Sorak riuh penonton berhamburan, tepuk tangan dan hentakan kaki menggema di Arena Merah, arena tanpa pengampunan. Geraman dari penonton terdengar saat tubuh Laten tergeletak di atas lantai baja perak mengkilap. Tubuhnya tak bergerak satu cm pun, mengundang gertakan gemas para penonton.
"Laten!" teriak Thom marah. Aku menoleh ke arah Thom yang berusaha masuk ke arena, namun tubuhnya terhalang oleh hologram transparan yang mengelilingi setiap sudut arena berbentuk kubah. Thom menggeram marah, wajahnya merah padam. Apa Thom mengenal Laten?
Aku menatap iba pada Laten, tubuhnya kembali terpelanting saat pukulan kosong milik Nadap menghantamnya telak. Para penonton bertepuk tangan, bersorak nama Nadap bersar-besaran. Pemuda bersurai putih platina itu mengangkat tangannya tinggi, menyombongkan perasaan biadab.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com