webnovel

KITA AKAN BERTEMU KEMBALI

Karena kesalahpahaman membuat Arka nekat membunuh istrinya sendiri karena diduga telah menembak pacarnya. Lani yang tidak percaya dengan apa yang dikatakan ayahnya bahwa ibunya meninggal berharap agar ia bisa bertemu dengan ibunya itu dan mengajaknya kembali ke rumah. Beberapa tahun berlalu, Lani tumbuh remaja dan berlibur ke Bali, di sana dia bertemu dengan seorang pemuda bernama Rasya dan tak diduga, ternyata bibinya Rasya adalah wanita yang sama dengan ibu Lani. Lani pun merasa gembira melihat ibunya masih hidup. Kira-kira apa yang akan terjadi? Dan berhasilkah Lani menyatukan kembali kedua orang tuanya?

Pricilia_Kartika_ · Urban
Not enough ratings
3 Chs

part 1

Arka adalah seorang duda yang ditinggal istrinya karena berselingkuh dengan Irvan karena Irvan adalah pengusaha yang lebih sukses daripada Arka.

Sementara Shirley adalah seorang koki terkenal.

Keduanya memiliki masa lalu yang buruk, tapi kehidupan mereka berubah berkat putri kecil mereka yakni Lani.

Awalnya, setelah menikah, mereka sering bertengkar dan tidak pernah berdamai. Sehingga keluarga Arka dan Shirley harus selalu menegur mereka.

Suatu hari, Arka mendapat undangan pentas seni di sekolah Lani.

"Bagaimana ayah? Apa ayah akan datang?" tanya Lani dengan wajah berseri-seri.

"Iya, ayah akan datang."

"Hore! Acaranya di mulai sekitar pukul 09.00 pagi di sekolah. Ayah harus datang tepat waktu ya!"

Lani tidak sabar menantikan hari esok dan memikirkan pentas seninya.

Keesokan paginya, Arka duduk di sofa sambil menatap layar komputernya. Ia begitu sibuk bekerja.

Shirley datang sambil mengeringkan rambutnya menggunakan handuk. Arka menatap Shirley.

"Ada apa?"

Arka menggeleng. "Tidak, hari ini aku ada acara jadi tidak bisa datang ke sekolah Lani."

"Acara apa yang membuat mu begitu sibuk sehingga tidak datang ke sekolah?"

"Urusan kantor, maksudku bisnis."

"Ouh. Baiklah, aku akan datang."

"Jam 9 ya."

"Oke, aku akan bersiap-siap," kata Shirley lalu mengganti pakaiannya kemudian pergi ke sekolah Lani dengan naik angkot.

Saat di sekolah Lani, Lani berlari menghampiri Shirley.

"Ibu, ayah di mana?" tanyanya sambil melihat sekeliling mencari ayahnya yang tak kunjung hadir.

"Emm ayah sedang sibuk. Jadi ibu yang menggantikan ayah," jawab Shirley.

Lani menunduk dan terlihat murung. Ia kecewa karena Arka tidak bisa datang ke sekolahnya.

Malam hari...

Saat makan malam, Arka bertanya pada Shirley, "Bagaimana pentas seni di sekolah Lani?"

"Sangat menarik, betulkan Lani?" kata Shirley sambil melirik Lani. Lani hanya diam saja.

Keesokan paginya, Lani masih tertidur pulas di ranjangnya sambil memeluk guling nya.

Shirley datang ke kamar Lani dan membangunkannya.

"Lani, ayo bangun sekarang sudah jam enam," kata Shirley sambil membangunkan Lani. Dengan sedikit malas Lani pun membuka kedua matanya dan menguceknya.

"Ya ibu. Oh ya, apa ibu sudah memasak makanan untuk sarapan pagi ini?" tanya Lani.

"Belum," jawab Shirley singkat.

"Belum?! Yang benar bu?" tanya Lani seolah tak percaya.

"Sudah, ayo bangun dan segera mandi. Ibu akan memasak sarapan," kata Shirley.

Setelah mandi, Lani bergegas menuju meja makan untuk sarapan.

"Wah, makanan yang dimasak ibu enak!" puji Lani ketika memakan ayam goreng buatan Shirley. Shirley hanya tersenyum. "Kau ini."

Setelah sarapan, Lani berjalan ke kamar Arka dan Shirley.

"Ayah, ayo. Aku sudah hampir terlambat," keluhnya pada Arka.

"Ya, ayah akan mengantarmu sekarang," jawab Arka. Ia pergi mengantar Lani ke sekolah menggunakan mobilnya.

