Gedung-gedung tinggi menjulang kini nampak suram, awan-awan di luar kubah membuat cahaya matahari tertutupi. Asak menengadah kepala, mencari-cari jawaban apakah pagi ini akan hujan atau tidak.
Ah... sayang sekali Kota Jerahak berada di dalam kubah, mereka yang berada di dalam kubah tidak dapat menikmati rintik hujan, hanya menerima dinginnya suhu tanpa tetesan air yang keluar dari gumpalan awan di langit.
Tidak ada murid-murid yang berlarian ke lorong hanya untuk menghindari hujan, tidak ada juga yang mengucap sumpah serapah lantaran sepatu dan jubahnya menjadi basah. Itu semua karena tidak ada hujan, dan Asak merindukan suasana itu.
Asak mengeratkan pelukannya terhadap buku-buku lama yang dia pinjam dua hari lalu di perpustakaan bergerak. Sebenarnya pemuda itu berniat mengembalikannya kemarin, tapi siapa sangka dia malah tertidur layaknya orang diambang kematian di ruang medis.
"Pagi, Asak!" sapa Thom sembari merangkul bahu lebar Asak.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com