Sekarang, gadis yang dulu dicintainya telah kembali lagi padanya, meski dengan status sangat berbeda, tidak menjadi masalah baginya, karna dia mencintai Nisa tanpa syarat.
" Ada yang bisa di bantu Tuan? " Pertanyaan pelayan toko itu mebuyarkan lamunannya.
" Tolong pilihkan sepatu yang terbaik untuknya " kata Aditya.
"Baik.. " Kata pelayan toko itu dan memberikan beberapa rekomendasi pada Nisa. sepatu itu terlihat indah di kakinya.
"Aku ambil semua yang di cobanya" kata Aditya sambil menyerahkan kartu kreditnya lagi.
"Apa? Ngga, nggak pak, cukup satu saja, aku nggak mau" kata Nisa serius.
"Aku tidak keberatan" kata Aditya singkat.
"Pokoknya aku nggak mau. Yang ini aja mbak.." Kata Nisa sambil menyerahkan sebuah sepatu.
Melihat itu Aditya tak bisa memaksanya lagi.
Setelah mereka keluar toko itu, ternyata hari sudah malam. dengan masih merasa canggung, Nisa tetap mengikuti Aditya.
"Pak.. terima kasih banyak " kata Nisa ketika mereka sedang makan malam.
"Kembalilah padaku". Kata Aditya dengan tatapan sayu penuh harap. Mendengar itu Nisa kaget dan sekali lagi dia berkata
"Apa? " Tapi jawaban aditya kali ini bukan menyuruhnya memeriksakan telinganya melainkan..
" Ku ingin kau kembali "
Seakan tak percaya dengan apa yang didengarnya, Nisa mencubit pipinya meyakinkan dia tidak bermimpi.
'Kembali padanya? Kapan aku pernah bersamanya' Batin Nisa.
Melihat Nisa yang bingung, Aditya meluruskan rambutnya ke depan, mengancingkan buah bajunya sampai ke atas, dan membuka jasnya, lalu dia mengeluarkan kaca mata bundar dari saku bajunya.
" Kau ingat aku? "Tanya Aditya lagi.
Nisa kaget, dia mengingat gaya itu... "Adit... " katanya lirih.
Hanya saja pria didepannya ini bukan pria kurus ceking lagi, tapi pria yang mempunyai tubuh sempurna dengan dada bidang dan perut rata, Nisa benar-benar merasa bermimpi, dia mencoba mencubit dirinya berkali - kali, tapi dia tetap merasa sakit setiap kali dia mencubit dirinya, melihat itu Aditya berkata
"Kau tidak bermimpi, aku nyata, mangkanya tadi aku menyuruhmu memanggilku Adit. " jawab Aditya sambil membuka kaca matanya dan merapikan penampilannya kembali.
" Nisa.. bisakah kita kembali lagi, meski kau tidak pernah menganggab aku pacarmu, tapi bagiku kau adalah kekasihku, dulu aku terlalu bodoh , tidak berani menyatakan perasaanku, sekarang, aku tak ingin kehilanganmu lagi" Kata aditya.
Nisa hanya diam, tak mungkin dia akan menjalin hubungan dengan Aditya karna statusnya saat ini
" Aku tidak pantas untukmu, kau tau, aku ibu dari tiga orang anak, sementara kamu seorang pria lajang, mapan, tampan, pasti banyak wanita cantik yang berharap jadi pendampingmu, sementara aku... suamiku saja ingin membuangku, kenapa kau malah ingin memungutku? " Tanya Nisa, Dia hampir menangis mengingat ketika suaminya membuangnya.
" Bukankah sudah kukatakan, aku mencintaimu tanpa syarat. Bisakah kau kembali padaku? "Ulang Aditya.
"Statusku masih istri orang" Jawab Nisa singkat.
"Aku akan menunggu, sampai kau benar-benar bebas, kita akan membawa anak-anakmu" Kata Aditya lagi
" Itu butuh waktu yang lama, aku tidak ingin kamu menanti sia-sia" Jawab Nisa.
"Aku sudah menantimu sepuluh tahun lebih, tak masalah bagiku untuk beberapa saat lagi, atau... jika kau masih ingin kembali lagi dengan suamimu.. aku tak bisa memaksamu.
"Tak akan" Jawab Nisa dengan nada marah, dia benar-benar tidak bisa memaafkan perilaku suaminya itu.
.....
Di kediaman Andra, pria ini merasa tidak tenang, dia membayangkan Nisa dengan pria lain selama beberapa hari ini,meskipun dia tau Nisa tak akan berbuat macam-macam, tapi dia tidak bisa tenang. Dia tidak tau dimana Nisa tinggal saat ini, dia juga tidak tau dimana Nisa bekerja.
Andra tak pernah segalau ini sebelumnya, dia tidak pernah membayangkan Nisa akan berada di sisi orang lain sebelumnya, karna Nisa selalu ada di rumah selama ini, Andra sadar, sudah sangat lama dia tidak pernah mengajak Nisa pergi berwisata, Jadi sudah sangat lama dia tidak pernah melihat Nisa dandan, Andai saja dulu dia menggunakan semua uangnya untuk keluarganya mungkin keluarganya tak seperti sekarang, mungkin dia yang akan menikmati kecantikan Nisa, tapi dia rela menghabiskan uangnya puluhuan juta rupiah demi wanita lain.
melihat Andra yang sedang duduk, Keisya mendekatinya, maklum... besok tanggal gajian Andra, jadi dia ingin membuat Andra senang malam ini, tapi sepertinya Andra kehilangan seleranya.
.....
Nisa masih ada di restoran itu, tiba-tiba Aura menelfon
"Nisa... kamu sedang apa sekarang. "
"Makan malam " Jawab Nisa.
"Apa? makan malam? apa saja yang kau makan? kenapa kau makan tak bilang-bilang, apa saja menumu? " Nisa kelihatan malu, karna diomeli Aura, melihat wajah Nisa, Aditya jadi tertarik mengetahui obrolan mereka. Dia ikut menempelkan kupingnya dekat telfon genggam Nisa, Nisa ingin menjauhkannya, tapi Aditya memegang tangannya, Aditya jadi tau kalau Nisa sedang dipantau Aura dalam soal makanan, lalu dia mengambil ponsel Nisa dan berkata.
" Halo Aura.. "
Aura kaget, tak menyangka kalau Aditya akan menelfonnya.
" Pak... maaf.. aku tak akan ganggu lagi"
"Tidak, tidak apa-apa, boleh aku tau, menu apa saja yang boleh dimakan dan tidak boleh di makan Nisa?" Tanya Aditya.
dengan sedikit gugup Aura memberi tau.
"Dia boleh makan daging, ikan, ayam, telur, malam ini, tapi nggak pake nasi, gak boleh minum yang manis-manis,dan..bla bla bal.... .Aditya benar-benar memperhatikan perkataan Aura.
"Terima kasih Aura" Kata Aditya lagi.
Aditya melihat isi piring Nisa, kebetulan mereka belum mulai memakan hidangan itu, Aditya menyisihkan makanan pantangan yang di katakan Aura tadi, Nisa benar-benar terpana, ternyata dia punya dua orang pengawas saat ini.
"Baiklah kau boleh makan itu" Kata Aditya lagi.
"Terma kasih" Hanya itu yang di ucapkan Nisa saat ini.