webnovel

Ketika Dia Pergi Sebentar

Ini bukan kisah laki-laki yang tampan dan juga kaya raya. Dengan wajah yang jelek, dan tidak mempunyai banyak uang tetapi Prasetyo juga ingin merasakan rasanya di cintai dan mencintai seseorang, bagaimana Prasetyo mendapatkan cewek yang bisa menerima wajah buruk rupanya? Prasetyo merupakan seseorang yang sudah bekerja di sebuah Perusahaan yang cukup besar, ia di sana juga sudah bekerja cukup lama. Bekerja dengan sistem shift cukup menguntungkan bagi Prsetyo sendiri. Uang demi uang ia sisihkan untuk biaya pernikahannya yang akan terjadi sekitar beberapa tahun lagi. Namun, ketika mendekati acara pernikahannya, ia bertemu dengan seorang perempuan yang bekerja dengannya atau bisa di sebut partner kerjanya. Mengerjakan pekerjaan bersama, istirahat bersama, dan sudah sering menghabiskan waktu bersama juga dalam waktu yang cukup lama. Sampai pada akhirnya sempat di tegur oleh bosnya, apa yang akan di lakukan mereka berdua? Apakah yang harus di lakukan Prasetyo dalam masalah ini? Apakah akan tetap melaksanakan pernikahannya yang sudah di rencanakan jauh-jauh hari dengan kekasihnya yang bernama Devi atau malah memilih bersenang-senang dengan partner kerjanya yang bernama Mei? Ini juga bukan tentang kisah percintaan saja, tapi juga memberikan pembelajaran tentang dunia kerja yang sangat keras dan licik.

Ervantr · Realistic
Not enough ratings
279 Chs

Tahanan

"Ya sudah, kita bantu siapin barang-barang lo ya." Nana inisiatif untuk menyiapkan barang-barang yang perlu dibawa Rendra. Mulai dari baju, perlengkapan mandi, sama obat-obatan Rendra. Kalau yang lain masih ada di kamar kosannya, belum dipindahkan oleh Rendra.

Jevano dan Nana mengantarkan Rendra ke kosan, sekalian mengantarkan Haekal juga. Setibanya di kosan, Jevano dan Nana juga ikut masuk ke dalam kosan meskipun hanya sampai ruang tamu.

"Kalau ada telpon dari nomor tak dikenal, jangan diangkat." Jevano mengingatkan Rendra.

"Gue pamit dulu, yuk Na. Besok kita kesini lagi."

"Maneh istirahat, gak usaha pikir yang macam-macam." Nana segera pamit habis itu, menyusul Jevano.

Rendra salaman sama Rani dan Razaaq. Ekspresinya masih kelihatan sedih, belum berubah sejak tadi. Setelah salam, dia langsung ke kamarnya. Tidak ada niatan untuk berbasa-basi sekarang, pikirannya lagi kacau banget.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com