Cinta pun merasa tersentuh dengan ucapan Mamih barusan.
'Sebenarnya ibunya Mas Rico ini memang sangat baik sekali. Hanya saja, kenapa kelakuan anaknya itu persis seperti iblis? Mereka berdua itu sangat jauh berbeda'. Batin Cinta.
"Iya, Mih. Saya akan mulai ceritakan apapun juga yang saya keluh kesahkan kepada Mamih. Semoga Mamih tidak merasa bosan ya saat harus selalu mendengar cerita dari saya. Hehe," ujar Cinta.
"Tentu saja tidak dong, Nak," yakin Mamih.
"Oh iya, Mamih mau makan apa?" tanya Cinta.
"Loh? Kok kamu tanya tentang hal itu lagi sih, Sayang?" heran Mamih.
"Eh, memangnya kenapa gitu, Mih?" bingung Cinta.
"Bukannya tadi kita sudah pesan menu makanannya ya? Dan sebentar lagi juga pesanan kita akan datang. Tapi kok kamu baru bertanya Mamih mau makan apa. Haha," tawa Mamih.
"Eh, iya kah, Mih? Saya sungguh lupa," ucap Cinta.
"Kamu nih ya. Makanya jangan terlalu banyak yang dipikirkan, Sayang. Jadinya kan gitu, kamu jadi pelupa, padahal masih muda," ujar Mamih.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com