webnovel

Cemas

Gadis itu duduk di depan Aksa dengan anggun meski tak ada senyum di wajahnya. Sofia meletakkan map di atas meja dan membuka-bukanya kemudian dia menyampaikan detail acara pada Aksa tapi hanya sebentar saja Aksa mendengarkan uraian Sofia setelah itu dia hanya tenggelam dalam angan-angannya. Seandainya bibir itu tersenyum tentu dia akan terlihat sangat manis.

Aksa terkejut saat Sofia menanyakan pendapatnya. Gadis di depannya menatapnya tajam.

"Tinggalkan di sini! Aku akan mempelajarinya dulu," katanya cuek.

Sofia hanya menatapnya tajam, dalam hati dia jengkel karena Aksa telah membuang waktunya yang berharga hanya untuk membicarakan proyek launching produk yand sudah jadi tetapi cowok bahkan sama sekali tak mendengarkannya, Sofia tidak menunjukkan kejengkelannya pada Aksa, dia tetap dengan wajah datarnya pamit dari keluar dari pintu ruangan Aksa. Sofia kembali ke ruangannya melewati beberapa karyawan yang menyapanya dengan enggan karena Sofia tak akan membalas sapaan mereka.

Di kantornya Aksa segera menyuruh Devan menerangkan kembali, kali ini dia mendengarkan sungguh-sungguh karena tak mau gadis itu akan mencibirnya. Setelah paham betul dengan semua yang diuraikan Devan.

Setelah itu Aksa disibukkan dengan setumpuk dokumen lainnya untungnya ada Devan yang membantunya menganalisa dan membuat keputusan pada setiap dokumen di depannya. Tatapan tajam Sofia membuatnya merasa cukup terintimidasi.

Setelah mengerjakan separuh dokumen yang ada di mejanya Aksa merasa bosan, dia kembali membuka game online di komputernya dan memainkannya. Devan hanya geleng-geleng kepala.

"Kalau kamu malas-malasan begitu nanti kamu bisa dijatuhkan bu Sofia, dia orang yang kritis."

Aksa tak menggubris perkataan Devan, dia hanya fokus pada tokoh yang dimainkannya. Kalau bisa memilih, dia lebih suka menjadi model daripada harus memimpin perusahaan.

***

Malam ini acara launching produk kosmetik Arabella disiarkan secara langsung di salah satu stasiun televisi nasional. Acara berlangsung dengan meriah dan lancar. Para model dan pengisi acara begitu all out dalam melakukan tugas mereka di atas panggung. Aksa melihat Sofia tersenyum puas meski hanya sekilas saat melihat penampilan mereka. Meski hanya sebentar dia tahu senyuman Sofia sangat manis.

Aksa segera mengenyahkan pikirannya tentang Sofia, dia tak tahu kenapa gadis muka datar itu selalu memenuhi pikirannya. Padahal kalau mau jujur banyak gadis cantik dan berpakaian seksi di kantornya, mereka bahkan berebut menarik perhatiannya apalagi dengan latar belakangnya sebagai model yang cukup terkenal membuat mereka terang-terangan menunjukkan ketertarikan mereka padanya. Dia bahkan mendengar dari Devan kalau ada Aksa fans club di kantor mereka.

Aksa tersenyum puas melihat keseluruhan acara berlangsung dengan sukses apalagi sudah ada beberapa rekanan yang sudah menandatangi kontrak kerja sama. dengan mereka, dia segera menyalami Sofia yang satu meja dengannya dan mengucap terima kasih tapi gadis hanya mengangguk dengan ekspresi datarnya. Aksa mencoba menekan rasa kecewanya, gadis ini memang berbeda dengan gadis lainnya. Dia sama sekali tak terpesona pada ketampanannya. Sebagai seorang model yang terkenal Aksa memiliki banyak sekali penggemar terutama perempuan yang selalu mengelu-elukan dan mendambakannya. Aksa bisa melihat para karyawan perempuan di kantor yang dipimpinnya berusaha menarik perhatiannya baik itu yang masih lajang maupun yang sudah punya pasangan.

Tiba-tiba Ponsel Sofia berbunyi, dia segera menjauh dan mengangkatnya, itu adalah telepon dari asisten rumah tangganya yang memberitahu kalau ibu masuk rumah sakit lagi. Setelah menyudahi panggilan teleponnya, Sofia kembali ke mejanya untuk berpamitan pada Aksa dan dengan bergegas segera meninggalkan tempat itu. Aksa menjadi penasaran apa yang membuat gadis itu buru-buru karena itu dia segera meminta Devan agar menutup acara ini sementara dia segera meninggalkan ruangan itu dan membuntuti Sofia ke tempat parkir. Aksa melihat Sofia mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi, Aksa segera membuntutinya dari jarak yang aman dan menemukan Sofia memasuki sebuah rumah sakit. Aksa memarkir mobilnya agak jauh dari mobil Sofia dilihatnya gadis itu keluar dari mobil dengan wajah cemas dan bergegas menuju IGD.

Siapa yang sakit? tanya Aksa dalam hati, Aksa tak tahu mengapa dia merasa sangat ingin tahu segala sesuatu tentang Sofia. Tanpa sadar dia melangkahkan kakinya ke IGD dan karena dia dia tidak memperhatika jalan dia bertubrukan dengan seseorang.

"Aksa!"

"Eh, Carol?"

Carol yang mengenakan jas dokter adalah salah satu sahabatnya sesama model. Carol tertawa melihat Aksa yang tampak kebingungan.

***