Seorang namja tampan, kini terlihat sedang di sibukkan dengan beberapa lembar kertas. Selembar demi selembar, ia torehkan tanda tangan nya sebagai CEO dari perusahaannya tersebut. Sesekali mata besarnya, menatap sebuah bingkai foto yang berdiri dengan tegak disebelah laptop milik nya. Seulas senyuman muncul di wajah nya, ketika tragedi malam itu terjadi.
Tok ... tok ... tok ...
"Masuk!" Perintahnya ketika mendengar suara ketukan dari balik pintu. Seorang wanita cantik masuk kedalam ruangan, dengan beberapa map besar ditangannya.
"Selamat siang tuan Park Chanyeol. Ini semua laporan keuangan untuk bulan sekarang," ucap nya dan memberikan laporan tersebut.
Namja tampan yang bernama Park Chanyeol itu pun mengambil alih map yang ada ditangan pegawai nya. Membaca setiap kata secara terperinci agar tidak ada kesalahan dalam laporan tersebut.
"Baik Rose. Terima untuk laporannya," ujar Chanyeol yang di balas senyuman manis nan menggoda dari sosok yang ada di hadapannya.
Chanyeol menatap kearah Rose. Wanita cantik itu belum juga beranjak dari tempat yang ia tapaki. Guratan tanda tanya terlihat jelas pada dahi namja itu.
Brakkk!
Suara pintu terbuka dengan kasar mengalihkan atensi kedua orang yang ada didalam ruangan.
"Park Chanyeol!" Seorang pria paruh baya berteriak dengan kencang, memanggil Chanyeol yang sukses membuat suasana kantor menjadi ricuh.
"Tuan! Anda tidak boleh masuk!" Beberapa security menarik paksa pria paruh baya itu untuk keluar dari gedung besar tersebut.
"Lepas! Aku ingin membunuh manusia brengsek sepertinya!" teriak pria itu dengan luapan emosi yang terlihat sangat jelas.
Chanyeol menatap pria paruh baya itu dengan tatapan datar. Tidak ada satu pun kata yang keluar melihat raut wajah penuh amarah yang di torehkan untuk nya. Kejadian itu pun menjadi bahan perbincangan dari beberapa pegawai.
"Lepas! Chanyeol! Ku bunuh kau!" Pria paruh baya itu masih berusaha memaksa masuk kedalam ruangan namja yang menatap nya seolah mengejeknya.
Chanyeol menarik nafas sesaat, memerintah Rose untuk kembali keruangan nya. Rose pun mengikuti perintah Chanyeol, beranjak meninggalkan ruangan dengan wajah takut dan gemetar ketika melihat urat-urat yang keluar di sekitar leher pria paruh baya itu.
"Lepaskan dia." Ucap Chanyeol yang di balas dengan tatapan tidak percaya dari security tersebut.
"Lepaskan dia dan pergi dari ruangan ku sekarang!" Semua keamanan yang menahan pria paruh baya itu, akhirnya melepaskan nya dan pergi meninggalkan ruangan.
Kini didalam ruangan tersebut, hanyalah Chanyeol dan pria paruh baya tersebut. Chanyeol tersenyum, ketika sosok tersebut hanya diam mematung di hadapannya.
"Selamat datang appa mertua. Apakah Baekhyun sudah hamil?" tanya nya dengan senyuman menjijikkan bagi pria itu.
"Dasar brengsek!"
Bugh ...!
Suara pukulan keras terdengar. Pria itu memukul wajah Chanyeol hingga terhuyung karena terlalu kencang. Alih-alih merasa marah, Chanyeol tersenyum mencibir ketika melihat darah dari sudut bibirnya.
"Apa yang kamu lakukan pada Baekhyun! Jawab!" Pria itu menarik kerah kemeja milik Chanyeol yang dibalas cibiran dari si korban.
"Kami bercinta," ucap nya seraya memasang wajah santai tanpa rasa bersalah.
"Kau benar-benar brengsek Park Chanyeol!"
Bugh!
Chanyeol kembali terhuyung, jatuh kelantai dengan wajah penuh lebam akibat pukulan yang bertubi-tubi ia terima.
"Kenapa kau melakukan ini dengannya! Kenapa kau melakukan nya Park Chanyeol! Jaw- "
"Karena aku mencintainya," seru Chanyeol memotong perkataan Daniel.
"Cinta? Kamu bilang cinta?" Daniel tertawa hambar, mendengar kata cinta yang keluar dari bibir Chanyeol.
"Jika kamu mencintai nya, kenapa harus merusak nya bajingan!"
