53 Marah

"Kenapa kamu tidak bisa menyukaiku? apa kurangnya aku? aku Ceo perusahaan besar, tampan, memiliki rumah dan kendaraan mewah semua wanita bermimpi untuk berada dalam pelukanku, apa kamu tidak normal?" tanya Lion.

"Aku memang tidak normal karena masih mau bicara dengan bebek idiot sepertimu" jawaban Nana terdengar begitu pedas dan seketika itu ekspresi Lion menjadi buas.

Nana memalingkan wajahnya dari Lion dan bergegas membuka pintu mobil namun sebelum itu Nana tanpa takut berbalik menatap Lion yang kesetanan.

"Aku selalu berharap di balik perlakuan kasarmu tersisa sedikit kelembutan, tapi ternyata aku salah dan jangan khawatir aku akan menyelesaikan perjanjian kita dengan baik setelah itu aku akan kembali ke Indonesia dan kita tidak akan pernah bertemu lagi" ucap Nana.

Setelah itu Nana berbalik dan mencoba keluar dari mobil Lion tapi pintunya terkunci. Nana berbalik melirik Lion lagi seraya berkata, "Buka pintu nya !"

Tatapan Lion semakin buas, setan dalam dirinya benar-benar berhasil mengusai jiwanya. Secepat kilat Lion mencekik leher Nana dengan tatapan buas. Nana kesulitan bernafas dan berusaha melepaskan tangan Lion dari lehernya.

"Wanita ular kamu sudah melewati batas, aku sudah memberikanmu hati tapi kamu minta jantung, aku peringatkan padamu, aku ini Kim Lion yang dalam sejarah hidupnya tidak pernah ada yang berani menolak dan menentangku, dan satu hal lagi yang perlu kamu ingat kalau aku bisa membuatmu jatuh cinta padaku dan memohon pelukanku" ucap Lion dengan nada tinggi.

Suara Nana tidak bisa keluar, karena Lion semakin erat mencekik lehernya.

Nana semakin kesakitan, air matanya mengalir deras. Dia tidak menyangka kalau Lion bisa sekasar ini padanya.

Nana mencoba menarik tangan Lion dengan kuat dan mengeluarkan suaranya susah payah lalu berkata, "Li..Li..Lion kamu a..a. akan membunuhku, leherku sakit!"

Lion tidak perduli dengan apa yang di katakan Nana, dia malah semakin mengencangkan cengkeraman tanganya.

"Ini karena kamu sudah berani melukai harga diriku" kata Lion.

Bola api benar-benar membara di dalam mata Lion. Mendengar perkataan Lion Nana berhenti meronta-ronta, dia menatap Lion seraya berkata, "Ji...ji.ka mem...bunuhku bi..sa membu..atmu puas ma..aa.. ka lakukanlah Lion!"

Tatapan Lion melunak ketika melihat air mata Nana jatuh berurai, ada rasa menyesal dalam hatinya, tapi sebelum dia melepas cengkeraman tanganya tiba-tiba ada suara keras dari luar yang mengetuk-ngetuk pintu mobilnya, Lion Langsung melihat orang yang mengetuk pintunya.

"Park Jeha kamu lagi" ucap Lion sambil menggertakan giginya. Nana langsung melirik ke luar jendela, segera dia mengambil kesempatan dan mengetuk-ngetuk pintu dengan tangan kirinya.

"Je jee jehha tolong aku! " panggil Nana dengan susah payah.

"Diam!" ucap Lion. Setelah itu dia kembali mengencangkan cengkeraman tangannya.

Nana semakin kesakitan dan susah bernafas, dari luar Jeha semakin marah ketika lampu mobil lainya menyorot kearah mobil Lion sehingga Jeha bisa melihat Lion mencekik Nana.

Malam hari yang cukup terang oleh sinar rembulan dan lampu jalanan. Jeha tidak perduli apapun dia berteriak sekeras-kerasnya.

"Lion brengsek buka pintunya, jangan kamu coba menyakiti Nana, kalau kamu tidak mau buka maka jangan salahkan aku jika mobil mewahmu ini aku rusak"

Setelah mengatakan itu, Jeha mengambil tongkat bisbol yang ada di mobilnya, segera setelah itu dia kembali menuju mobil Lion, dengan kuat dia memukul kaca mobil Lion tanpa perduli banyak orang yang berlalu lalang melihatnya.

Ekspresi Lion menjadi gelap melihat perbuatan Jeha, dia melepas Nana dan segera keluar dari mobilnya.

"Akhirnya kamu keluar juga, tidak aku sangka kalau seorang Lion takut mobilnya rusak "Jeha mencoba memancing amarah Lion secara dia tau betul watak Lion.

Jelaslah Jeha tau betul watak Lion secara mereka SMA di tempat yang sama dan di juluki dua pangeran sekolah, akan tetapi mereka tidak pernah akur dan keduanya sering masuk BP karena berantem.

Kalau bukan karena kecerdasan otak dan pengaruh keluarga mereka mungkin pihak sekolah tidak akan meloloskan mereka dari hukuman.

"Aku bisa membantumu untuk merusak mobil ini" setelah mengatakan itu Lion mengambil besi yang seperti tongkat bisbol dan dengan cepat dia memukul bagian depan mobilnya.

"Aaa... aaa.. Lion apa yang kamu lakukan?" Nana ketakutan setengah mati karena dia masih di dalam mobil.

Melihat apa yang di lakukan Lion, dengan cepat Jeha membantu Nana keluar dari mobil Lion.

"Kamu tidak apa-apa? " tanya Jeha sambil menopang tubuh Nana yang lemah.

Nana mengatur napasnya dan berusaha mengeluarkan suaranya sambil memegang lehernya yang memar.

"Ti ti tidak, a aa ku baik, to to long bawa aku pergi dari sini! "

Jeha mengangguk dan segera membawa Nana menuju mobilnya. "Kamu tidak bisa membawa calon istriku pergi !" Lion menghalangi langkah Nana dan Jeha.

Jeha menatap tajam ke arah Lion. "Kamu gila Lion, bagaimana mungkin seorang calon suami menyakiti calon istrinya, kamu bukan manusia karena kamu tidak punya hati dan belas kasih pada wanita"

"Kamu tidak perlu menceramahiku, jika kamu ingin membawa wanita ini maka kamu harus langkahi mayatku dulu !" Lion mengulurkan tangannya menantang Jeha.

Jeha yang kasihan melihat Nana yang lemah, tidak mau buang-buang waktu segera setelah itu dia membawa Nana ke pinggir dan membantunya duduk.

Nana mencoba mencegah Jeha ketika dia melihat Jeha menerima tantangan Lion.

avataravatar
Next chapter