webnovel

Chapter 4

Selama di taman belakang Nattarin membantu Perth untuk berjalan dan Perth cukup bersemangat. Tapi dibalik itu ada yang tengah mengawasi mereka dari balik kaca. Siapa lagi kalo bukan Joe. Dia begitu menginginkan kematian Perth, karena dia bukan anak kandung keluarga Jongcheveevat. Joe merasa kalo Perth ini adalah parasit bagi keluarga majikannya tersebut.

"Tuan tidak mau beristirahat sebentar?" tanya Nattarin.

"Tidak. Aku harus bisa berjalan agar aku bisa membantu kakak untuk mencari mayat Bass." jawab Perth.

"Memangnya apa yang telah terjadi pada Bass?" tanya Nattarin.

"Kami adalah sepasang kekasih saat aku dan Saint putus. Tapi aku tidak bisa menghargainya. Malah aku selalu membandingkan dia dengan Saint. Dia tidak pernah marah dan tetap sabar menghadapi semua sifatku, sampai pada suatu hari saat aku dan Bass sedang berjalan-jalan, tidak sengaja bertemu dengan Saint. Entah apa yang merasukiku, aku langsung mencium Saint di depan Bass. Saat itu aku tidak mempertimbangkan bagaimana perasaannya. Saat dalam perjalanan pulang, bodohnya aku masih tidak peka dengan apa yang telah terjadi. Lalu tiba-tiba dia menanyaiku bagaimana dengan bibir Saint? Apakah kenyal sampai harus diemut seperti itu? Waktu itu aku merasa kalo Bass bertanya tentang hal yang tidak perlu ditanyakan. Akhirnya kami bertengkar dan kecelakaan tak terelakkan terjadi. Mobilku ditabrak truk sampai berguling-guling. Walaupun aku berhasil dikeluarkan, tapi Bass masih berada di dalam dan mobilku terjun bebas ke jurang." jawab Perth menangis keras.

"Astaga .. maafkan aku yang sudah membuka luka lama tuan." ujar Nattarin yang merasa bersalah.

"Tidak apa-apa. Jadi Nat sudah tahu kan mengapa aku begitu berniat untuk sembuh? Semua itu semata-mata karena aku ingin mencari Bass hidup atopun mati." ucap Perth.

"Iya tuan. Oh ya, sudah saatnya tuan harus makan obat. Sebentar aku ambilkan di kamar tuan." ucap Nattarin.

Nattarin yang hendak ke kamar Perth mengambil obat, mendengar kalo banyak maid yang berada di dapur saling bergosip kalo Perth yang tidak tahu malu terus-terusan bergantung pada keluarga Jongcheveevat. Kana pun hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah maid itu, lalu berjalan terus keatas menuju kamar Perth. Di laci bawah nakas, samping tempat tidur Perth biasanya obat itu berada. Tapi kenapa sekarang obat itu hilang. Kana pun mulai mencari-cari obat tersebut ke seluruh kamar, tapi tidak ditemukan. Kana pun turun ke bawah hendak memberitahu pada Perth perihal obatnya yang hilang. Mendadak netranya menangkap kalo Joe sedang mencekik Perth dengan dasinya.

Kontan saja Nattarin mengambil patung yang berada di ruang tamu, dipukulkan nya ke kepala Joe sampai dia jatuh pingsan. Setelah itu Nattarin pun membawa Perth lari dari kediaman Jongcheveevat. Pelarian mereka membuat para maid berhasil membuat Perth keluar dari rumah Jongcheveevat, walau harus menjebak Kana. Mereka pun melapor pada Bryan kalo Perth telah diculik oleh Nattarin dengan cara memukulkan patung ke kepala Joe. Bryan yang mendengar hal itu sangat berang dan menyuruh anak buahnya untuk mencari keberadaan Nattarin serta adiknya tersebut. Joe juga menyelipkan orang bayarannya sebagai anak buah Bryan untuk membunuh Perth jika ditemukan.

Nattarin dan Perth yang sekarang berada di jalanan tidak tahu lagi arah kemana untuk pergi mencari Bryan, karena jalanan tersebut sangat asing bagi mereka. Nattarin pun hanya bisa merungut dalam hati, menyesal atas apa yang sudah dia lakukan dengan mengeluarkan Perth dari rumah yang justru itu merupakan keinginan dari maid.

"Tuan, maafkan aku ya. Gak seharusnya aku mengeluarkan tuan dari rumah yang membuat keinginan maid untuk mengusir tuan akhirnya tercapai." sesal Nattarin.

"Gak pa-pa Nat. Aku tahu maksudmu baik mau membantuku dari percobaan pembunuhan yang dilakukan Joe. Dan aku bisa merasakan kalo ini baru awal." ucap Perth yang membuat Nattarin bingung.

"Mak-maksud tuan?" tanya Nattarin tidak mengerti.

"Nat, kamu belum mengenal Joe itu seperti apa orangnya. Didepan kakak, dia seolah-olah menjadi seorang malaikat. Tapi dibelakang, dia bagaikan iblis yang siap untuk menerkam mangsanya." jawab Perth.

"Apa tuan pernah mengatakan hal ini pada tuan?" tanya Nattarin penasaran.

"Aku pernah mengatakannya. Tapi kakak hanya diam." jawab Perth.

