Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan pagi, terlihat seorang pria paruh baya yang berjalan dengan tergesa memasuki rumah minimalis nya. Entah kenapa, perasaan Daniel tidak tenang sedari malam. Ia terus menerus memikirkan Baekhyun yang tinggal seorang diri di rumah.
"Baekhyun," seru nya ketika memasuki rumah tersebut. Namun— tidak ada balasan sama sekali dari putra kecilnya.
Daniel mulai berjalan kearah kamar Baekhyun, mengetuk pintu tersebut dengan hati yang berdebar semakin cepat.
"Baekhyun. Kamu sudah bangun sayang?" Sekali lagi— tidak ada balasan dari si kecil.
Merasa hatinya semakin tidak tenang, Daniel pun meraih kenop pintu dan membukanya dengan perlahan.
"Baekhyun!" Daniel berteriak histeris, ketika melihat putra tunggalnya terbaring lemah di lantai dengan sebuah pisau yang berlumuran darah.
Daniel meraih tubuh si kecil, mendekapnya dengan erat dan menggendong nya pergi menuju rumah sakit. Sesampainya di tempat tujuan, Daniel segera membawa Baekhyun masuk ke dalam UGD yang masih setia mendekap buah hatinya.
"Dokter! Tolong selamatkan putra saya," ucap nya dengan nada suara yang bergetar.
"Letakkan diatas ranjang tuan," titah sang dokter yang segera bertindak melakukan penanganan kepada Baekhyun.
Daniel terlihat sangat gelisah, bibirnya bergetar menahan tangis sedari tadi. Ia terus memanjatkan doa kepada Tuhan, agar menyelamatkan putra nya tersebut. Cukup istrinya yang di panggil, jangan bawa Baekhyun serta untuk meninggalkan nya. Beberapa saat kemudian, terlihat dokter yang tersenyum menghadap kearah Daniel.
"Syukur sayatannya tidak mengenai nadi. Jadi kami bisa menyelamatkan putra anda tuan," ucap sang dokter membuat Daniel dapat bernapas lega.
"Terima kasih banyak dokter. Terima kasih," seru Daniel yang terus membungkukkan tubuhnya.
"Sama-sama tuan. Kalau begitu saya undur diri," ucap dokter itu yang meninggal Daniel menjaga Baekhyun dalam ruangan.
Daniel mendekat, mengusap surai hitam milik putranya dengan sayang. Menatap sang buah hati dengan teduh.
"Kamu kenapa sayang? Apa yang terjadi dengan mu sampai seperti ini?" gumam nya.
....
Sedangkan dilain tempat, seorang namja tampan tersenyum puas dan tak berdosa dengan perbuatannya. Berbagai macam botol minuman alkohol tergeletak disekitarnya. Masih terasa jelas, kenikmatan yang ia rasakan tadi malam. Desahan, teriakan, air mata, serta pijatan hangat dari mulut dan lubang anal submisif yang dicintainya.
"Hahh ... membayangkan nya saja membuat aku terangsang kembali."
"Chanyeol!" teriakan nyaring terdengar di dalam apartemen milik namja itu. Terlihat seorang wanita cantik membuka pintu kamar dengan kasar.
Chanyeol tidak memperdulikan kehadiran wanita itu, ia masih terus meminum cairan beralkohol tersebut dengan nikmat.
"Chanyeol! Kenapa kamu tidak pulang kerumah tadi malam?!" tanya wanita itu dengan cepat.
"Habis bercinta dengan pria ku," jawab nya dengan santai. Wanita cantik itu memandang sang suami dengan tatapan tidak percaya.
"Apa maksudmu Chan— "
Sebelum menyelesaikan perkataannya, Chanyeol langsung menarik rambut wanita itu dengan kasar dan menghempaskan nya keluar dari apartemen.
"Kita menikah karena perjodohan. Jadi berhenti mengatur hidup dan kesenangan ku jalang!"
"Tapi Chanyeol hiks ... Yibo merindukan mu," ucap nya dengan isakan.
Chanyeol membuang pandangannya keberbagai arah. Merasa muak melihat air mata yang keluar dari istrinya tersebut.
"Berhenti menangis dihadapan ku wanita murahan! Yibo adalah anak mu, bukan anak ku!"
"... Jika saja bukan eomma yang memohon kepada ku untuk menikahi mu. Sudah ku bunuh kalian berdua dari dunia ini," ujarnya dengan aura menakut.
"Sekarang pergi dari sini sebelum aku benar-benar membunuh mu ChengXiao!" Lanjut Chanyeol yang langsung menutup pintu apartemen tersebut dengan kasar.
Chanyeol menghela nafas dengan kasar. Ia sungguh bosan dengan kehidupan nya. Namun, setelah ia bertemu dan mengenal Baekhyun. Semua warna kehidupannya hadir setiap saat. Baekhyun telah berhasil mencuri separuh dunianya, sebab itu— ia bertekat akan membuat Baekhyun bertekuk lutut dihadapannya.
Katakan saja Chanyeol gila. Namun memang ia benar-benar gila karena sosok yang bernama Byun Baekhyun.
....
Wanita berdarah Cina tersebut, masih setia termenung di depan pintu apartemen sang suami. Ia meratapi nasibnya yang sungguh tidak sempurna. Seandainya ia tidak bodoh, mungkin saja Yibo tidak menjadi korban seperti ini. ChengXiao, wanita cantik yang hamil di luar nikah dan di paksa untuk menerima perjodohan kedua orang tua nya dengan Chanyeol.