"Aku memilih jalur pintas yang mudah appa mertua. Mengingat cinta ku tidak di terima oleh kalian berdua." Daniel terdiam, cengkraman tangan di kemeja Chanyeol mulai mengendur.
Chanyeol mencibir, ketika melihat terdiam nya Daniel. "Tenang saja, aku akan mempertanggung jawabkan semua nya." Ucap Chanyeol dan menjauhkan tubuhnya dengan Daniel.
"Kamu pikir Baekhyun akan menerima pembunuh eomma nya?"
Pergerakan Chanyeol terhenti, ketika mendengar perkataan yang keluar dari mulut Daniel. "Aku tidak pernah membunuh Irena. Itu semua murni kecelakaan!"
Kini Daniel yang mencibir Chanyeol, menertawakan sosok yang ada di hadapannya saat ini. "Kau membunuh Irena karena dia tahu jika kamu menginginkan Baekhyun."
"Aku tidak membunuh Irena! Irena jatuh bukan karena ku!" Chanyeol berucap dengan napas yang tersenggal karena menahan emosi.
"Jatuh? kau pikir aku bodoh hah!"
"Tapi aku tidak pernah membunuh Irena! Irena jatuh karena tergelincir!" Kedua pria berbeda usia tersebut saling melempar ucapan dengan nada tinggi.
"Mungkin kau hanya beruntung dapat bebas dari hukum. Tapi ku pastikan- untuk kedua kalinya kau tidak akan bisa lepas Park Chanyeol," seru Daniel meninggalkan Chanyeol dengan wajah penuh amarah.
"Akkhhh ...! Brengsek! Kita lihat saja Daniel. Siapa yang akan menang, kau atau aku." Chanyeol berucap dengan napas menggebu karena emosi.
Baekhyun hanya untuk miliknya, tidak ada yang bisa menjauhkan Baekhyun dari nya.
"Aku tidak akan membiarkan Daniel bertindak lebih jauh. Aku harus bergerak dengan cepat." Chanyeol segera merampas kunci mobil yang ada diatas meja. Langkah kakinya bergerak dengan tegas. Semua karyawan hanya bisa menatap kepergian sang pemimpi utama dari Park Corp.
"Bukankah pria tadi Byun Daniel?" tanya seorang pegawai yang bernama Suho.
"Eh, kau mengenalnya?" ucap pegawai lain yang bernama Lay.
"Ya! Aku sangat dekat dengan Daniel dulu. Bahkan aku sangat dekat dengan Irena, istri dari Daniel yang sudah meninggal."
"Mwo! Meninggal kau bilang?" Lay tersentak mendengar ucapan Suho.
"Ya, Irena meninggal karena jatuh dari lantai tujuh ketika sedang membersihkan ruangan itu."
"Benarkah? Ah ... Kenapa aku jadi merinding mendengarnya." Lay mengusap-usap lengannya ketika bulu kuduknya berdiri.
"Jangan berpikir yang macam-macam. Irena sangat baik, dia tidak mungkin jadi hantu seperti yang kau pikirkan. Kau terlalu banyak menonton film horor sayang."
"Mungkin. Heh, kau bilang apa tadi?" Lay baru tersadar ketika Suho sudah berlalu meninggalkan nya.
Dilain sisi, seorang namja tampan yang sedari tadi mendengar percakapan karyawan nya. Kini beranjak dari tempat ia bersembunyi.
Ia tersenyum, menampilkan senyuman menakutkan siapa pun yang melihat nya.
"Aku harus segera mencari cara, agar mereka tidak mengetahui jika aku yang sudah membunuh Irena. Aku tidak ingin pisah dari Baekhyun. Tidak! Tidak akan pernah!"
"Biar saja Chanyeol sudah mencicipi tubuh Baekhyun pertama kali. Tapi hati dan tubuh seutuhnya Baekhyun hanya untuk ku seorang."
Kilasan masa lalu berputar kembali di pikiran namja itu. Ia masih ingat, bagaimana kejam diri nya ketika membunuh Irena dengan sebelah tangan. Irena yang terjatuh dari ketinggian gedung hingga darah mengalir deras dari kepalanya. Itu adalah hal yang paling membahagia kan bagi namja tersebut.
"Kita lihat Chanyeol, siapa yang akan menang saat ini. Aku- atau kamu adik kecil ku," ucap namja tampan itu dengan smirk yang mengembang di wajah nya.
.
..
...
....
.....
Bersambung!
Jangan lupa voment nya CBHS
(っ˘з(˘⌣˘ )