga terbuka. Alyssa menahan tangan Alvin yang hendak mengeluarkan payudaranya dari sangkarnya.

"Jangan menyentuhku lagi." kata Alyssa dingin, Ia mendorong bahu Alvin hingga rengkuhan pria itu terlepas.

"Ada apa calon istriku?" Alyssa menatapnya tajam.

"Kita tak memilik status apapun tapi kau malah menyentuhku, kau tak memiliki hak atas tubuhku Alvin."

"Jadi kalau kita punya setatus aku berhak menyentuhmu?" Alyssa menjadi linglung sendiri. Alvin terkekeh melihat kebingung wanita itu.

"Apa kau kesal? Karena aku mengatakan tak memiliki kekasih pada wartawan itu?"

Shit, bagaimana dia tahu?

"Jadi benar?"

"Tidak." bantah Alysaa, Alvin mengulum senyumnya lalu mulai melangkah mendekat. Alyssa berjalan mundur.

Alvin berhasil meraih lengan gadis itu dan merebahkannya di atas kasur. Alvin menindih tubuhnya hingga berada di atas tubuh Alyssa.

"Aku tahu kau masih memiliki perasaan padaku, meskipun sudah 10 tahun aku meninggalkanmu." ucap Alvin.

"Percaya diri sekali kau." Alvin tersenyum. Dikecupnya bibir Alysaa yang menggodanya sejak tadi.

"Aku sudah bilang jangan menyentuhku sembarangan!" Alyssa mencoba mendorong tubuh Alvin untuk menyingkir namun lagi-lagi tenaganya kalah.

"Aku hanya merindukanmu, memangnya kau tak merindukanku?" Alvin menatap Alyssa lekat, menunggu jawaban gadis itu. Berharap jika apa yang di harapkan terjawab dari mulut gadis itu.

"Aku...." Alyssa tak melanjutkan perkataannya saat Alvin tiba-tiba mencium lehernya hingga meninggalkan kismark disana.

Alvin memulai aksinya dengan membuka kaitan bra Alyssa lalu melempar bra itu ke sembarang arah, mencium dan melumat gundukan wanita itu yang sudah di rindukannya.

Alyssa bergerak gelisah, Ia menggigit bibir bawahnya menahan suara erangan yang sialnya Ia menikmati apa yang di lakukan Alvin.

"Mendesahlah, sebut namaku."

Ahhh...

Alvin tersenyum senang, tangannya Ia gunakan untuk meremas payudara Alyssa yang lain.

"Alyssa."

Mata Alyssa membulat sempurna saat mendengar panggilan sang Ayah di balik pintu kamarnya.

"Alvin stop ada Ayah." namun Alvin seolah menulikan pendengarannyan pria itu masih asik dengan kegiatannya, beberapa kali Alyssa mendesah hingga menyebut nama Alvin. Bahkan sampai meremas rambut pria itu.

"Alyssa.. Kamu sudah tidur?" Ayahnya kembali bersuara.

"Alvin..." geram Alyssa kepada Alvin yang tak kunjung menghentikan aksinya. Hingga panggilan ketiga Ayahnya membuat Alvin menjauhkan diri. Alyssa bernafas lega.

"Kau sudah gila hah?" Alvin hanya menyengir, Alyssa hendak bangkit namun ditahan Alvin.

"Ini harus di benarkan dulu." kata Alvin menalikan kembali pita blouse wanita itu, Alyysa tersenyum merona.

"Aku membencimu." kata Alyssa.

"Aku mencintaimu."

🌱🌺🌺🌺🌺🌱