webnovel

kok gini?

ini pengalaman Rosi Roseanne punya pacar yang gak bisa di definisikan. menurut nya, Juna itu udah bukan 4D lagi. pokoknya punya cowok yang keahlian sejak lahirnya gossip itu harus banyak sabar. tapi, semua manusia itu punya batas kesabaran nya masing-masing, kayak rosi contohnya. kadang sumbu api rosi itu pendek, jadi ia mudah terbakar dan meledak.

sun_sha · Teen
Not enough ratings
35 Chs

part 21) bebal

"Lu kenapa tadi?, dah gue larang buat nganterin cowok tadi balik tapi lo malah nepis tangan gue dan tetep bebal nganterin dia balik ?" Tanya juna mengalihkan tujuan utama gue, yang sedari tadi memaksa juna untuk  menelan bubur, makanan yang paling dihindari juna.

"Cihhh, juna kooreldi. Lu tau kan ada  adab kalo sama orang yang dah rela dan setuju-setuju aja nolongin lo secara ikhlas. Cowok tadi, itu jeffr---

"Belain aja terus cowok tadi cuihhh"

Cibir juna memotong.

Harusnya juna tahu kalau jika rosi hanya menyebut nama nya saja itu tanda nya rosi berusaha untuk menahan ledakan bom dalam dirinya.

Rosi menatap juna berusaha untuk tetap sabar, juna itu eahhhhhh....!!!

"Jangan dipotong lagi, dengerin dulu! "

Juna mencicit kecil, seperti tikus kecil yang imut mencicit ketakutan melihat kucing besar nan garang.

"Nama cowok tadi jeffrey oke!, dia punya nama. Dan juna harusnya juna bilang terimakasih ke jeffrey karena dah nolongin juna tadi. Atau setidaknya juna gak berprilaku seperti tadi pada jeffrey "

"Iya"

Pasrah juna tak rela, tapi sungguh ia takut dengan rosi yang tiba-tiba menjadi menyeramkan begitu.

"Makan nih buburnya kak, aku dah capek-capek beli ke bawah lohh..mana ngantrinya lama lagi. Nihhh buka mulutnya kak...aaaaa " rosi menyodorkan kembali suapan bubur yang menurut juna rasanya sangat hambar .

Juna hanya ingin nasi padang adira yang lauknya ayam geprek bensu. Kalau tak ada rosi, juna pasti sudah men-delivery makanan itu.

"eng...nggakkk rosiii---

lirih juna yang masih berusaha menolak suapan bubur ayam dari rosi.

"yaaa....yaaaa junaaaa "

paksa rosi, menempelken sendok berisi bubur di sudut bibir juna. Kembali lagi  Rosi sudah tak menghiraukan panggilan nya ke cowok tukang gossip itu. Tak ada embel-embel 'kak' . Seperti biasanya. Itu tandanya rosi sudah hampir kepalang greget seperti tadi lagi.

Juna membersihkan bubur-bubur yang menempel di sekitar pipinya.

"stoppp rosiii ini buburnya kemuka-muka gue gini "

tolak juna kesal.

"ihhhh, kak juna, lo itu lagi sakit!. makan nya bubur!. bukan nya malah pengen makan nasi padang simpang adira yang lauk nya ditambah sama ayam geprek bensu!!!  " ngegas rosi, muak dengan drama juna yang sangat alay dan sulit diatur.

"ini gue lagi sakit yaa "

bela juna sendiri, tak mau kalah.

hilihh padahal wajahnya nya sudah merah karena demam yang tak kunjung turun . masih ajaa cari masalah ingin ini-itu.

"yaa emang siapa yang bilang lo lagi ngidam, pengen dibeliin nasi padang sama ayam gerprek haahh siapa? "

sungut rosi ikut melawan.