Alih-alih untuk menutupi kebodohan mudanya, yang membuat ia dalam kubangan lumpur Park Chanyeol seorang pria jahat nan kejam. Lamunan ChengXiao teralihkan, ketika suara getaran ponsel berbunyi dan terpampang jelas id kontak sang putra. Ia mengusap air matanya yang mulai mengering di wajah, seakan tidak ingin putra nya tersebut mengetahui kejadian itu.
"Halo sayang," seru nya menahan tangis.
"Mommy. Mommy dimana? Yibo lapar," ucap Yibo sambil mengerucutkan bibirnya.
ChengXiao tertawa, melihat tingkah lucu Yibo membuat sedikit lupa akan kejadian yang baru menimpanya.
"Yibo mau makan apa? Biar mommy belikan untuk mu."
Si kecil mengetuk telunjuknya di dagu, seakan berpikir ingin memesan makan apa terhadap sang ibu.
"Ah, Yibo ingin makan ikan asap pedas." Ucap nya yang dibalas anggukan oleh ChengXiao.
"Baiklah, mommy akan belikan untuk mu," ucapnya dengan senyuman manis.
"Ah ya mommy. Tadi Yibo lihat, ada seorang pria tampan datang ke rumah. Ia menanyakan mommy pada bibi Han." ChengXiao mengernyitkan dahinya, siapa tamu yang datang ke rumah nya.
"Apa bibi Han menanyai namanya sayang?" Yibo menganggukkan kepala sebagai jawaban.
"Siapa namanya?"
"Dar ... Dar— Darren! Ya mommy, nama nya Darren Wang." ChengXiao tertegun, ketika putranya menyebutkan nama seseorang yang sangat ia rindukan.
"Apa dia menitipkan sesuatu?" Lagi, ChengXiao bertanya lagi kepada putranya.
"Tidak mommy, tapi dia bilang. Besok pagi akan datang lagi kesini." Entah kenapa, saat ini ChengXiao tersenyum dengan bahagia. Ia benar-benar merindukan sosok Darren yang sangat dicintainya. Ayah biologis Yibo.
"Sayang, kalau begitu mommy matikan panggilan nya ya. Mommy akan segera kembali dengan ikan asap pedas titipan mu."
"Oke mommy, Yibo tunggu di rumah. Love you mom." Panggilan pun berakhir, ChengXiao segera beranjak meninggalkan gedung apartemen tersebut.
....
Seorang namja kecil menggeliat dalam tidurnya. Kedua mata nya terbuka dengan perlahan, ruangan asing dan aroma obat-obatan yang tercium di indra penciuman nya.
"Kamu sudah sadar sayang," ujar seorang pria paruh baya yang berada tepat disebelah ranjang.
"Appa," lirihnya yang langsung menangis dengan kencang.
"Sayang. Hei, kamu kenapa Baek?" tanya Daniel selaku appa Baekhyun.
"Appa hiks ... Jangan pergi hiks ... Jangan tinggalkan Baekhyun appa."
Daniel langsung menarik buah hatinya masuk kedalam pelukan, mendekapnya dengan erat dan mengusap Baekhyun agar lebih tenang.
"Iya sayang, appa tidak akan meninggalkan mu lagi. Tidak akan," tutur nya.
Baekhyun sudah kembali tertidur setelah pemeriksaan yang dokter lakukan. Kini Daniel berada dalam ruang dokter yang menangani Baekhyun di rumah sakit tersebut.
"Bagaimana keadaan putra saya dokter?"
"Sepertinya Baekhyun mengalami trauma yang cukup berat. Sehingga ia terus menangis tanpa henti." Daniel terkejut, kejadian apa yang dalam waktu semalam membuat Baekhyun mengalami trauma itu?
"Maksud dokter?"
"Seperti kecurigaan saya. Baekhyun seperti mengalami pelecehan seksual, terlihat dari beberapa ruam dan luka sobek bagian hole nya."
Daniel terperanjat, bagaimana mungkin semua ini bisa terjadi. Buah cintanya dengan Irena harus mengalami hal seperti ini.
"Tapi untuk lebih lanjutnya, saya akan merujuk Baekhyun kepada dokter psikolog dan bagian visum." Dokter tersebut memberikan beberapa lembar yang diberikan kepada Daniel. Tertuliskan dokter psikolog dan visum di masing-masing kertas.
"Saya sudah memberikan obat penenang untuk putra anda dan beberapa antibiotik agar menghilangkan rasa sakit di tubuhnya."
Daniel tidak membalas, ia masih menatap lekat dua kertas putih yang telah tergores oleh tinta hitam.
"Kalau begitu, saya permisi dokter." Setelah berpamitan, Daniel keluar dari dalam ruangan. Raut wajah tak beraturan membuatnya terlihat menyedihkan bagi siapa saja yang melihat dia. Daniel berjalan dengan tertatih, ia sangat takut jika semua spekulasi yang diberikan dokter benar ada nya.
Putranya, buah hatinya, separuh hidupnya mengalami hal buruk seperti itu. Sungguh biadab yang telah melakukan hal itu kepada malaikat kecilnya. Air mata pun mulai berjatuhan diwajah tampannya, Daniel tidak mampu lagi untuk membendung rasa sesak yang ia rasakan.
Daniel merutuki dirinya sendiri. Seandainya malam tadi ia tidak lembur— Baekhyun tidak akan pernah mengalami kejadian tersebut.
"Maafkan appa sayang hiks ... Maafkan aku Irena hiks ... Aku telah gagal menjaga Baekhyun," tutur nya dengan linangan air mata.
.
..
...
....
.....
Bersambung!
Jangan lupa voment nya CBHS (◍•ᴗ•◍)
Gomawo (~ ̄³ ̄)~