"Ke.. kenapa Anda bertanya seperti itu? Apakah setelah ini Anda ingin membunuh ibuku?" Dengan suara begitu gugup Liana memberanikan diri untuk mengutarakan tanya.
Tuan Adyasta yang mendengar itu beberapa kali mengerjapkan matanya. Sementara Bara sontak menarik salah satu sudut bibirnya ke atas. Berbeda dengan itu, Nyonya Almira justru menggelegar tawa.
"Kenapa kamu menanyakan hal seperti itu? Apakah wajahku ini terlihat seperti mesin pembunuh?" ujarnya masih dengan senyum yang begitu mengembang dengan tatapan mata yang seperti langsung ingin menghunus jantung Liana.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com