webnovel

Ketika Cinta Bertahta

Jangan panggil namaku Kaira Larasati kalau aku tidak bisa membuatmu tunduk. Dan jangan panggil namaku Arka Nata witantra jika hal itu sampai terjadi. Dunia ini adalah panggung sandiwara dimana semuanya tersusun rapi. Adegan-adegan yang ada juga bukan tampak seperti sebuah kebetulan melainkan sudah diatur sebelumnya. Ini adalah kisah dimana cinta dan egois berada dalam satu fase, hidup damai Arka mulai terusik saat menemui Kaira waktu itu hingga membuat dirinya susah untuk tidur dengan nyenyak di hari-hari berikutnya. Mampukah Arka melewati setiap harinya bagaikan di dalam neraka itu? Lalu mampukah waktu mengubah semuanya menjadi satu cerita cinta romantis yang di impikan semua orang? Baca kisah mereka untuk mengetahui jawabannya.

pena_baper · Teen
Not enough ratings
260 Chs

Berita Hari Ini

Selamat malam, kembali lagi bersama saya Elsa dalam sekilas info.

Pemirsa, berita hari ini datang dari pengusaha yang terkenal dengan kegigihan nya dalam menjalankan setiap bisnisnya. Siapa lagi kalau bukan Arka Nata Witantra.

Pagi tadi, pengusaha sukses itu datang sendiri menemui kami untuk mengklarifikasi tentang kejadian dari video yang sedang tersebar saat ia memaki seorang wanita di salah satu cafe.

Kabarnya bahwa wanita itu adalah kekasih nya dan sebentar lagi mereka akan melangsungkan pernikahan. Berikut video singkat tentang klarifikasi dari pengusaha Araka Nata Witantra.

"Saya Arka Nata Witantra dengan ini meminta maaf dari hati yang paling dalam tentang video saat saya memaki kekasih saya tempoh hari. Jujur saat itu saya dalam keadaan yang begitu berantakan dan tidak bisa mengontrol diri saya. Saya mengaku salah untuk semua itu dan saya harap dia juga bisa memaafkan kesalahan saya." Ucap Arka

"Apakah hal seperti ini sering terjadi Pak?" Tanya salah satu wartawan yang hadir.

Dengan cepat Arka menggeleng kan kepalanya, "Ini kali pertama kita bertengkar seperti ini. Selama beberapa tahun menjalani hubungan kami tidak pernah terlibat dalam masalah yang cukup menegangkan seperti tempoh hari. Mungkin ini yang namanya cobaan sebelum menikah ya?" Jawab Arka sambil tersenyum setelah mengucapkan kata terakhirnya.

"Menikah?" Semua wartawan itu saling pandang dalam beberapa detik mendengar penuturan dari Arka, "Kapan kalian akan mengadakan pernikahan Pak?" Tanya salah satu Wartawan lagi.

Nampak sebuah senyum terbit dari bibir Arka. "Seminggu lagi kami akan menikah." Jawab Arka

Kaira langsung mematikan layar tv nya yang sedang menyiarkan tentang Arka dan dirinya. Ah entahlah dirinya juga tidak tahu kenapa hari ini semua siaran tv seperti nya sedang berlomba-lomba menyiarkan tentang dirinya dan juga Arka itu.

Kaira memijat pelan pelipisnya menenangkan gejolak di dalam dada. "Ah, bagaimana bisa dalam waktu satu hari dia bisa mengambil alih permainan ini? Tidak! Aku tidak boleh lengah dan kalah. Hanya aku yang boleh memegang kendali dari permainan ini."

Kembali tv itu di hidup kan oleh Kaira, setidaknya ia harus tahu celah untuk menyudutkan Arka kembali.

"Tak Hanya dari pengusaha sukses Arka Nata Witantra saja berita hari ini melainkan dari seorang Galih Pratama Rahadian. Kabarnya bahwa dirinya merupakan puncak dari retaknya hubungan Arka Nata Witantra dan juga kekasihnya. Berikut cuplikan yang berhasil diambil tadi saat mereka sedang makan berdua di sebuah cafe."

Kembali tv itu ditutup oleh Kaira tanpa mendengarkan apa yang dikatakan oleh Galih. Sebuah ide melintas di otak Kaira sehingga membuat dirinya mengembangkan senyumnya.

"Oh jadi ini yang ia maksud bahwa dirinya telah memberikan sebuah surprise tadi pagi? Ah manis sekali laki-laki itu ternyata. Hanya untuk mengatakan akan memberikan surprise aja ia harus repot-repot datang kemari menunggu dengan sangat sabar di depan pintu." Gumam Kaira

"Baik lah Tuan Arka Nata Witantra bagaimana aku akan membalas sebuah kejutan yang telah anda berikan ini. Akan terlihat begitu tidak sopan jika aku tidak membalas surprise yang anda berikan ini. Jadi tunggu dan lihat saja bagaimana semuanya itu berjalan." Sambung Kaira lagi Kaira dengan penuh keyakinan.

