webnovel

Kesatria Mawar

Gulzar Heer, awalnya adalah bayi terbuang yang ditemukan Farzam, panglima tertinggi pasukan Kerajaan Arion di Lembah Kematian. Dia memutuskan merawatnya dan menjadikan Gulzar Heer kesatria terkuat meskipun berjenis kelamin perempuan. Dari kecil, Gulzar Heer dididik dengan keras. Dia bahkan menguasai berbagai teknik berpedang sejak usia sepuluh tahun. Gulzar Heer berteman baik dengan Pangeran Fayruza yang bagaikan malaikat. Dia juga berkali-kali menyelamatkan nyawa Fayruza dari pembunuh bayaran kiriman Pangeran Ardavan. Pangeran pertama itu memang tega membunuh saudara-saudaranya demi kekuasaan. Didikan Farzam membuahkan hasil, Gulzar Heer benar-benar bersinar dan selalu berhasil memenangkan perang. Raja Faryzan sebenarnya ingin mewariskan tahta kepada Pangeran Fayruza yang merakyat, tapi adat turun temurun tidak bisa diubah. Pangeran Ardavan yang serakah dan haus darah harus dinobatkan sebagai putra mahkota. Namun, Pangeran Fayruza sebenarnya malah merasa lega karena dia diam-diam jatuh hati pada Gulzar Heer. Jika menjadi putra mahkota, dia tidak akan bisa menjadikan gadis pujaan hati wanita satu-satunya. Suatu hari, Atashanoush, raja dari Kerajaan Asytar menculik paksa putri kesayangan Raja Faryzan, Putri Arezha. Raja lalim ini terkenal suka mengumpulkan selir untuk disiksa. Perang pun pecah. Apakah Kerajaan Arion berhasil merebut kembali Putri Arezha? Bagaimana dengan kisah cinta Gulzar Heer dan Pangeran Fayruza? Rahasia besar apa yang menunggu Gulzar Heer di Kerajaan Asytar?

Puziyuuri · Fantasy
Not enough ratings
102 Chs

Bagian 62

Tatapan-tatapan tajam seperti ujung pedang yang menodong. Gulzar Heer segera memberi isyarat untuk membentuk formasi. Pangeran Fayruza dan Alizeh mengambil posisi. Mereka bertiga membentuk lingkaran kecil dengan Putri Arezha berada di tengah-tengah. Tanpa benda sihir pemberian Kayvan, nyawa sang putri bisa saja terancam.

Belasan anak panah para pencuri melesat. Gulzar Heer menebaskan pedang untuk mematahkannnya dengan mudah. Sementara Alizeh mencoba menjauhkan dengan embusan angin kencang. Anak-anak panah itu pun tertancap di berbagai tempat, dahan pohon maupun tanah berlumpur.

“Mereka hanya rakyat yang menjadi korban ketidakadilan. Sebisa mungkin kita tidak melukai mereka!” perintah Gulzar Heer.

“Bagaimana caranya? Nyawa kita terancam, Nona Kesatria!” ketus Alizeh yang tampaknya sedikit tidak terima.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com