"Ga bisa, Mas. Aku harus mematikan panggilan teleponnya," terang Cinta.
"Loh, mengapa bisa begitu, Sayang? Kamu risih ya teleponan sama aku?" tebak Rico.
"Ish, nggak kok, Mas. Bukan risih, hanya saja kan malam ini aku tidur satu kamar dengan teman aku. Nanti kalau kita terus teleponan, lalu dia bagaimana? Aku ga enak lah Mas sama dia," jelas Cinta.
"Aku yakin kok dia tidak akan merasa keberatan sama sekali kalau kita berdua ini terus teleponan. Itu mah kamunya aja yang emang ga mau teleponan sama aku," tuduh Rico.
"Ih kamu kah, Mas. Malah nuduh aku yang nggak-nggak. Ya ga mungkinlah Mas aku ga mau. Aku juga mau kok. Hanya saja ya itu, aku ga enak sama teman aku," ungkap Cinta.
"Ya udah gini saja deh, kita tetap teleponan. Tapi, nanti kita berdua tidak usah saling bicara saja. Pura-puranya kamu ga lagi nelepon. Udah diem-diem aja," kekeh Rico.
Cinta sangat tahu betul jika Rico sudah memiliki kemauan, maka dia akan terus mencoba untuk mendapatkan ke mainnya tersebut.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com