"Diam bukan berarti tidak percaya. Aku percaya tuan pasti akan menyelidikinya lebih dalam lagi. Tuan harus percaya pada tuan Bryan." saran Nattarin.

"Aku percaya pada kakak. Tapi aku tidak berani untuk mempercayai jika kakak percaya begitu saja dengan apa yang akan dikatakan Joe nantinya tentangmu." ucap Perth.

"Maksud tuan, kalo aku yang menculik tuan?" tanya Nattarin yang disertai anggukan dari Perth.

"Bisa saja kan. Maka dari itu kita harus duluan mencari kakak untuk membongkar kejahatan Joe." saran Perth.

"Ide yang bagus, tuan. Tapi kemana lagi kita akan mencari tuan?" tanya Nattarin.

"Dorong aku ke ujung jalan. Sepertinya disitu jalan raya. Pasti ada taxi ato bus." ujar Perth.

Nattarin pun mendorong kursi roda Perth menuju ujung jalan dan memang disana adalah jalan raya. Nattarin pun menyeberang kan Perth dengan mendorong kursi rodanya. Tanpa mereka sadari kalo ada orang yang sudah mengawasi mereka sejak tadi. Orang itu adalah orang yang dibayar oleh Joe untuk membunuh Nattarin dan Perth.

Orang itu segera mengikuti kemana Nattarin dan Perth melangkah. Perth yang menyadari ada yang mengikuti mereka, segera menyuruh Nattarin untuk menuju ke tempat yang ramai. Nattarin pun mendorong Perth ke pasar yang kebetulan sangat ramai karena akan ada perayaan besar. Nattarin yang sudah lelah membawa Perth menuju sebuah warung untuk sekedar minum.

"Nat, aku rasa orang itu sudah pergi. Ayo kita cari kakak." ucap Perth.

"Iya tuan. Ayo." jawab Nattarin segera mendorong kursi roda Perth keluar dari warung tersebut.

Perth pun mengarahkan Nattarin untuk segera keluar dari pasar tersebut menuju ke sebuah gedung yang tampaknya berdiri dengan sangat gagah. Gedung itu ialah gedung kantor milik Bryan. Nattarin yang sangat senang itu langsung mendorong kursi roda Perth menuju gedung tersebut. Tapi kesenangan mereka tidak lama karena mereka kembali dihadang oleh pengawal Bryan yang hendak menghabisi Nattarin dan Perth.

Nattarin pun lari mendorong kursi roda Perth. Tapi kali ini ke basement dimana Bryan memarkirkan mobilnya. Mereka pun berencana menunggu Bryan di basement dengan menyusuri lantai demi lantai, tapi Bryan tidak kunjung menampakkan batang hidungnya.

"Nattarin, berhenti!!" pinta Perth.

"Ada apa tuan?" tanya Kana.

"Lihat mobil hitam itu. Aku yakin itu mobil kakak. Dorong aku kesana untuk melihat lebih jelas." jawab Perth.

"Baik tuan." ucap Nattarin sambil mendorong kursi roda Perth menuju mobil yang dimaksud Perth.

"Benar. Itu memang mobil kakak. Kita tunggu kakak disini." pinta Perth.

"Tuan, apa tuan yakin kalo mobil itu mobil yang dinaiki tuan Bryan?" tanya Nattarin.

"Aku yakin kalo mobil ini mobil kakak. Kenapa Nat bertanya seperti itu?" tanya Perth kembali.

"Kana takut bukan tuan Bryan yang berada di mobil itu. Tapi hanya supir aja yang berada di mobil tersebut." jawab Nattarin.

"Kalo begitu kita tunggu saja kakak disini." pinta Perth.

"Bagaimana kalo kita langsung maauk ke kantor tuan Bryan saja? Mumpung kita sudah disini dan tidak ada pengawal yang menghalangi kita." saran Nattarin.

"Ide yang bagus. yuk." ucap Perth.

Nattarin pun mendorong kursi roda Perth menuju lift yang ada di basement dan menekan lantai 20 yang merupakan ruangan Bryan yang juga merupakan rooftop. Saat lift terbuka tidak ada seorang pun dan Perth meminta agar didorong menuju ruangan Brya yang ternyata dia berada didalam & menyambut hangat Perth dengan pelukan.

"Bagaimana? Apa Nat lolos tes?" tanya Perth pada Bryan.

"Bravo. Aku menyukainya." jawab Bryan sambil memberikan jempol pada Nattarin.

"Sudah kukatakan kalo Nat bisa dipercayai dan bukanlah bagian dari jo cs." ujar Perth sambil berdiri dari kursi rodanya.

"Tu .. tuan Perth ... i-ini..."

"Iya Nat. Ini hanya sandiwara untuk membongkar kebusukan Joe. Jadi aku berpura-pura cacat. Siapa sangka malah Nat kebawa-bawa. Nat, khap khun atas perlindunganmu." ujar Perth.

"Nat, sampai dirumah aku akan menjelaskan semuanya padamu" ucap Bryan yang disertai anggukan Nattarin.

Mereka pun berjalan menuju basement dan ternyata orang suruhan dari Joe sudah mengetahui sandiwara yang dibuat Perth. Langsung saja orang suruhan Joe tersebut mengambil pistol dan diarahkan pada Perth, yang kemudian Kana memberikan tubuhnya untuk melindungi Perth. Kana pun roboh di pelukan Mew.

Next chapter