Saat sedang asik menerawang jauh tentang bagaimana rencana nya akan berhasil membuat Arka kalah sebuah telepon dari Galih membawa Kaira kembali ke alam sadarnya jtu.

Sebelah alisnya terangkat saat membaca nama Galih sebagai penelpon. "Ada apa dengan dia? Kok tiba-tiba nelpon malam-malam begini?"

Tak ingkn terlalu larut dengan pikirannya yang menerka-nerka itu, Kaira langsung menekan tombol hijau untuk mengangkat telepon dari Galih setelah lama berdering.

"Iya Gal." Jawab Kaira

"Lagi ngapain?" Tanya Galih di seberang sana yang mampu membuat Kaira menjadi bingung.

"Kenapa?"

"Lagi di mana?"

"Kenapa sih Gal? Tunben amat nanya-nanya gituan?"

"Lo hanya jawab tempat lo sekarang aja kok ribet banget sih Kai? Gue lagi serius juga nih kok lo main-main?" Tanya Kaira sinis.

Terdengar suara kekehan kecil dari Kaira sebelum menjawab pertanyaan dari Galih.

"Gue lagi dirumah, kenapa?" Ucap Kaira setelah bisa mengendalikan dirinya.

"Yakin lo dirumah?" Tanya Tian.

Kaira mengangguk kan kepalanya, padahal ia tahu bahwa Galih pun tak akan bisa melihatnya.

"Buruan buka pintu nya,"

Mata Kaira membelalak saat Galih mengatakan itu, tanpa mematikan sambungan telepon Kaira langsung berlari menuju pintu. Tapi sebelum ia membuka Kaira lebih dulu melihat sosok Galih benar atau tidak sedang berada di depan pintu, bukannya apa-apa Galih sering sekali menjahili dirinya itu.

Kaira membuka pintu sambil mengembangkan senyumnya saat ia melihat Galih sedang berdiri di depan pintu rumah nya dengan muka kesal. Seperti nya Galih sudah berada di situ cukup lama.

"Welcome baby." Ucap Kaira

Galih memandang sinis ke arah Kaira. "Ngapain aja sih? dari tadi juga dipanggil."

"Sorry."

Tanpa memperdulikan Kaira, Galih langsung masuk ke dalam rumah kecil milik Kaira itu.

Galih melihat ke arah kasur Kaira dan kemudian ia langsung berjalan ke arah kasur menghempaskan dirinya di kasur yang kurang empuk itu.

Kaira melihat itu hanya bisa menggelengkan kepalanya dan kemudian mendekati dirinya ke arah Galih yang nampaknya sudah terlelap disana.

Seperti nya Galih sedang ada masalah, jika tidak dirinya tak akan pernah seperti ini.

"Kenapa baby?" Tanya Kaira sambil mengelus rambut Galih dengan lembut.

"Hm." Terdengar suara deheman dari Galih membuat Kaira tersenyum dan kemudian pergi menuju dapur.

Kaira membuka kulkas untuk mencari bahan makanan apa saja yang bisa ia olah menjadi makanan. Ia berniat membuat kan Galih makanan.

30 menit berlalu, akhirnya Kaira selesai dengan masakannya yang sederhana. Dari bahan-bahan yang ia punya ia memilih membuat kan Galih sup Ayam kesukaan Galih sejak dulu. Masih ingat di ingatan nya bahwa ia dan Galih selalu berdebat untuk makan ini.

Entahlah rasanya semua tentang dirinya dan juga Galih begitu membekas di ingatan nya. Tak akan bisa ia lupakan masa-masa itu.

Kaira menata hidangan nya di atas meja dan kemudian langsung membangunkan kan Galih.

"Baby bangun." Ucap Kaira sambil menepuk pelan pipi Galih itu.

Entahlah laki-laki itu begitu tampan saat sedang tidur seperti ini. Wajah damai nya begitu menenangkan hati.

Tak membutuhkan waktu lama, Galih bangkit dan langsung menatap Kaira yang sedang tersenyum ke arahnya.

"Ayo makan dulu." Ucap Kaira

"Masak apa?" Tanya Galih

"Sup ayam."

Mendengar sup ayam, Galih langsung beranjak dari tidurnya untuk segera makan. Tiba-tiba saja perutnya kosong saat mendengar sup ayam.

Mereka makan begitu hening, tak ada yang mengeluarkan suara terlebih dahulu. Galih sibuk memakan masakan sup ayam buatan Kaira dengan begitu lahap nya seolah-olah ia tidak makan sejak 3 hari.

Semua itu tak lepas dari pandangan Kaira. Wanita itu tersenyum melihat Galih yang memakan masakannya dengan begitu lahap. Sama kayak biasanya.

"Apa ada masalah?" Tanya Kaira memecahkan keheningan di meja makan.

Galih terdiam mendengar pertanyaan Kaira. Di tatapnya wanita tanpa makeup itu yang sangat kentara sekali wajah cantiknya.

"Dewa kembali Kai." Ucap Galih yang langsung membuat Kaira menegang di tempatnya.