"tapi kan---

"udahhh ahhh lo lagi sakit, setidaknya tau kondisi lahhh jangan nyari masalah mulu sama gue. nurut aja sekali ini. ini gue kayak gini karena khawatir sama lo !"

juna langsung bungkam.

gue kira kak juna mengerti setidaknya sama ke-khawatiran gue.

"lebay elah, gue mah dah biasa gini. besok juga sembuh " remeh juna di sela-sela keheningan tadi.

tuhhh kan gini tuhhh!,.kak juna tuh gini

"ohhh iyaa, sembuh yaa?, iya besok sembuh?. makan nih bantal biar sembuh!....

BUKKKKK---BUKKKK---BUKKKK!!"

dengan keras rosi memukulkan bantal empuk itu pada wajah juna.

"ROSI!!, STOP-STOP IT ROSII!. aku lagi sakit yaaa! " cekal juna mencengkram tangan rosi agar berhenti memukuli wajahnya.

yaa habisnya juna itu bebal banget, susah diatur padahal ini demi kebaikan nya juga. sudah dijelaskan juga,  juna tetep aja gak mau mengerti.

"dahlah terserah "

pasrah rosi , melepaskan cengkraman tangan juna dan mulai bangkit dari posisi duduknya di atas kasur juna.

setelah itu rosi pergi membawa mangkok bubur ayam yang masih banyak.

takkkk~

gue menutup pintu kamar itu dan melangkah menuju  arah dapur mini yang ada di pojok apartemen. gue taruh mangkok tadi di meja. haaaahhhhhh.... bubur ayam ini masih banyak bahkan belum ada satu suap pun yang masuk ke mulut kak juna.

padahal tadi dia demam kek mau pingsan gitu, tubuhnya lemas butuh asupan makanan dan obat apalagi tadi dia hujan-hujanan. untung nya rosi tak ikut demam atau masuk angin kayak kak juna.

efek jaket nya jeffrey emang sekuat itu yaa?

Sampe bisa menahan segala jenis penyakit sehabis kehujanan.

glekkkk----glekkkk----glekkkk----glekkk

gue mengusap sisa air di sudut bibir yang baru aja gue minum. dengan mata tajam dan tegas,

karena untuk masuk ke kamar sialan itu (re: kamar kak juna) itu butuh persiapan matang. harus tahan banting, jiwa ataupun raga.

sekali lagi gue bawa bubur ayam itu, tak lupa juga 2 jenis obat penurun demam.

srekkk...

gue berhenti sepontan di pintu kamar yang tertutup itu. berharap dia gak akan lagi nolak kali ini, plissss kali ini aja!.

saat gue megang knop pintu gue mendengar suara lirih kak juna.

akhhhh...pusing banget yaa tuhan...

tuh kan gue bilang juga apa!, dikira tuh penyakit kalo gak diobatin bakal langsung sembuh?

Gue kembali mendengarkan lirihan kak juna dibalik pintu.

kenapa gini amat sih susah nya jaga image kuat di depan rosi!!?...

hfttttt

lohhh?, dia jaga image apa depan gue?

emang dia tadi ngerengek-rengek kek cem bayi gitu bisa dibilang jaga image?

tolong ya ada yang mau jadi penerjemah otak kak juna gak?

Juna yerus saja meracau , tak sadar saja dia rosi sedang menguping dibalik pintu.

apa gue terus nolak aja yaa?, biar rosi gak balik-balik dan nemenin gue disini?...iya,.gitu aja yaa?

hmmmm....kak junaaaaa~

kepala gue jadi menunduk, raut wajah gue jadi menyendu. kak juna itu emang sebegitu sulit nya yaa gue tebak?

kenapa gue selalu salah ngartiin perilaku dia depan gue?, yang padahal arti sebenarnya itu beda.

gue itu apa benar gak peka?.

tapi kalo modelan nya kayak kak juna, cewek-cewek yang lain juga bakal sulit untuk peka.

cklekkkk...

