"Pangeran, kau tidak apa-apa? Kenapa napasmu jadi cepat sekali?"
Tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Pangeran Jeelian, Farhan mengguncang tubuh kucing itu dengan keras.
"Biarkan aku istirahat sebentar, aku hanya merasa sangat lelah," sahut Pangeran Jeelian tanpa membuka kedua matanya.
"Kau, yakin?" tanya Farhan, ragu.
"Iya."
Dokter hewan itu menarik napas. Ditatapnya tubuh kucing berwarna abu-abu itu, dengan tatapan mata prihatin.
Dari sikapnya yang berani berkorban, tanpa memaksakan perasaan, Farhan bisa melihat, Pangeran Jeelian benar-benar tulus mencintai Virna, hingga kini ia bimbang, akan mendukung sang pangeran atau sahabatnya Hanzie.
"Aku akan membantumu untuk bisa bicara dengan Hanzie, agar penyelidikanmu cepat selesai, aku khawatir dengan keadaanmu, karena organ dalammu semakin lama semakin hilang fungsinya."
Sambil bicara seperti itu, Farhan mengelus tubuh kucing tersebut dengan sangat perlahan.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com