"Apa? Jangan mancing-mancing emosi orang kamu, Dit. Awas lah minggir sana. Gue mau masuk ke dalam. Bentar lagi juga sudah waktunya jam kerja kembali. Gue wajib kerja. Awas minggir! Jangan buang waktu gue lagi," ucap Rico.
"Eum ... si Dinda tahu ga kalau elu boncengan sama si Cinta? Apa Dinda tahu? Gue rasa sih Dinda pasti ga tahu. Iya, kan?" tebak Adit.
Adit pun langsung menaik turunkan alisnya tersebut dan memijat-mijat dagunya itu menggunakan jari telunjuk dan ibu jarinya seolah dirinya memiliki janggut.
"Buat apa elu tanya tentang hal itu, hah? Apa urusannya buat elu?" kesal Rico.
"Ya jelas ini pasti jadi urusan gue dong, Ric. Dinda itu kan sahabat gue. Gue harus laporin apapun yang dilakukan oleh pacarnya itu. Gue kan ga mau kalau sampai sahabat gue sakit hati ataupun dibohongi," cicit Adit.
"Lah terus gue apa? Gue juga sahabat elu, Dit. Aneh lu," ucap Rico.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com