40 Gadis Ular

Setelah itu Nana siap-siap untuk berangkat, namun yang tidak di duganya kalau Jeha sudah menunggunya di depan rumah.

"Jeha kamu ngapain di sini? " tanya Nana bingung.

Jeha membuka pintu belakang.

"Mau ngapain lagi kalau bukan menjemput tuan Putri, silahkan masuk he".

Nana tersipu malu dengan perlakuan Jeha, dia benar-benar terpesona dengan senyum manis dan lesung pipit Jeha ketika dia sedang tersenyum.

"Terimakasih Pangeran, dengan senang hati saya akan naik." kata Nana dengan senyum yang merekah, namun ketika dia hendak masuk, tiba-tiba tangan besar menarik tangannya, Jeha pun terkejut melihat Lion.

"Lion apa yang kamu lakukan lepasin aku" kata Nana mencoba melepaskan tangannya dari genggaman Lion.

Ekspesi Jeha menjadi gelap. "Kim Lion senang kita bisa bertemu di sini" Lion tersenyum pahit.

"Senang juga bisa bertemu dengan tuan Park Jeha calon penerus IT Grup"

Jeha tersenyum pahit mendengar perkataan Lion. "Maaf anda salah tuan Lion, saya itu tidak ada kaitannya dengan IT Grup, itu milik tuan Park dan anak-anaknya".

"Oh..bukankah anda anak tuan Park juga? " Lion menyeringai sengit kearah Jeha.

Ekspresi Jeha semakin gelap. "Baiklah lupakan pembicaraan kita tadi, sekarang saya mohon dengan sangat agar anda mau melepaskan tangan wanita saya, sebelum saya melakukan cara paksa"

Mendengar perkataan Jeha yang mengatakan "Wanita Saya" Nana menjadi terkejut dan semakin tersipu malu, dia berfikir apa maksud Jeha mengatakan itu, sedikitnya Nana merasa senang secara dia mulai suka pada Jeha.

"Wanitamu dari mana? kalau kenyataannya gadis ini adalah calon istri saya!" kata Lion dengan tegas. Jeha dan Nana merasa terkejut mendengar pengakuan Lion, yang kemarin Nana bisa maklum dan membiarkan Lion mengatakan itu, tapi sekarang Nana tidak bisa membiarkannya.

"Jangan percaya, dia hanya asal ngomong aku bukan...." ucap Nana.

Belum sempat Nana menyelesaikan perkataannya, Lion menarik lengan Nana untuk masuk ke mobilnya.

'Kim Lion, ternyata kamu belum juga berubah'. Batin Jeha. Setelah bergumam Jeha kembali masuk ke mobilnya dan meninggalkan kediaman keluarga Kim dengan cepat.

Di dalam mobil, Nana tampak sedih melihat Jeha pergi, setelah itu dia menatap Lion di bangku pengemudi dengan kesal.

"Lion apa yang kamu lakukan?" Nana sangat marah sama Lion, tapi Lion tidak perduli, dia tetap fokus menjalankan mobilnya. Nana merasa frustasi karena di cuekin oleh Lion.

Nana juga merasa khawatir kalau Jeha akan berfikir buruk padanya, segera dia mengirim pesan untuk Jeha.

📩"Maaf untuk hari ini, tolong jangan percaya apa yang dikatakan Lion, aku hanya numpang di rumah orang tuanya jadi dia melakukan itu hannya untuk melindungiku"

Setelah menulis pesan Nana langsung menutup handphonnya, sesekali Lion melirik Nana yang tampak kesal padanya, dia sendiri juga merasa bingung kenapa dia bersikap seperti itu pada Jeha hanya karena Nana.

'Aku tidak menyukai sikap gadis ini, tapi aku juga merasa tidak rela melihatnya bersama Jeha, ini artinya apa?' Batin Lion.

»Kantor Star Magazine«

Sesaat kemudian, mobil Lion berhenti tidak jauh dari kantor Nana. Nana turun tanpa basa basi pada Lion, dan seperti biasa dia meminta Lion untuk menurunkannya jauh dari kantor agar tidak menimbulkan gosip.

'Dasar gadis ular tidak tau terimakasih' Batin Lion seraya menyeringai kearah Nana yang berjalan masuk ke kantornya.

Setelah Nana terlihat memasuki kantor, dengan segera Lion meninggalkan kantor Nana.

»Kantor KI Grup«

Tidak butuh waktu lama, Lion akhirnya sampai di kantor KI Grup dan dengan segera dia masuk keruangannya untuk memeriksa beberapa laporan yang sudah ada di atas mejanya.

Selesai membaca semua dokumen, ekspresi Lion menjadi gelap, Lion murka karena laporan keuangan yang di terimanya tidak sesuai dengan target.

"Atur rapat dengan semua menager dan staf keuangan, segera!" perintah Lion sambil melempar semua dokumen itu di depan Hyun Ae.

Hyun Ae merinding dan segera mengangguk.

"Ya bos akan saya lakukan", Setelah Hyun Ae keluar, Lion berdiri de depan jendela, dia mengingat dengan kesal waktu Nana bersikap begitu lembut pada Jeha, sedangkan padanya Nana begitu jutek dan kasar, apa yang salah? secara dia lebih tampan dari Jeha, dan banyak perempuan yang ingin melemparkan diri ke tubuhnya, tapi Nana malah terus mendorongnya.

'Apakah aku harus bertanya lagi pada si kunyuk bodoh itu? tapi bagaimana kalau dia bilang aku cemburu lagi? aku benar-benar tidak suka dengan perasaan seperti ini,' Batin Lion.

»Ruang Rapat«

Di ruang rapat yang cukup luas itu semua kariyawan yang ada di devisi keuangan merasa tegang dengan tatapan buas Lion. Keringat membanjiri wajah mereka seolah sedang berada di open yang besar tidak terkecuali Hei Ran yang terkenal sebagai kariyawan terbaik di KI Grup.

Hei Ran selalu ingin tampil sempurna dan secerdas mungkin di hadapan Lion, oleh karena itu dia di percaya sebagai menager keuangan di KI Grup tapi situasi sekarang membuatnya khawatir.

Dengan tatapan buas Lion melempar semua laporan ke uangan di atas meja.

"Jelaskan tentang laporan itu padaku " kata Lion.

Hei Ran kaget begitupun kariyawan lainnya, dengan sedikit tegang Hei Ran mengambil laporan diatas meja setelah itu memeriksa laporan ke uangan itu.

"Maafkan saya bos, ini kesalahan saya yang sudah ke colongan dan tidak memeriksa dengan teliti laporan staf saya" ucap Hei Ran setelah selesai memeriksa laporan itu.

Lion menatap Hei Ran dengan sinis. "Siapa yang membuat laporan itu? " Hei Ran dengan ragu menunjuk salah satu stafnya, kemudian Lion mengikuti arah yang di tunjuk oleh Hei Ran.

avataravatar
Next chapter