Siang hari, Shirley datang ke sekolah Lani untuk menjemputnya.

"Hai Lani, kenapa kau murung?" tanya Shirley yang melihat Lani menundukkan tatapannya sambil menunjukkan permen loli untuk Lani.

"Tidak ada apa-apa ibu, ngomong-ngomong terimakasih," jawab Lani mengambil permen loli tersebut.

"Ada apa sayang? Apa ayah tidak datang lagi menjemputmu?" Lani diam mengangguk.

"Dengar Lani, ayahmu sedang sibuk. Jadi, sekarang ibu yang menjemputmu. Oh ya, kalau pulangnya jalan kaki, apa kau lelah?" tanya Shirley.

Lani menggeleng dan berkata, "tidak."

Di sepanjang jalan, Lani hanya diam dan menundukkan kepalanya, ia terlihat lesu. Matahari yang bersinar sangat terang, membuat Shirley dan Lani kepanasan.

Karena mencemaskan Lani, Shirley memutuskan untuk mampir ke rumah makan dan mengajak Lani makan siang. Di sana, ada berbagai macam makanan, mulai dari sayur, ayam, ikan, dan lain-lain.

"Lani apa kau mau makan ini?" tanya Shirley sambil menunjukan ayam bakar yang masih berada di piring pada Lani. Lani diam menggeleng.

"Tidak ibu, aku tidak lapar," jawab Lani.

"Yang benar? Ya sudah, kalau tidak lapar biar ibu saja yang makan." Shirley sengaja memakan makanannya.

"Emm, enaknya!" godanya sambil makan ayam.

Lani tetap diam dan tidak peduli dengan makanan yang ada di depannya itu. Tiba-tiba Shirley merasa sakit perut dan dia pergi ke kamar kecil.

Diam-diam, Lani mengambil salah satu ayam goreng dan memakannya dan Shirley melihatnya di balik pintu kamar kecil sambil tersenyum. Ia merasa senang karena Lani memakan makanan yang ada di piring dengan lahap.

Keesokan paginya, hari ini Lani ulang tahun. Ia lalu pergi mengambil beberapa baju yang ada dalam lemarinya.

Nenek datang ke kamar Lani dan menghampirinya.

"Hai Nek! Apa nenek tahu hari ini hari apa?"

Nenek diam sambil berpikir.

"Emm hari ini hari Kamis? Apa guru mu akan mengadakan ulangan?" tanya balik nenek.

"Dengar, apapun soalnya itu, yakinlah bahwa kau bisa mengerjakannya. Dan jangan lupa berdoa," nasihat nenek. Lani diam memutar bola matanya malas.

"Oh Nenek, hari ini adalah ulang tahun ku. Apa nenek lupa?" Nenek menepuk jidatnya.

"Ya ampun! Nenek lupa. Maafkan nenek. Ngomong-ngomong selamat ulang tahun cucu nenek tersayang, semoga kau selalu bahagia," ucapnya. Lani tersenyum.

"Terimakasih nek."

"Oh ya nek, menurut nenek aku memakai gaun ini, apa aku akan terlihat cantik?" tanya Lani sambil memperlihatkan gaunnya yang berwarna merah di depan nenek.

"Tentu saja. Kau terlihat istimewa jika memakainya." Lani tersenyum.

Jam menunjukkan pukul setengah delapan pagi. Lani datang menghampiri ke kamar orang tuanya dan mengajak Arka dan Shirley ke sebuah taman di belakang rumah. Ternyata sampai di sana, taman tersebut sepi. Melihat itu, Arka bertanya pada putri kecilnya itu, "Lani sayang, kenapa kau mengajak ayah dan ibu ke tempat sepi ini?"

"Lihat ayah, di sini hanya ada aku, ibu, dan kau ayah. pesta ini sangat unik bukan? Berjanjilah kalau ayah dan ibu akan tetap bersamaku," pinta Lani sambil memegang tangan Arka dan Shirley.

"Iya, Lani. Ibu dan ayah akan tetap bersamamu dan menyayangi mu," jawab Shirley lalu mencium pipi Lani.

Pesta ulang tahun Lani pun dirayakan dengan sederhana dan meriah. Walau hanya ada mereka bertiga.

Sore hari, Lani sedang berada di ruang tamu sambil mengerjakan pr-nya.

Tok tok tok

Terdengar suara ketukan di balik pintu.

"Siapa ya? Apa itu ayah?" tanya Lani. Dengan sedikit gugup, Lani berjalan menghampiri suara ketukan itu dan membuka pintunya.

Ia terkejut melihat seorang wanita.