webnovel

ketindihan

kisah ini menceritakan tentang ayu seorang anak perempuan berumur 18 tahun yang memiliki sebuah kemampuan yang berhubungan dengan hal-hal gaib. meskipun begitu ayu tetap menjalani kehidupannya layaknya orang normal hingga suatu hari ia dan teman-temannya berlibur di sebuah pulau dan menginap di sebuah rumah tua yang kuno.

ainunchochopie · Sci-fi
Not enough ratings
4 Chs

prolog

namaku ayu. ayu widya Ningrum. orang rumah biasanya memanggilku dengan panggilan ning. tapi, teman-teman lebih suka memanggilku dengan sebutan ayu. kata mereka karena lebih sesuai dengan penampilanku.

sejak kecil aku berbeda dari yang lain. aku tidak sama dengan anak-anak kebanyakan. saat mereka lebih senang untuk bermain di luar aku lebih senang berada di rumah di dekat nenek, karena hanya neneklah yang tahu kondisiku.

tapi, setelah masuk sd, aku memiliki lebih banyak teman dan tidak mungkin aku mengabaikan mereka begitu saja. jadi, akhirnya aku memutuskan untuk mencoba hidup layaknya orang normal. meski awalnya sulit, karena terkadang mereka begitu mirip dengan yang hidup sampai aku sulit untuk membedakannya. tapi untungnya, nenek mengajariku cara untuk membedakan mereka.

6 tahun aku belajar banyak dari nenek tentang mereka. kata nenek, gak semua jenis mereka itu jahat tapi gak sedikit juga yang gak baik. berkat nenek, aku juga bisa membentengi diriku dari mereka, kata nenek untuk berjaga-jaga, kalau suatu hari terjadi sesuatu yang tidak di inginkan.

aku begitu menyayangi nenek, karena mungkin hanya neneklah yang mengerti keadaanku. mama dan papa tidak pernah menanggapi serius dengan apa yang ku ceritakan saat aku ketakutan melihat bentuk mereka yang menyeramkan. dan akhirnya aku memutuskan untuk tidak bercerita pada mama dan papa lagi tentang apapun yang berkaitan dengan mereka yang tak hidup.

selain nenek, kakak juga sedikit memahami keadaanku. meski sulit untuknya percaya, tapi setidaknya kakak tidak mengabaikanku saat aku bercerita tentang mereka.

9 tahun berlalu. semua berjalan ala kadarnya. sampai hari itu datang. hari di mana semuanya di mulai.

hari itu. ana memberitahuku bahwa anak kelas tiga smp tunas harapan mengadakan acara untuk merayakan kelulusan kami.

"yu, udah tahu belum?"

"tahu apa na? tahu kamu jadian sama angga apa nggak?" jawabku menggoda ana.

"ih... apa-apaan sih kamu yu..., kamu kan yang diam-diam nguping sama nina waktu di taman kemarin?" tanya ana menyelidik.

"hehe.... tahu aja kamu na. maaf ya, abisnya aku sama nina gregetan sama kalian berdua. udah dari kelas satu saling suka kok masih gitu-gitu aja hubungannya." ucapku membela diri.

"jadi kamu udah tahu belum kalau anak kelas tiga ngadain acara buat ngerayain kelulusan?"

"belum tahu tuh. emangnya beneran? kapan?" tanyaku sambil menuangkan air minum dan mengambil sebungkus keripik ubi yang sudah di siapkan di setiap meja kantin.

"kayaknya sih beneran. tapi kapan diadakannya itu masih di rundingkan. ini, ketua kelas lagi musyawarah sama ketua kelas 3 yang lain sama pak kepala sekolah juga. oh iya aku lupa, ide ini dari ketua kelas lo..., sebenarnya bukan ketua kelas sih yang punya ide ini pertama kali. awalnya si kelvin yang ngusulin, tapi karena gak ada yang ngerespond akhirnya dia bilang ke ketua kelas terus ketua kelas setuju deh dan ajaibnya saat ketua kelas yang bilang ke semua orang, mereka setuju semua... emang ya, ketua kelas itu punya karisma yang luar biasa. udah ganteng, tinggi badannya kayak idol, baik terus kaya lagi. duh..., sempurna deh..." ucap ana melantur keman-mana.

"inget lo na..., udah punya angga. nanti kalau dia denger marah gimana?" ucapku mencoba memberi saran, tapi aku justru terpojokan dengan kata-kata itu.

"iya-iya..., yang punya cemburu. cie-cie..., udah sampai mana hubungannya?"

"apaan sih na, aku gak paham sama yang kamu tanyain. emang ada hubungan apa aku sama dia?"

"santai lah yu, kok tegang amat. bukannya ketua kelas suka sama kamu ya? dan bukannya kamu juga suka sama dia? kalian kan ketua dan wakil, sering rundingan bareng jadi sering ngobrol dong. lagian kayaknya ya yu, ketua itu kalau lihat kamu gak bisa kalau gak senyum." ana justru semakin menggodaku saat aku menjawab ala kadarnya.

