webnovel

Beberapa Orang Mulai Peduli Kepada Amamiya Ryuki (3)

Bel berbunyi, menandakan pelajaran ketujuh telah berakhir, dan waktu pulang pun tiba. Sekolah hari ini pun berakhir di pukul 15:30.

Guru telah meninggalkan kelas dan dilanjutkan dengan murid-murid yang akan pulang atau melanjutkan kegiatan klub.

Hari ini, Rabu, adalah hari di mana aku piket. Karena tadi pagi aku datang hampir telat yang kemungkinan besok juga, maka lebih baik aku langsung melakukan piket hari ini.

Nazuka-san dan Shimizu-san masih berada di kelas. Lebih baik kuberitahukan kalau aku harus melakukan tugas piket sebelum ke Gedung Olahraga. Aku pun beranjak dari kursiku menuju tempat mereka yang kebetulan sedang bersama.

"Nazuka-san, Shimizu-san, aku ada piket, jadi agak telat ke Gedung Olahraga."

"Baiklah…"

"Oke, kami tunggu di sana terus ya."

"Oh iya, jangan lupa bilang ke Shiraishi-san juga."

"Oke…"

Baiklah, sekarang hanya perlu menunggu sebentar lagi hingga semua murid kelas ini keluar. Selagi menunggu mereka keluar, aku mulai mengangkat kursi-kursi ke atas meja agar mudah menyapu lantai nantinya. Tanpa kusadari, mereka yang berada di kelas ini langsung keluar dari kelas ini. Yang tersisa hanyalah anggota piket.

Anggota piket berjumlah lima orang. Kami semua membersihkan kelas ini sebersih mungkin agar bisa menjadi tempat yang nyaman untuk belajar esok hari. Karena kami berlima, tugas piket pun selesai lebih cepat.

Mataku bertemu dengan mata Moriyama-san yang dari tadi sepertinya melihat ke arahku. Sepertinya ada sesuatu yang ingin dikatakannya.

"Ada apa, Moriyama-san?"

"Um, begini, kamu ngga apa-apa, Amamiya-kun?"

"Ah, ngga apa-apa, kok."

"Kamu ngga memaksakan diri, kan?"

"Tentu saja ngga."

"Kalau begitu, syukurlah."

"Um, makasih. Kalau begitu, aku ke Gedung Olahraga dulu. Otsukare, semuanya…"

"Otsukare, Amamiya-kun."

"Otsukare…"

Saatnya ke Gedung Olahraga.

Di lorong saat hendak turun ke lantai satu, aku bertemu dengan Taka. Dia menuju ke arahku sambil berlari. Hei, jangan berlari di lorong.

"Oi Ryuki."

"Yo… ada apa, Taka?"

"Katanya kamu tadi masuk ke UKS."

"Mm, ya benar."

"Kenapa?"

"Cuma ngga enak badan. Sekarang udah baikan."

"Beneran? Sepertinya ngga kelihatan begitu."

"Bener. Aku ke Gedung Olahraga dulu. Sampai jumpa."

"Ngapain ke sana?"

"Bantu klub voli putri latihan."

"Oh iya, kamu anggota klub bantuan, kan? Jangan maksakan dirimu, Ryuki."

"Ya, makasih."

Sekarang saatnya ke Gedung Olahraga. Tidak lupa untuk mengambil sepatu olahraga di loker sepatu. Satu hal yang terlupakan yaitu set pakaian seragam olahraga. Terpaksa hari ini harus memakai seragam sekolah seperti biasa. Blazer sudah kuletakkan duluan di kelas bersamaan dengan tas sebelum keluar tadi.

Seperti biasa, Gedung Olahraga selalu ramai. Karena turnamen sudah dekat, mereka latihan sampai detik terakhir untuk bisa memenangkan turnamen itu. Terlebih lagi turnamen kali ini merupakan turnamen terakhir bagi murid kelas tiga yang masih mengikuti klub sebelum mereka berhenti dan fokus ke ujian masuk perguruan tinggi.

Aku langsung menuju ke lapangan voli tempat anggota klub bola putri latihan. Latihan sepertinya baru saja dimulai. Mereka sedang melakukan servis. Semuanya sudah berada di sini, termasuk Shiraishi-san yang mengenakan pakaian olahraganya.

Aku menuju ke tempat Shiraishi-san yang sedang bersama Taniguchi-san. Mereka berdua menyadari kehadiranku dengan melihat ke arahku. "Maaf telat," kataku kepada mereka.

"Kamu piket, kan, Amamiya-kun?"

"Iya."

"Kalau begitu, ngga apa-apa."

