webnovel

Perusahaan Sun Rain.

Dengan berjalan kaki aku kembali menuju ke rumah sakit seraya berpikir cara menyelamatkan kakakku yang akan di jadikan bahan eksperimen oleh dokter-dokter yang ada di rumah sakit Sun Rise.

Setelah berpikir cukup panjang ternyata tidak ada jalan keluar dari masalah ini tapi aku berdoa dan berharap kembali bahwa aku bisa menyelamatkan kakak. Saat sampai di rumah sakit aku sangat terkejut, kakakku sedang berdiri di depan pintu rumah sakit dengan keadaan baik-baik saja.

Dia memakai jaket warna hijau tua, celana panjang warna hitam, rambutnya sedikit hijau kecoklatan, dan gaya rambutnya di urai tapi poni panjangnya di ikat sedikit ke atas. Kedua mataku menitiskan air mata lalu aku berlari ke arah kakakku sambil tersenyum bahagia.

Kakakku langsung memelukku dan menceritakan yang sebenarnya terjadi, kami berdua pergi ke suatu tempat yang terletak di tengah-tengah kota Sun Rise yang terlihat sangat cerah. Kami berdua berjalan seraya bergandengan tangan lalu sampailah kami di sebuah perusahaan besar di kota ini.

"Ini adalah perusahaan yang sudah menolongku, namanya perusahaan Sun Rain yang terkenal akan kekayaan dan sikapnya yang sangat tidak terpuji. Kita akan masuk Cliva, apa kau baik-baik saja? Kedua matamu tampak sedikit buram. Pasti kebanyakan menangis, ayo kita masuk!" ajak Silva dengan suara yang sangat lembut.

Kami berdua masuk ke dalam dan naik lift untuk menuju ke lantai teratas yaitu lantai dua puluh. Saat sampai di sana, hanya ada satu ruangan dengan pintu bertuliskan "Sibuk berat" dan benar saja saat kakak mengetuk pintu terdengar suara seseorang yang sedang berjalan menuju pintu yang kakak ketuk hanya saja dia(Orang yang akan membuka pintu) terlihat menabrak sesuatu yang sangat tinggi.

Karena terdengar bunyi barang yang ambruk atau jatuh ke lantai dengan sangat keras, aku dan kakak hanya terdiam sambil mendengar bunyi-bunyi itu. Setelah itu keluar seorang pekerja pria yang tampak kelelahan, pria itu tidak mengizinkan kami masuk karena di dalam ada masalah kecil yang sulit di urus.

"Saya Silva, saya ingin berterima kasih kepada pemilik perusahaan ini." Kakak tampak terlihat tenang.

"Silva? Aah tamu Tuan muda yaa? Kalau begitu silakan masuk ke dalam ruang VIP lantai lima! Saya akan menyuruh Tuan muda untuk pergi ke sana secepatnya. Meski dengan kekerasan!" Kata pria itu sambil mengepalkan tangan kanan sebab merasa kesal pada Tuannya sendiri.

Aku hanya terpaku diam tak berbicara sambil pergi ke lantai lima ruangan VIP bersama kakak. Dan saat sampai di sana terdapat seorang laki-laki yang mungkin seumuran denganku. Dia terlihat tampan dan keren, saat memandanginya kakakku memukul kepalaku agar tidak melamun.

Kami berdua duduk di kursi yang sangat empuk serta ruangan ini terlihat sangat mewah, banyak koleksi yang sangat mahal saking mahalnya aku tidak akan bertanya harganya berapa atau menatapnya lama-lama takutnya nanti bayar pajak.

Setelah menunggu cukup lama, seorang pria berambut pirang dengan pakaian layaknya bangsawan kelas tinggi masuk ke dalam ruangan ini. Aku punya firasat bahwa nanti pasti akan terjadi hal buruk, kemudian aku melihat laki-laki yang tadi juga ikut masuk ke dalam.

Mereka berdua duduk di depan kami seraya menatap kami dengan sangat tajam, meskipun begitu kakakku tiba-tiba terlihat sangat tertantang. Apa aku belum bilang sifat kakakku ini, dia sebenarnya sangat tegas, cekatan, serta bermuka dua.