"udah ah..., kita balik ke kelas yuk. kasihan si nina kita tinggal sendirian. lagian, bentar lagi juga masuk kelas."

Saat kami tiba di kelas, suasana sudah menjadi sangat ramai dan membingungkan untuk kami. Tiba-tiba nina menghampiri kami dan berkata

"kita bakal liburan. Asyik kan?"

"kemana nin?" tanya ana antusias.

"ke pulau jaya. Kita bakal kepulau jaya yang terkenal keindahan lautnya itu na" jawa nina kegirangan.

"wah... hebat, ini pasti karena ketua kelas kan?"

"iya na, semua ini berkat ketua kelas"

Dari tempatku berdiri aku melihat ke arahnya yang sedang di kerumuni banyak anak perempuan. Saat dia melihat ke arahku akupun tersenyum padanya dan dia membalas senyumanku itu.

"cie...cie... lagi senyum-senyuman sama siapa kamu yu?" tanya nina yang menyadari kelakuanku itu.

"oh...sama ketua kelas toh..." tambah nina setelah mencari cari.

"cie-cie.." ucap ana menambahkan.

"udah lah, kalian berdua tuh jangan terus-terusan menggodaku. Lebih baik sekarang kita itu mikir, apa aja yang harus kita bawa." Ucapku mencoba untuk mengalihkan topik pembicaraan.

"bener juga kamu yu, tapi kapan sih acaranya nin?"

"mmm, kayaknya kurang lebih satu minggu lagi deh na" jawab nina setelah berpikir untuk mengingat.

"yes! Satu minggu lagi kita bakal liburan...asyik..." kali ini ana yang terlihat begitu kegirangan.

"eits. Jangan lupa, meskipun ini adalah rangka untuk merayakan kelulusan kita bukan berarti gak ada kegiatan dari sekolah ya..." tiba-tiba seseoarang menambahi informasi itu.

"raka? Sejak kapan kamu disini?" tanyaku pada raka yang tiba-tiba datang menghampiri kami.

"eh...ketua kelas toh. Kami tinggal dulu ya yu, tiba-tiba ada urusan mendadak. Nanti kasih tahu kita ya informasinya. Bye-bye..." tiba-tiba ana mengajak nina untuk pergi dengan alasan yang aku tahu itu tidak benar.

"kayaknya teman-temanmu pada sibuk semua ya yu..." ucap raka sambil duduk di kursi depanku.

"hehe... gak juga kok ka. Mereka emang sering kayak gitu." Jawabku kebingungan. Mana mungkin aku mengatakan kalau ana dan nina memang sengaja meninggalkan kami supaya kami bisa berduaan. Benar-benar hal yang gila.

"jadi, kamu ikut pergi gak?"

"mmm, kayaknya sih ikut ka. Apalagi nina sama ana kayaknya antusias banget. Meski aku gak yakin bakal di kasih izin apa nggak sama mama papa" jawabku sambil membereskan buku-buku pelajaran.

"oh gitu. Oh iya, mengenai jadwal kegiatan nanti aku minta tolong kamu ya buat ngeprint."

"ok ka. Gak usah sungkan-sungkan."

"ya udah. Aku pergi dulu ya. Semoga kamu bisa ikut. Karena rasanya pasti akan beda kalau kamu gak ikut.bye."

Aku terdiam setelah mendengar kata-kata terahir dari raka. Apa maksdunya.

Sesampainya di rumah. Aku memberitahukan hal ini pada mama dan papa. Dan syukurlah mereka setuju. Aku-pun memutuskan untuk memberitahukan hal itu pada ana dan nina melalui chat. Seperti dugaanku, mereka sangat senang mendengarnya.

Setelah itu, aku mencar tahu mengenai pulau yang bernama pulau jaya itu melalui kookle. Banyak sekali artikel yang menuliskan keindahan pulau itu.tapi tak sedikir juga yang menuliskan hal-hal gaib yang terjadi di sana. Kemudian tanpa aku sadari, aku membuka sebuah situs dimana di sana tertulis sesuatu yang tidak ingin ku ketahui. Tiba-tiba perasaanku berubah menjadi tidak enak dan ketakutan. Aku belum pernah merasa se takut itu sebelumnya. Dalam hati-ku, aku bertanya

"ada apa ini sebenarnya?"

Terima kasih buat kalian semua yang sudah membaca cerita ini. untuk membaca ceritaku yang lainnya kalian bisa menemukanku di NovelMe dengan nama pena"ainunchochopie" dengan 5 judul buku baru yang tentunya akan menemani hari kalian. Terima kasih

https://share.novelme.id/starShare.html?novelId=25060&chapterId=586410

terimakasih untuk siapapun yang menyempatkan dirinya membaca hasil karya saya ini. dan mohon dukungannya supaya saya lebih bersemangat lagi untuk berkarya bersama webnovel dan saya harap para pembaca berkenan untuk memberikan saya saran sebagai penulis pemula. terimakasih.

ainunchochopiecreators' thoughts