webnovel

Ketika Benci Menjadi Cinta-Azmi Dan Illius

Azmi dan Illius sudh berjodoh sejak kecil sehingga saat di pertemukan kembali oleh waktu disaat keduanya dalam kesalah fahaman. Azmi yang membencinya karena di kira menjadi penyebab kematian dari kedua irang tuanya, Namun sebaliknya rasa cinta yang sudah tersimpan sejak lama membuat Illius bertahan dan menjaganya. akankah mereka bersatu disaat sebuah janji masih belum terpenuhi??

Daoist816470 · Urban
Not enough ratings
10 Chs

Rasa Rindu (2).

"Illius ...hmmm... apa yang kamu lakukan ini di Kantor tolong jangan berbuat melebihi batas Kita belom meresmikan hubungan Kita" Azmi berkata dengan nafas yang terengah Karena ulah Illius.

Sedangkan Illius tidak menghiraukannya dia masih menikmati kegiatan yang di lakukannya mencium dan menghisap bibir sexy Azmi yang Sudah menjadi candunya.

"Sudahlah Sayang Kita nikmati dulu moment ini, jarang jarang Kita bisa berduaan tampa di sibukan dengan pekerjaan" ucap Illius sambil mengeratkan pelukannya di tubuh ramping Azmi.

Dengan ciuman yang Manis itu Azmi tidak bisa menolaknya lagi, dia memberikan balasan atas ciuman tersebut.

Dan merasakan dunia seakan akan melayang diatas awan.

Keduanya larut dengan cumbuan Mesra hingga terdengar ketukan di pintu besar Kantor.

Tok, tok, tok...

Ketukan itu menghentikan cumbuan keduan dan mereka bangkit Dan merapikan keadaannya.

"Masuk..." Illius memberikan perintah untuk Masuk setelah menekan tombol kunci dan kembali ke meja kebesarannya.

Orang yang ada diluar segera membuka pintu yang kokoh itu dan masuk sambil membawa berkas yang hendak dijadikan projek meeting sesaat lagi.

"Pak...semua sudah siap dan anda sudah di tunggu di ruang meeting" ucap Vena salah satu sekretarisnya.

"Oke Kita kesana sekarang. Azmi kamu Bantu Vena membawa copy an itu, kalian ikuti Saya" Illius memberikan perintah.

"Baik Pak..., apa ada lagi yang di pelukan sebelum kesana?" Azmi bertanya.

"Tidak perlu sekarang juga Kita kesana, sudah waktunya memulai rapat Aku tidak suka Ada yang tidak tepat waktu" Illius memberikan penekanan pads kata katanya.

Illius selalu on time dalam segala hal yang menjadikan dia berhasil seperti saat ini.

Ketiganya keluar dari ruangan sang CEO, dengan langkah tegas Illius berjalan di depan dia tidak ingin menunjukan pads siapa pun hubunganya dengan Azmi sebelum menemukan kakak Azmi yang menghilang bertahun tahun yang lalu.

Illius Sudah menemukan titik terang tentang keberadaan Juliano kakak kandung Azmi yang merupakan sahabat masa kecilnya dulu.

Dia harus menepati janjinya dulu untuk mendapatkan restu dari Juliano sebelum menikahi Azmi.

Juliano sendiri sudah lama sekali tidak menginjakkan kakinya di Kota kelahirannya.

Senyum Illius mengembang Karena mendengar Berita dari keberadaan Juliano, dia akan segera menemuinya dan membawa nya ke hadapan Azmi.

Mereka sampai di depan pintu ruang rapat, Illius segera membuka pintu dan masuk, kemudian menempati Kursi kebesarannya.

Semua orang diam terpaku melihat ekspresi Illius yang belum pernah di perlihatkannya sebelumnya.

"Ayo Kita nilai rapatnya sehingga bisa Kita selesaikan dengan cepat dan kalian juga bisa segera pulang, Hari ini Aku memberikan ijin kalian pulang cepat" Illius berucap dengan santai.

"Wah..., baik Pak... Kita segera mulai rapatnya" seorang direktur dari divisi keuangan.

Maka mereka memulai rapat dengan penuh keseriusan agar segera dapat selesai dan mood sang CEO tidak berubah.

Salam waktu dua jam akhirnya semua bisa disekesaikan dengan di tiap bidang atau divisi melaporkan semua hasil kerjanya baik kekurangan dan kelebihannya masing masing secara terperinci.

Sesuai dengan janjinya Illius memberikan mereka Hari ini bekerja hanya sampai jam makan siang saja.

Semua karyawan merasa senang dan bahagia Karena belum pernah mereka mendapatkan jam kerja yang hanya sebentar saja.

"Hari ini Kita beruntung sepertinya Pak CEO Kita sedang senang hatinya sehingga Kita mendapatkan imbasnya, Kira Kira apa ya penyebabnya?" ucap salah seorang karyawan perempuan di divisi pemasaran.

"Aku hugs penasaran seperti kamu tidak biasanya Boss besar berbaik hati seperti ini" yang lainya menyahuti.

"Tapi dipikir pikir sejal kehadiran sekretaris baru itu Pak CEO sikapnya sedikit berubah, jangan jangan ada hubungannya dengan dia?" Lala menaruh curiga dan dia merasa semakin it.