Gedung-gedung bersebaran di tanah dengan luas tidak kurang dari sepuluh hektare, tiap gedung memiliki enam lantai menjulang ke atas, dan ruangannya penuh dengan teknologi paling mutakhir. Sekolah Menengah Kosong (SMK) berdiri sendiri menghadap Hutan Kematian.
Sesuai namanya, sekolah melatih teknik yang hanya memerlukan tangan kosong. Itu pelajaran utama, syarat kelulusan, dan martabat bagi semua di dalamnya. Setiap tahun ujian dilakukan, memberi kesempatan kepada pecundang yang gagal.
Mereka harus keluar dari Hutan Kematian. Pohon di sana berbentuk kerucut dengan duri disekeliling, kuncupnya bisa terbuka, melahap habis bagi mereka yang bersuara. Jalan-jalan di hutan juga selalu berubah, berganti tempat, atau menghilang dari permukaan.
Tidak ada monster, hanya ada beberapa jenis hewan langka yang bertanduk, bertaring, bercula, dan mungkin ada yang bercahaya. Siapa yang tahu, tidak ada ilmuwan yang rela menginjakkan kakinya hanya demi sepotong informasi tentang hewan-hewan aneh. Jika ada, mereka pasti tersesat di dalamnya.
Dibalik visi dan misi yang mulia, masih banyak para penjilat, derajat yang tidak sama rata, dan menghakimi. Di luar pelajaran kosong, peraturan hanya untuk dilanggar. Ambisi dan ego bertebaran, peduli setan dengan jalan lurus, iblis pun akan dipandang bak malaikat penyelamat. Namun, masih ada mereka yang penuh ambisi, dan memilih menapak di jalan yang berbeda, berusaha mati-matian, walau usaha mengkhianati. Tapi, apakah mereka akan bertahan di jalan kebenaran? Tidak pernah ada yang tahu kisah selanjutnya.