Seperti biasa aku bangun jam 4 pagi, segera aku kedapur memasak makanan untuk sarapan yang sekaligus makan siang. dirumah mungil inilah aku dan papa tinggal.
Rumah yang tersisa dari begitu banyaknya harta papa yang di sita. rumah yang berukuran 13 x 15m tidaklah sebamding dengan rumah yang kami tempati dulu.
dengan ruang tamu yang kecil, kamar tidur 2 buah dan dapur mini. kamar mandi 2 buah, 1 di belakang dekat dapur dan satunya lagi dikamar papa.
aku memilihkannya untuk papa, agar dia tidak repot lagi untuk ke kamar mandi.
disamping rumah ada halaman kecil berukuran 2x 12m kutanami apotik hidup, dan di bagian depan rumah aku hias dengan berbagai macam bunga. awalnya aku sangat alergi dengan tanam menanam, tapi demi kebahagiaan papa...semuanya kulakukan meskipun bertolak belakang dengan keinginanku.
Hari minggu sepeeti ini biasanya papa ku ajak jalan pagi untuk menghirup udara segar.
karena papa selama 6 hari berada di dalam rumah dan aku dikantor, makanya aku berinisiatif setiap libur untuk membawanya keluar rumah. itung itung cuci mata.
Setelah semuanya sudah siap, kami pun pergi ke taman kota...disana banyak muda mudi yang bersepeda, bahkan yang seumuran papa pun banyak. ada yang sekedar meluaskan pemandangan, ada yang sekedar nongkrong di warkop dekat taman kota dan ada yang sekedar jalan pagi...untuk melenturkan otot otot mereka yang sudah mulai kaku karena dimakan usia.
Tiba tiba aku melihat seorang pria bertubuh gendut dengan perut membuncit, kulit hitam dan memakai topi. aku sangat mengenalnya...bahkan papa pun teramat mengenalnya.
darahku tiba tiba memuncak...kukepalkan jari jari tanganku.ingin kutinju wajahnya....
sudahlah...jangan habiskan usiamu dengan dendam yang tak berujung.
ucapan papa sedikit mengagetkanku.
ternyata papa melihat pengkhianat itu....dan dia tau emosiku yang mulai naik.
kami melanjutkan perjalanan...dan menjauh dari pengkhianat itu.
Kami mampir disebuah warung untuk membeli air mineral...setelah berjalan kaki memutar lapangan taman kota papa kehausan dan.menyuruhku untuk iatirahat sebentar dan membeli air.
papa duduk di bangku taman sebelah timur pas dibawah pohon ketapang. setelah membayar air mineral yang kubeli...aku berjalan menuju papa dan duduk disampingnya.
Ada sesuatu yang masih mengganjal dipikiranku...Om john...siapa sebenarnya dia...
Papa tau apa yang ada dipikiranmu yo....kata papa membuka percakapan.
dibukanya penutup air mineral dan...ssruuut...srruuttt...setengah botol air itu sudah beepindah kedalam perutnya.
maksud papa...? tanyaku dengan sedikit bingung.
apakah papa tau jalan pikiranku??
kau penasaran dengan om john kan..?? kata papa sambil tersenyum.
kugaruk kepalaku yang tidak gatal, hehehe...
Om John adalah adik angkat papa...
aku terperanjat Apaaa...??
Iya nak...dia adalah om kamu.
Papa adalah anak tunggal, nenekmu sangat memanjakan papa. sama seperti papa memanjakanmu. karena papa tak punya teman bermain makanya john anak pembantu dirumah sering diajak nenekmu untuk menemani papa.
dan jadilah papa dan om john bersahabat.
kulihat papa menatap langit biru, menggali memory masa lalubyang sudah mulai usang diotaknya.
papa menghela napas panjang dan melanjutkan ceritanya...
papa dan om john selalu bersama, papa telah menganggapnya sebagai saudara...begitu juga dgn nenek dan kakekmu telah menganggap john sebagai anak mereka. tak ada yang dibedakan diantara papa dan john.
Namun setelah SMA John merasa tersaingi oleh papa.
dalam hal pelajaran, papa selalu ranking 1 dan john hanya peringkat 4. dalam olah raga basket pun papa yang selalu diunggulkan. mungkin karena body papa yang tinggi dan atletis sehingga banyak wanita yang memuja muja papa.
tapi papa tak pernah menggubris mereka, papa tak ingin pacaran waktu itu.
dan puncaknya adalah gadis yang bernama Diana...
waktu itu papa sudah kuliah semester 7 dan diana semeater 5. Diana adalah gadis cantik...tapi sedikit genit. dia mendekati papa...dia mencintai papa...tapi papa belum tertarik padanya. disisi lain John pun sangat mencintai diana. tapi diana tak mencintai john.
John sangat marah...dia menunduh papa telah menjelek jelekkannya dihadapan diana.
sampai pada suatu malam, diana ulang tahun yang ke 20. dia mengundang banyak teman kampus.
namun setelah larut malam, acara sudah usai...
hampir semua pulang dalam keadaan mabuk...entah bagaimana asal mulanya sehingga papa tidur sekamar dengan diana.
papa sangat terkejut waktu itu...bahkan sangat ketakutan...
dan sebulan kemudian, diana mengatakan kalau dia sudah tidak datang bulan.
papa bersikeras tak mau bertanggungjawab, karena selain papa takut nenekmu marah, juga papa ragu apakah papa melakukannya atau tidak.
Diana hanya menangis saat itu...
sejak itu papa tak pernah melihat diana lagi....dia menghilang bagai ditelan bumi.
kelihatannya papa menanggung beban yang sangat berat....perasaan rasa bersalahnya pada diana telah membuatnya menderita.
Dua bulan berikutnya, papa berubah pikiran untuk menikahinya...mungkin saja dia benar...papa memamg melakukannya. karena kondisi papa saat itu sedang mabuk sehingga tidak mengingat apa apa.
tapi...setelah sekian lama papa mencari diana, hasilnya nihil. Diana menghilang...