Kalian tahu bagaimana rasanya saat semestamu hancur, berubah menjadi kepingan-kepingan kecil yang bahkan tidak bisa lagi disentuh oleh kedua tanganmu. Sungguh, demi siapapun sosok yang menciptakan dunia dan isinya, pemuda yang kini sudah melepas jubahnya untung membalut kepala Rari yang bocor itu merasakan semestanya hancur hari ini.
Dia memang tidak sekali dua kali melihat Rair mendapatkan luka, kalah dari pertarungan yang seharusnya pemuda itu dapat membantu Rair agar menang. Namun, kali ini, hari ini, Rair mendapatkan lebih dari semua yang pernah didapat di waktu yang lalu-lalu.
Kaki panjang semampai pemuda itu tergopoh-gopoh membawa tubuh Rair yang penuh darah ke kamar asrama. Mengapa tidak ke ruang medis? Banyak sekali hal yang mendasari Rair untuk tidak mau berdiam lama di ruangan yang satu itu, dan pemuda itu amat paham, malah mafhum sekali dengan semua alasan yang Rair berikan. Maka dari itu dia tidak memaksakan Rair, dia akan selalu menuruti permintaan Rair bukan?
Support your favorite authors and translators in webnovel.com