gue melihat tepat pada kak juna yang sebelumnya terlihat lemah dan menahan pusing di kepalanya terkejut melihat gue yang datang tiba-tiba dan mengganti raut wajahnya seolah tak apa-apa.

tatapan gue makin menyendu , saat gimana dengan mata gue sendiri lihat kak juna yang ketangkap basah pura-pura kuat.

haaaaahhh.....

jadi tadi itu sandiwara dia aja kan ?

dan bodohnya gue percaya sama sandiwaranya. dan lebih bodohnya gue selalu maki-maki kak juna baik langsung ataupun mengumpat di dalam ulu hati.

jadi yang selama ini yang gak mengerti itu gue kan ?...

gue perlahan duduk diatas ranjang kak juna.

tesssss....tesssss....tessss

"ehhh ci?, napa nangis, karena gue tadi yaaa?...maaf yaa ci itu tadi emang gue yang bebal " ucap juna sembari menghapus air mata yang perlahan turun.

kepala gue menggeleng, menyangkal pengakuan kak juna. kan seharusnya gue yang minta maaf, gue salah.

tangan kiri gue menyentuh tangan kak juna yang sedari tadi menyentuh pipi.

"kak kenapa sih?, sesulit itu yaa gue mengerti kakak?. seberapa pun gue selama ini berusaha mengerti tapi tetep ajaa gue gak mengerti  "

"enggak bukan lo yang gak bisa ngertiin gue, sejatinya manusia itu kadang sulit dimengerti dan ada yang mudah dimengerti. dan gue termasuk yang sulit dimengerti. "

"tapi yang gue inget dari bunda gue, dia pernah bilang kalo lo buat pikiran sederhana aja tentang seseorang yang sulit dimengerti itu. kayak...."

gue menatap kak juna yang menjeda kalimatnya.

"kayak pikiran bunda gue tentang bokap yang berubah, tentang bokap yang suka main wanita diluaran sana. Tapi  bunda selalu berfikir sederhana karena itu dia masih tahan sama bokap sampe sekarang....yaaa....walaupun jadi bunda gue yang banyak berperan dalam keluarga . akhirnya bunda gue juga  jadi ikut-ikutan  sibuk kerja sama kayak bokap. tapi gue juga ikut berusaha berfikir sederhana sama bunda gue, dia pasti gak.pengen bikin hidup gue susah. Makanya dia selalu banting tulang buat ngasih gue uang dari pada gue harus nerima uang yang bokap gue selalu kasih. " lanjut juna berusaha menampilkan senyumannya.

Tapi rosi jelas tahu itu senyuman yang terpaksa.

Gue menatap sendu kak juna masih dengan linangan air mata. Gue entah kenapa seolah-olah dengan jelas gue bisa liat depan gue itu seorang kak juna yang memperlihatkan sisi rapuhnya , banyak lubng dimana-mana.

yaaaa---gue sedikit-sedikit mengerti alasan kak juna.

Lalu gue menatap kak juna,lagi

seolah menginginkan penjelasan lebih panjang.

huftttttttt....

juna menghela nafas.

"jadi contohnya gue yang suka nyebelin, tukang gosip sana-sini. sampai orang lain banyak yang ngira gue gak bener. orang selalu memikirkan hal bercabang tentang gue. padahal gue itu cukup dipikir sederhana aja, satu cabang. lo juga pasti mikir kalo gue juga bercabang, padahal lo bisa mikir gue itu satu aja "

ucap juna sembari mulai mengelus lembut rambut panjang rosi. juna hanya berharap dapat membuat rosi mengerti dirinya dengan sederhana, tak perlu banyak macam nya.

saat ini gue ngerti, gue kira kak juna itu tipe cowok yang selalu ngerusak suasana.

tapi kali ini dia serius, tak ada guratan candaan dalam perbincangan kali ini.

yaaa cukup gue pikir kak juna secara sederhana aja, tak perlu banyak macam. jadi mungkin nanti kedepannya gue bisa lebih ngertiin kak juna.