webnovel

Ketika Dia Pergi Sebentar

Ini bukan kisah laki-laki yang tampan dan juga kaya raya. Dengan wajah yang jelek, dan tidak mempunyai banyak uang tetapi Prasetyo juga ingin merasakan rasanya di cintai dan mencintai seseorang, bagaimana Prasetyo mendapatkan cewek yang bisa menerima wajah buruk rupanya? Prasetyo merupakan seseorang yang sudah bekerja di sebuah Perusahaan yang cukup besar, ia di sana juga sudah bekerja cukup lama. Bekerja dengan sistem shift cukup menguntungkan bagi Prsetyo sendiri. Uang demi uang ia sisihkan untuk biaya pernikahannya yang akan terjadi sekitar beberapa tahun lagi. Namun, ketika mendekati acara pernikahannya, ia bertemu dengan seorang perempuan yang bekerja dengannya atau bisa di sebut partner kerjanya. Mengerjakan pekerjaan bersama, istirahat bersama, dan sudah sering menghabiskan waktu bersama juga dalam waktu yang cukup lama. Sampai pada akhirnya sempat di tegur oleh bosnya, apa yang akan di lakukan mereka berdua? Apakah yang harus di lakukan Prasetyo dalam masalah ini? Apakah akan tetap melaksanakan pernikahannya yang sudah di rencanakan jauh-jauh hari dengan kekasihnya yang bernama Devi atau malah memilih bersenang-senang dengan partner kerjanya yang bernama Mei? Ini juga bukan tentang kisah percintaan saja, tapi juga memberikan pembelajaran tentang dunia kerja yang sangat keras dan licik.

Ervantr · Realistic
Not enough ratings
279 Chs

Air Mata

Avin berniat untuk pulang, saat ia menuju parkiran mendengar ada suara ribut di koridor dekat parkiran. Merasa penasaran akhirnya ia melangkah menuju koridor.

Betapa terkejutnya Avin saat melihat Zelsa menangis tersendu-sendu sambil berteriak histeris. Sedangkan Dena yang sibuk memukul Radit dengan membabi buta.

Avin mendekati Zelsa dan menarik gadis itu dalam dekapannya. Zelsa terlihat begitu rapuh. Saat dalam dekapan Avin tangisnya semakin menjadi.

"Kak, antar Zelsa pulang! Biar bajingan ini gua yang urus," interupsi Dena dengan napas terengah-engah. Serta Radit yang sudah tersungkur di lantai dengan wajah babak belur.

Tanpa menunggu Avin membopong Zelsa dan membawanya pergi, karena Zelsa menangis terus menerus membuat ia sampai kehilangan kesadaran.

"Zelsa, Zel bangun Zel," panggil Avin sambil menepuk-nepuk pipi Zelsa.

Avin panik saat Zelsa pingsan. Ia mencoba tenang dan berpikir. Hingga ia memutuskan membawa Zelsa pulang ke rumahnya.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com