Ibu mungkin tidak bisa merawat kakakku yang memiliki sikap yang sangat tegas ini jadinya dia menjualnya. Bahkan setelah tabrakan itu kakakku tidak mengalami patah tulang, kekurangan darah, atau gegar otak. Kakakku itu terlalu hebat dan aku selalu mengandalkan dirinya pasti suatu saat nanti aku akan di tinggalkan sendiri.

"Salam kenal, namaku Lords Wilio dan ini adikku Lords Zerlord. Nama adikku lebih bagus dari namaku, Aah harga diriku terluka. Kita sampingkan masalah itu karena kau sudah ku tolong aku ingin kau bekerja di perusahaanku ini sebagai asisten pribadi. Dan satu lagi aku ingin adik perempuanmu itu bersekolah di Akademi Sun Rise." Permintaan dari pemilik perusahaan yang sangat menjengkelkan.

"Pertama kami perkenalkan nama kami dahulu, Saya Silva dan ini adik saya yang paling lugu yaitu Cliva. Saya tidak masalah bekerja di perusahaan ini tapi adik saya tidak mungkin pindah sekolah jika pindah nanti dia akan dendam pada saya. Cliva adalah seseorang yang sangat pendendam terhebat yang pernah ada." Kakakku menjelaskan diriku terus terang.

Tentu saja, aku tidak mau pindah sekolah nanti pasti di bully karena penampilanku ini. Namun, adiknya yang bernama Zerlord tidak terlalu mirip dengan kakaknya dia berambut hitam dengan kedua mata yang berwarna biru tua membuat kesan dirinya semakin misterius.

Namanya saja sudah keren dari kakaknya apa benar dia adiknya? Aku mengelengkan kepalaku ke kanan ke kiri dengan cepat lalu aku memilih untuk bersekolah di sekolah lamaku dan tinggal bersama dengan ayah dan ibu meski sikap mereka yang sering keras padaku setiap pulang dari sekolah.

Kakakku tampak pucat setelah mendengar itu, dia(Silva) akan pindah rumah ke tempat dekat dengan perusahaan ini. Dan kakakku itu terkadang menjadi seorang kakak yang sangat mengkhawatirkan keadaanku, dan Wilio menggatakan bahwa...

"Jika itu keputusanmu maka aku tidak akan menghentikanmu, jika kau ingin pindah ke Akademi jangan ragu untuk datang kemari tentu saja tempat tinggal dan kebutuhan kalian selama satu bulan akan kami bantu setelah itu kalian harus bisa menghidupi diri kalian sendiri."

Setelah pembicaraan panjang akhirnya aku membranikan diri untuk izin pulang, kakakku tampak sangat cemas karena itu aku tersenyum lebar seraya menggatakan,"Aku akan baik-baik saja." setelah itu Wilio menatap langit-langit ruangan itu sambil berharap nanti ada kue pernikahan yang sangat besar di kirim ke mari.

"Beli sendiri juga bisa kenapa harus menunggu kiriman dari orang lain! Dan kiriman dari orang lain itu tidak akan ada karena kita di kenal dengan perusahaan yang tidak terpuji, aku harap perusahaan ini bersinar kembali seperti dulu." Ucap Zerlord dengan nada rendah.

"Saya harap harapan Tuan Wilio dan Tuan Zerlord terkabulkan. Kalau begitu saya permisi tolong jaga kakak saya." Setelah berpamitan dengan mereka aku keluar dari perusahaan itu lalu pulang ke rumah dengan kereta bawah tanah yang kebetulan masih gratis untuk di naiki hari ini.

Sesaat aku pergi dari perusahaan ternyata sebuah kue pernikahan yang sangat mewah kiriman dari toko kue di terima oleh Tuan Wilio dan harganya gratis. Tuan Wilio sangat senang bahwa harapannya terkabulkan setelah itu di luar perusahaan terdapat banyak sekali wartawan yang datang ke sana, harapan dari Tuan Zerlord pun terkabul juga.

Saat itu aku masih belum menyadari yang sebenarnya terjadi.