webnovel

CERITA 79

"aku sebenarnya sangat membencinya, tapi saat dia meninggal seperti itu aku sedih juga, kasihan anak itu. dia lari dari rumah sejak dia masih kecil, ayahnya suka memukulinya, kalau ayahnya pulang kerja pasti memukuli dan memarahinya seakan hobi, dan karena tidak tahan dengan perlakuan ayahnya akhirnya dia melarikan diri. dia sangat membenci ayahnya. saat dia melarikan diri itu ayahnya sempat menyesal dan ayahnya menolongku dulu karena marasa bersalah padanya. tapi kebiasaan memukul itu memang hobi ayahnya." kata thio, dia terdiam sebentar teringat bagaimana kematian ayah angkatnya itu, dia sedang memukuli ibu angkatnya dengan kejam dan thio yang tidak tahan melihat itu mendorongnya dengan keras dan saat jatuh tak sengaja kepalanya membentur tempat cuci piring, patah dan meninggal.

"anak itu over dosis, dia baru saja minum narkoba, dan dia meminum bir yang diberikan ivan itu, ternyata narkoba yang dikonsumsinya berefek buruk jika bercampur dengan campuran yang ada di bir itu. makanya dia overdosis, tapi kematiannya murni kebodohannya sendiri." kata thio seakan menjelaskan pada komdan angky.

"jadi ide membuangnya itu ide siapa?" tanya komdan angky,

"aku nggak tau" kata thio takut

"maksudnya?" tanya komdan angky lagi.

"aku memang tahu dia telah meninggal itu, sebelum aku melompat ke laut, tapi setelah aku melompat kelaut, kejadian-kejadian setelah itu aku nggak tau, waktu itu aku sudah melarikan diri ke luar negeri" kata thio terburu-buru seakan takut komdan angky salah sangka.

"oh jadi seperti itu, kayaknya semua itu rencana ivan, dan bodohnya kita dia yang menjadi pengacara prayoga saat proses itu, saat mengidentifikasi mayat, dia yang memeriksa dan membenarkan orang itu thio, tidak salah sebenarnya, karena memang orang itu yang terdata sebagai thio. hebat juga dia.. sayang karna dia terlalu terburu-buru saat mengancam nona tiya, semua kejahatannya akhirnya terungkap" kata marko dan seakan puas.