Paras Pak Hanzie terlihat salah tingkah ketika mendengar apa yang diucapkan oleh Farhan.
Sedangkan Virna? Merasa itu tidak mungkin, hingga hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, karena ia yakin ucapan sang dokter tidak mungkin sebuah kenyataan, sebab bosnya hanya menolongnya saja, ketika tidak ada orang lain yang bisa melakukan itu.
Bukan punya perasaan seperti yang dituturkan oleh Farhan, meskipun Virna ingat, bosnya sudah dua kali ingin menciumnya, tapi tetap saja itu tidak seperti yang dipikirkan sang dokter. Hanya naluri dasar pria yang khilaf.
"Kau ini bicara apa? Aku membelikan pakaian dalam itu, bukan seperti yang ada di dalam otakmu, aku hanya membantu sebagai bos saja."
Farhan tersenyum penuh arti, ketika Hanzie merespon apa yang ia ucapkan. Selalu saja menyangkal pikirnya, padahal ia tahu, sahabatnya ini menganggap Virna seseorang yang penting, mana mungkin seorang bos seperti Hanzie bisa memiliki sifat selembut itu pada wanita jika tidak suka?
Support your favorite authors and translators in webnovel.com