"Mana seragam olahragamu?"

"Aku lupa bawa."

"Jadi, kamu berniat melatih dengan seragam sekolah seperti itu lagi?"

"Ya, mau gimana lagi, Shiraishi-san. Aku lupa bawa seragam olahraga."

"Baiklah, kalau begitu karena kamu sudah datang, mari kita mulai latihan hari ini."

"Ya."

Latihan hari ini pun dimulai. Latihan hari ini tidak jauh berbeda seperti kemarin, hanya saja hari ini aku langsung melihat form mereka dalam melakukan serve, spike, receive, dan block. Jika ada yang salah, maka kuberitahu yang benar sehingga mereka bisa melakukannya dengan sempurna.

Sesekali perhatianku teralihkan dengan kehadiran klub bola voli putra. Level mereka sangat berbeda jika dibandingkan dengan klub putrinya. Mereka ingin bersaing di level nasional, sedangkan yang putri hanya ingin mencari pengalaman. Mungkin aku harus memberi motivasi kepada klub bola voli putri.

"Semuanya, perhatian sebentar."

"Ada apa, Amamiya-kun?" Nazuka-san memasang ekspresi penasaran, begitu juga yang lainnya.

"Kapan turnamennya dimulai?"

"Jumat ini." Nazuka-san yang sebagai kapten menjawabnya.

"Kalian ingin menang?"

"Tentu saja."

"Yang lain, gimana? Kalian mau menang?"

"Kachitai desu-kami ingin menang."

"Kalau begitu, coba lihat permainan tim voli putra. Perhatikan baik-baik. Lihat bagaimana mereka bermain, gaya mereka bermain. Setelah itu, giliran kalian."

"Baiklah, Pelatih Amamiya."

"Sudah kubilang, jangan panggil aku dengan pelatih. Memalukan sekali."

"Tapi kan kamu pelatih untuk hari ini, Amamiya-kun." Shimizu-san meyakinkanku soal itu.

"Baiklah, baiklah…"

Selagi mereka sedang melihat permainan tim voli putra, aku pergi menuju tempat pelatih mereka yang sedang berdiri di pinggir lapangan.

"Maaf Pak Pelatih, bisa bicara sebentar?"

"Ah, iya, ada apa?"

"Saya ingin memberikan gambaran permainan di turnamen nanti. Jadi, bisakah kita lakukan pertandingan antara tim putra lawan tim putri sebentar lagi?"

"Hm… sepertinya kamu sangat ingin membantu mereka, ya…"

"Tentu saja. Walaupun saya bukan pelatih resmi mereka, tapi saya ingin mereka menang di turnamen nanti. Meskipun hanya di pertandingan awal."

"Baiklah. Ayo kita lakukan. 15 menit lagi."

"Terima kasih banyak, Pak Pelatih." Aku membungkuk di hadapannya.

Aku kembali ke tempat tim putri dan memberitahukan mereka tentang ini.

"Eh, kamu serius, Amamiya-kun?" Nazuka-san terkejut.

"Ini demi kalian. Jadi, cobalah untuk menang. Keluarkan seluruh tenaga kalian."

"Baiklah, Pelatih Amamiya. Semuanya, ayo semangat!"

"Ya!!!"

Setelah 15 menit mereka gunakan untuk melihat permainan tim bola voli putra, pertandingan antara tim bola voli putra melawan tim bola voli putri akan dimulai di lapangan voli putri. Aku memilih enam pemain yang paling jago menurutku sebagai pemain utama, tentu saja Shimizu-san dan Nazuka-san termasuk. Setter, Wing Spiker, Middle Blocker, dan Libero, semuanya sudah kupilih.

Pertandingannya hanya dua set karena sudah telat untuk melakukannya sebanyak tiga set. Lagi pula, aku tidak yakin kalau tim putri bisa memenangkan satu set pun.

Seketika pertandingan ini menjadi perhatian utama di Gedung Olahraga. Sepertinya sangat jarang melakukan pertandingan antara tim putra melawan tim putri. Semua orang mulai berkumpul di luar lapangan ini untuk melihat. Rasanya aku menjadi gugup karena dilihat seperti ini. Kali ini aku berdiri di luar lapangan sebagai pelatih tim putri. Tekanan dari luar begitu besar.

Beberapa orang dari klub vola voli putri menjadi wasit garis dan pelatih mereka menjadi wasit utama. Sepertinya mereka memberikan pihak kami sedikit keuntungan. Baiklah, kugunakan keuntungan itu sebaik mungkin.

Pertandingan dimulai saat peluit ditiup oleh wasit dengan servis dari tim putra.